01:00 Halaman pertama🌬

31 1 0
                                    

"Niff ngopo toh seko mau meneng wae??"

"Gak."

Gak.

Jawaban yang paling sering Hanif berikan saat merasa marah ataupun sedih,Nia tau Hanif pasti sangat sedih karena harus meninggalkan istananya beserta harta nya yang paling berharga,apalagi? kalau bukan rumah dan keluarga.

Menjadi anak tunggal atau anak semata wayang memang dambaan kebanyakan orang,karena semua kasih sayang orang tua didedikasikan penuh hanya untuk seorang.

Namun yang terberat adalah saat harus meninggalkan mereka,walau hanya sebentar,dirasa cukup menyesakkan.

Hanif bahkan masih terngiang-ngiang kata-kata Ibunya semalam,bahkan aroma ibu masih menempel pada indera penciumannya.

Apalagi pesan Bapaknya saat mengantar ia menuju bandara
"Saat kamu merasa jauh,ingat Allah
Saat kamu merasa dekat tetap ingat Allah"

Hanif tau apa yang dimaksud bapaknya,sangat tau.

"Wes lah ojo dirasani ngono mengko Ibuk karo bapakmu keselek loh,kan eneng bibikmu karo sepupumu mbak Amel karo mas Ridwan"

(No respon).

"Huuuh!"

Nia mendengus kesal,Hanif tidak merespon kata-katanya ia hanya meliriknya dan kembali pada lamunannya.

"Penerbangan nomor.... pesawat.... tujuan Bandung,akan segera.... diharapkan semua penumpang untuk...."

"Niff iku penerbangan dewe"

Hanif tersentak kaget saat Nia yang secara tiba-tiba menepuk bahunya.

"Isss Niaaa"

"Maaf maaf,kue loh seko mau melamun ae,nganti aku dikacangi,ayoklah mengko ketinggalan pesawat kito dadi gawe"

Hanif mengerucutkan bibirnya,lalu beranjak dari tempatnya berada dan mengikuti Nia.

Setelah meninggalkan ruang tunggu,dan berjalan kurang lebih 2 menit sampailah mereka di dalam pesawat.

Hanif dan Nia meletakkan beberapa ransel dan koper kecil mereka kedalam kabin pesawat,sisanya mereka letakkan dibawah,tepat disamping kaki mereka,dua buah tas belanja yang berisi makanan dan minuman atau cemilan selama perjalanan.

Hanif dan Nia pun memasang sabuk pengaman dan memperhatikan seorang pramugari memberikan intruksi keamanan.

Pesawat sudah terbang,Hanif dan Nia berdoa agar diberi keselamatan oleh Allah SWT.

"Niff"

Panggil Nia

"Hmm,kenapa??"

"Lah ngopo kok kue dadi ngomong nganggo bahasa indonesia??"

"Nia kito iki mesti membiasakan menggunakan bahasa indonesia,soale mengko pasti kito bakalan ketemu wong akeh dan urung tentu iso boso jowo,selain iku kito kan urip e  neng Indonesia mosok ra iso boso Indonesia yoh gak lucu lah,ngerti??"

"Ooh yo wis.. eh yaudah deh"

Hanif tertawa geli,mendengar Nia berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan logatnya yang medok.

"Hihihi Haduuh.."

"Ngopo toh,eeh kenapa sii Niff ketawa sendiri??"

Hanif tertawa lebih kencang,membuat semua penumpang pesawat meliriknya sinis,melihat hal itu Hanif langsung berhenti tertawa karena merasa tak enak membuat semua orang terganggu.

Di Sebuah Buku KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang