"Ini asrama cowok,bukan yang tadi"
"Ooh jadi ini yah ustadzah"
Ustadzah Iza memberikan anggukan.
"Nah,yaudah kalau gitu ustadzah tinggal yah,nanti kamu tanya sama petugasnya saja kamar kamu dinomor berapa"
"Iyah ustadzah,sekali lagi syukran"
"Afwan"
Ustadzah Iza kembali ke asrama santri putri.
Sedangkan Akbar mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam asrama santri putra.
Akbar melihat seorang pria dewasa berseragam,yang ternyata seorang satpam disana.
Akbar mendekati pria itu
"Assalamualaikum pak,saya mau nanya"
"Waalaikum salam,mau nanya lokasi kamar yah??"
Akbar sedikit kaget,ternyata bapak itu tau apa yang ada didalam fikirannya.
"Eh iya Pak"
"Kamu lihat dimading disebelah sana saja,disitu ditempel daftar santri sama nomor kamarnya"
Akbar mengikuti arah tunjuk bapak itu, setelah memastikan ia melihat mading tersebut,ia langsung bergegas kesana,tak lupa sebelum beranjak ia mengucapkan terima kasih kepada bapak itu,dan memberi salam
"Ooh iyah pak terimakasih,Assalamualaikum"
"Iyah,Waalaikum salam"
Jawab bapak itu sambil mengembangkan senyumnya,yang dibalas senyum yang tak kalah tulus dari Akbar.
Akbar mendekatkan wajahnya dipapan mading,ia mencari-cari namanya.
Nama: Asal: Kelas: No.Kamar:
Akbar Bandung 7a 112"Alhamdulillah kelas 7a,nomor kamar 112,hmm okee"
Akbar mulai berkeliling mencari kamar nomor 112.
Tak lama kemudian sampailah ia di lantai 2,ia melihat sebuah pintu kamar tak jauh dari sana bertuliskan 112,lalu akbar berjalan menuju pintu tersebut.
Namun saat Akbar telah sampai didepan pintu ia tidak melihat kunci tergantung disana.
Akbar yakin pasti sudah ada orang didalam,yang nantinya akan menjadi teman sekamarnya.
Akbar memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar.
"Assalamualaikum"
Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki diserta bunyi pintu yang hendak dibuka.
"Duaaarrrr!"
Tiba-tiba keluar seorang pemuda memakai baju koko putih dan menggunakan topeng hantu yang sangat mengerikan.
"ASTAGFIRULLAH!!"
Akbar terkejut bukan main,hingga dia terjatuh dan tak sadar kan diri,saking kagetnya.
"Eh eh malah pingsan,waduuuh...."
***
Seorang gadis menggunakan gamis orange bermotif bunga,tengah duduk diatas koper birunya didepan sebuah pintu yang bertuliskan angka 194,gadis itu terlihat memejamkan matanya jenuh.
Hanif yang melihat gadis itu,sudah bisa menebak bahwa itu adalah teman sekamarnya yang sedari tadi menjadi bahasan kedua sahabatnya itu Nia dan Asti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sebuah Buku Kecil
Teen FictionHanifa Aulia seorang gadis sederhana yang mempunyai mimpi sebagai seorang perancang busana Namun kedua orang tuanya menuntunnya menjadi seorang ustadzah Hingga tibalah ia pada sebuah pesantren yang kenyataannya menjadi bagian penting sejarah perjuan...