Dear,kamu
Perasaanku aneh terhadapmu,aku selalu merasa kesulitan bernafas ketika dekat dengan dirimu,jantungku terasa berhenti saat didekatmu,pipiku merah,aku tak tau apa yang terjadi tidak mungkin jika aku alergi denganmu,sulit untuk menjelaskannya hanya saja aku merasa marah saat kau bersama orang lain,ada rasa takut ketika aku tidak melihat dirimu,aku tidak tau apa yang terjadi hanya saja aku tidak bisa mengatakannya padamu aku hanya bisa diam dan menunggu dirimu berbicara.
Hanifa Aulia,06 Maret 2013"Hmmm"
Hanifa menutup buku kecilnya.
Ia mengambil handphonenya dan membuka sebuah aplikasi dengan simbol not balok,lalu membuka sebuah playlist bertuliskan favorite dan memutar sebuah lagu instrumental yang menenangkan.Hanifa memejamkan matanya berusaha keras agar terlihat lebih relaks menyingkirkan ingatan-ingatan lalu yang mulai berputar dibenaknya.
Namun apa daya,ingatan itu tetap bersikeras bersemayam disana,Hanifa hanya pasrah tak ada gunanya melawan fikirannya sendiri.
Fikiran Hanifa mulai tertuju pada ingatan sembilan tahun yang lalu dimana ia masih berseragam putih biru,di sebuah Pesantren yang dahulu ia anggap sebagai rumah.
***
"Nif besok kita kepasar beli gamis sama baju-baju seragam sekolahmu,sekalian baju harianmu buat dipesantren nanti"seorang wanita paruh baya berdiri di pintu kamar Hanifa Aulia yang saat ini tengah berada dalam dunia imajinasi bersama bukunya.
Ibu Suci,ibu dari seorang Hanif.
"Iya Buk"
Seru Hanif mengiyakan.
"Maaf ya nduk ibuk daftarin kamu dipesantren ga ngomong-ngomong dulu sama kamu ibuk sama bapakmu kepengen kamu jadi ustadzah nduk dan ibuk harap kamu belajar yang rajin,jangan nakal."
"Hmm..."
Hanif membuang nafasnya pelan,lalu meletakkan buku tebalnya diatas meja putih yang ada didepannya.
Ibu Hanif melangkahkan kakinya ke dalam kamar Hanif dan mendekati putri tunggalnya itu.
Tak berselang lama Hanif mulai berbicara.
"Iya buk gak papa,ehmm tapi untuk menjadi ustadzah Hanif kayanya ga bisa mewujudkannya,maaf buk Hanif bikin ibuk kecewa Hanif juga punya cita-cita buk,ibuk tau kan Hanifff..."
Belum sempat melanjutkan kata-katanya Ibu Hanif sudah melingkarkan tangan nya dipundak Hanif.
"Iya Ibuk tau kok,apapun cita-cita kamu ibuk bakalan selalu dukung kamu,yang terpenting sekarang kamu sekolah yang pinter dulu mana tau nanti Bapak sama Ibuk punya biaya buat nyekolahin kamu ke sekolah yang kamu pengen apa tuh la la..."
"La salle college buk"
"Nah itu"
Hanif tertawa kecil dan memeluk ibunya semakin erat.
■■■
Hari ini Hanif dan Ibuk pergi belanja keperluan Hanif di pesantren,dari seragam,alat tulis,baju gamis atau baju harian,rok dan segala macam keperluan Hanif di pesantren nantinya.
"Nifff"
Yang dipanggil namanya refleks menoleh.
"Niaa"
Balas Hanif sambil melambaikan tangan.
"Siapa itu niff??"
Tanya ibu Hanif
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sebuah Buku Kecil
Novela JuvenilHanifa Aulia seorang gadis sederhana yang mempunyai mimpi sebagai seorang perancang busana Namun kedua orang tuanya menuntunnya menjadi seorang ustadzah Hingga tibalah ia pada sebuah pesantren yang kenyataannya menjadi bagian penting sejarah perjuan...