Pitu

7 2 0
                                    















•••••

"EHH, MAS DOY!"

Doy yang saat itu baru saja menutup gerbang menoleh.

"Apa?"

"Abis darimana?" tanya Andi

"Ya menurutmu aku abis ngapain?"

Andi memerhatikan pakaian Doy, kaos singlet alias kaos dakjal dan celana training pendek serta sepatu olahraga, tak lupa handuk kecil dilehernya.

"Oohh lari.. capek mas?"

"Menurut ngana?"

"Makin ganteng." Sahut Andi nggak nyambung.

"ITU SIH UDAH JELAS!"

"RAUSAH TEREAK!!" seru orang dari dalam kos

"NGACA SITU JUGA TEREAK!" sahut Doy

"OH-iyo.."

"Satan."

"Diam anda kelinci licik."

"Dibelit Fred tau rasa ntar koe ya!"

"Ora wedi anjir!"

Andi mumet dengernya, "Udah weh udahh! malu diliat monyet tetangga!"

Kebetulan rumah tetangganya punya dua monyet, suka diapelin sama babeh sedekah pisang.

"Anying."

Andi sudah siap dengan handphone ditangannya, bersiap merekam.

"Mas mau tanya dong."

"Apa? Cepet! Gerah mau mandi."

"Iya, cepet kok ini."

"Yaudah, buru."

Andi mulai merekam. "Hmm, di mata mas Doy, Ariana tuh kaya gimana sih?"

"Hot." Jawab Doy cepat

Kayanya ada yang aneh disini..

"Mas nggak ada rasa benci gitu ke Ariana?"

"Ngapain? Dia nya multifungsi gitu kok."

"Multitalent maksudnya?"

"IYA ITU, EMANG TADI NGOMONG APA AKU HAH?"

"Multifungsi."

"KEPLESET DIKIT DOANG ELAH."

"Iyeee dah, iyain aja bos. Hmm dia nggak pernah tengkar sama mas Doy?"

"Ketemu aja belon mo gelut. Yang ada juga tak mintain tanda tangan!"

"INI BAHAS KUCINGNYA IDAR!"

"YEUHH KIRAIN GRANDE."

"MAS YANG NGGAK SEJALUR!"

"Salahku gitu?"

"SALAHNYA SHION!"

"Shion nama bapakku!" Sahut seseorang dari belakang.

Sontak Andi dan Doy menoleh. Kirain cuma berdua, taunya ada penghuni gelap di belakang. Yuta dan Mark.

"Maap bang."

"Kampret bener anaknya Jungki Sasongko." Balas Yuta yang masih tidak terima nama ayahnya disebut.

"Bang! Yang teriak Andi, ngapa bapaknya Doy yang dibawa!?" Sewot Doy

"Kalo bapaknya Andi disebut, nanti diusir dari kosan yang ada."

"Ya kan nggak harus bawa bapaknya Doy!"

"YAUDAH IYA MAAP."

"NGGAK! PAAN MAAF DOANG?! BELIIN SALAK."

"Itu mah maumu malak setan!"

Mark disebelah Yuta hanya tertawa melihat adu cingcong keduanya.

"Aduin bapaknya Andi nih!"

"Alah cepu! Sono aduin sono."

Andi mumet melihat adu mulut keduanya. Kenapa si ya tuhan, ribut mulu dimana-mana.

"STOOP! Abang sama mas nggak capek apa ribut terus? Andi cabut juga nih akses WiFi nya." Serunya kesal.

"YAH JANGAN DONG!" Teriak keduanya serentak disusul tawa Mark heboh.

"DIH! NGGAK USAH IKUT-IKUTAN KOE!"

"KOE SEK IKUT-IKUTAN!"

"Bener-bener ya kalian! Bapaaaaak!" Seru Andi seraya berlalu masuk rumah utama.

"ANDI!" Teriak keduanya serentak lagi.

"MENENGO!"

"NGGAK USAH IKUT-IKUTAN BANG!"

Keduanya dengan cepat menyusul Andi masuk kedalam rumah meninggalkan Mark dengan tawa yang masih tidak mau berhenti.

"Hahahahahahaha, What just happened!? Kampret banget ninggal aku ngakak dewean."

••••

Disisi lain Tata hendak berangkat menuju lapangan kompleks. Mau jajan es gosrok sama cilor. Masih nungguin Ichal soalnya dia mau ikut.

Tidak lama, Ichal keluar dari kamarnya.

"Ayo mas."

Tata mengangguk lalu mereka berjalan beriringan bersama. Jalanan nampak lenggang, soalnya emang belum jam-jamnya pulang kerja. Tiba-tiba Ichal berhenti berjalan padahal udah mau sampe, mengundang tanya dari Tata.

"Ngopo?"

Tangan Ichal terangkat menunjuk suatu arah. Mimik wajahnya nampak keruh membuat Tata penasaran. Lalu ia melihat apa yang ditunjuk Ichal.

"M-mas! I-itu.."

"C-cepet telpon ambulan!"

Ichal terburu mencari hapenya. "Ichal nggak bawa hape!"

"Yaudah balik! Panggil ambulan!"

Ichal mengangguk cepat lalu berlari pulang. Lalu ia kembali menghampiri Tata lagi.

"Engg.. mas Ichal nggak punya nomernya." Katanya polos.

"Innalilahi-"

"Wa innailaihi Raji'un." Sahut Ichal

"ALLAHUAKBAR-"

"Allah maha besar!"

"Chal.." Tata frustasi menghadapi Ichal. Dia kan mau misuh!

"Chal, balik ke rumah panggil budaknya. Sana buruan!"

"86 ndan."

"Aduh, lha iki piye Ariana malah gelud."

Ichal segera berlari menuju rumah, memanggil si pawang meow.

"IDAAAAARRR! Dar bahaya banget ini."

"Kenapa tho?" Sahut Yuta dari dapur

"Itu lho bang, si Ariana kontet itu, gelud karo kucing e pak Atong."

Haidar melotot. "Lho kok nggak dipisah?"

"Ng-nggak tau! Aku cuma disuruh kesini sama mas Tata."

"Ck, yaudah ayo cepetan kesana!"







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friemily - ft. NCT 127 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang