pada waktu

10 2 0
                                    

waktu mulai berlalu
.
.
.

   Pada akhirnya aku mulai terasa nyaman dan senang, di sini  banyak hal yang aku pelajari, sampai pernah mengikuti lomba Da'i di pondok dan mendapatkan juara satu tingkat nasional, alhamdulillah ibu dan ayah bangga seraya memeluk ku, air mata mulai menetes dengan rasa bahagia.

  Saat itu memang indah, ayah ibu merasa bangga dan bisa melihat beliau bahagia dengan meneteskan air mata. Semua itu karena aku belajar di pondok, dengan sungguh-sungguh. Teman-teman mulai memberikan selamat dengan bahagia, setelah itu, Tania berkata "selamat ya barakallah.. eh jangan lupa teraktirannya" aku menjawab "iya makasih ya, dan tenang aku ngak lupa kok", saat itu aku makan bersama dengan Tania dan  teman sekelas.

   Mereka antusias memberikan selamat kepadaku, memang kesan yang mengesankan tak mungkin bisa hilang begitu saja, sampai akhirnya aku mulai mengikuti lomba-lomba, dan alhamdulillah membawa kejuaraan yang banyak. 

  Lantas suara Tania yang teriak di telingaku membuarkan semua lamunanku, lantas berkata "apa sih tan, ngak tau apa lagi membayangkan?" Tania lantas duduk di depan ku dengan tersenyum " cie... bayangin apa hayo? Cowok ya berarti ada nih yang mau nikah muda" sontak ku berkata " bukan cowok kamu mah, aku tadi membayangkan ngak kerasa ya.. yang dulu ngak betah di pondok, bisa membawa prestasi dan  bisa menyerap ilmu dengan baik".

  Tania mulai tersenyum seraya menjawab "iya alhamdulilah kalau selama ini kamu sudah bisa mempelajari ilmu yang banyak di sini" namun saat itu Tania yang sedang duduk seraya memakan bakso di depanku, tiba-tiba mengejutkan ku seraya  berkata " laila, tau tidak saat kamu lomba tuh ada anak lelaki, melihatmu dari jauh, dia tuh ya ganteng putih hidungnya mancung persis banget kayak orang arab deh" saat itu ku jawab " emang kenapa kalau dia lihat aku?".

   Tania " kamu tuh ya jadi anak ngak peka banget deh, dia tuh menatapku tanpa mengedipkan matanya, dan tatapannya tuh ya keliatan banget kalau naksir kamu" ku jawab "kamu tuh ya.. aku sekarang ngak mikir cowok dulu, aku tuh ingin fokus belajar dulu" Tania menjawab " iya.. iya.. laila"

   Beberapa hari kemudian, jam sudah menunjuk kan pikul sembilan pagi, hari ini  libur dan hari ini aku di pondok bersama teman-teman lagi membereskan kamar setelah itu Mawar temen sekamar ku berkata  "laila kamu dipanggil" ku sontak menjawab "sama siapa?" Mawar  "sama ustadzah Nurul" lantas ku langsung pergi ke ruangan ustadzah telah sampai ku ketuk pintu seraya berkata "assalamualaikum" ustadzah nurul yang ada di ruangannya seraya menjawab "waalaikumsalam laila silahkan masuk"

   langsung saja aku masuk dan duduk di tepi ruangannya ustadzah lantas  berkata "laila ibu miliki kabar gembira untuk kamu kali ini kamu di ikut kan lomba dai' tingkat internasional, tepatnya perlombaan itu di negara arab dan minggu depan kamu akan langsung berangkat" sontak aku kaget dan tersenyum  seraya berkata "apakah ustadzah tidak bercanda" 

  Ustadzah berkata " tidak laila, uztadzah tidak bercanda" senyum ku mulai mengembang dan menjawab " terima kasih ustadzah telah memilih saya" setelah itu aku langsung berpamitan masuk ke kamar, rasanya berbungga-bungga minggu depan aku bisa mengajak ayah dan ibu keluar negri rasanya tak terduga, dan aku harus bisa membanggakan kedua orangtua ku dan pondok yang sudah mengajari ku banyak hal.

   Sesampainya di kamar, teman sekamar heran semua, seraya berkata " tumben lail, senyum-senyum sendiri ada apa hayo naksir cowok ya.. " langsung saja membantah dengan berkata " ngak lah, oh ya aku senyum itu karena aku telah terpilih menjadi peserta lomba da'i internasional di arab" sontak seisi kamar heboh dan memberikan selamat, lalu Tania berkata "kamu harus bisa membanggakan orang yang menyayaimu"

   Ku menjawab " emang siapa?" Tania menjawab " aku lah teman akrabku" ku jawab dengan sewot " ku pikir orangtua ku " ia lantas menyikut lemganku dengan berkata " sudah deh daripada lu debat sama aku, mending cari materi terus di hafalin waktu mu cuman satu minggu"
 
  Benar kata Tania, sampai aku lupa jika belum menghafalkan materi, langsung saja saat itu aku masuk ke ruang komputer milik pondok dan langsung membuka google lantas mencari materi yang aku butuhkan.

Keesokan hari nya aku masuk kuliah dengan Tania yang selalu setia menemani, dan pas sekali saat itu pelajaran pak fatih, oh rasanya teman-teman mulai kembali jatuh cinta pada pandangan pertama, ya terkadang terbiasa dengan hal ini.

  Namun lamunan ku buyar seketika di saat pak fatih ada di depan meja ku lantas kaget dengan berkata " pak fatih!" Seisi kelas menoleh ke arahku susana mulai hening.



Penasaran apa yang mau dikatakan pak fatih kepada laila
Yuk ikuti terus episode berikutnya
Jangan bosan membaca
Dan jangan lupa baca al qur'an ya

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POHON TERBASAHI HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang