Prolog

53 6 2
                                    

Liburan sekolah kali ini,membuat dua keluarga antusias untuk menghabiskan waktu liburnya di sebuah pusat pembelanjaan. Mereka ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga.

Hari ini tepat tanggal 25 Desember 2015. Pusat pembelanjaan ramai,di padatkan oleh para pengunjung. Salah satunya keluarga gadis berkulit sawo matang itu.

Gadis itu meminta bermain di happytime. Tempat surga bagi anak anak. Gadis itu bersama keluarganya,bermain sebuah permainan. Karena adiknya meminta bermain dengan kakanya.

Setelah adiknya merasa lelah,gadis itu memilih untuk mencari permainan yang menurut ia menyenangkan. Namun,tiba tiba ada sebuah bola basket mengenai kakinya.

Gadis itu terkejut dan melihat kebawah serta mengambil bola basket itu. Ia menengok mencari pemilik bola ini. Ia menemukan lelaki yang sedang mencari bola basket miliknya. Gadis itu berjalan mendekati lelaki itu.

Lelaki yang memiliki tubuh gemuk,berkulit putih,bermata sipit,berhidung mancung,berpipi chubby,berbaju merah maroon. Membuat kulitnya nampak begitu putih. Mungkin,gadis itu kalah dengan warna kulit yang di miliki lelaki itu.

Gadis itu memberikan bolanya,membuat lelaki itu diam sejenak melihat gadis itu. Lelaki itu sedang berfikir,siapa gadis itu?

Gadis yang penuh dengan senyuman yang indah,gadis yang bertubuh kurus,berambut pendek,berkulit sawo matang,berbaju merah mudah di padukan dengan warna ungu.

Lelaki itu tersenyum,ia seketika jatuh cinta dengan gadis itu. Cinta pada pandangan pertama. Bagaimana mungkin hatinya kini berdebar debar melihat gadis itu? Sedangkan ia tak mengenal nama gadis itu.

"Ini bola kamu"
"Terimakasih"
"Sama sama"

Hanya percakapan singkat saja yang mereka ucapkan,gadis itu meninggalkan lelaki itu dan kembali ke keluarganya.

Di sisi lain,lelaki itu sedang berfikir siapa gadis itu? Siapa namanya? Ia terus melihat bola yang berada di genggamannya. Berjibun pertanyaan berada di pikirannya.

Hingga sosok ayahnya membuyarkan pikirannya. Ayahnya yang sedari tadi melihat interaksi anaknya dengan gadis yang berkulit sawo matang itu. Membuat ayahnya cukup jeli,pasalnya anaknya seperti terlalu pendiam. Ia tak berani menanyakan nama sang pemilik senyuman manis itu.

"Are you okay?"

Lelaki berkulit putih itu menoleh ke arah ayahnya,ia menganggukkan kepalanya menandakan ia baik baik saja.

"Lets go,back home"

Lelaki itu menggandeng anaknya. Sang anak yang menerima perlakuan manis ayahnya ia merasakan nyaman. Wanit cantik itu menghampiri kedua lelaki yang notabenenya sebagai anak dan suaminya.

Di sisi lain,gadis berkulit sawo matang sedang memakan es krim. Ia membeli dua buah es krim dengan variasi rasa yang berbeda. Satu rasa strawberry satunya rasa anggur. Gadis itu melahap es krim nya dengan penuh semangat. Seperti tidak merasa kedinginan terhadap suhu yang di miliki oleh es krim tersebut.

Gadis berkulit sawo matang ini memang menyukai es krim. Ia sangat suka hal yang berbau ES. Menurutnya,hidup tanpa es. Seperti hidup tanpa jiwa.

Dia memang penyukai es,makanya tak jarang sang ibu membuat es batu di rumahnya. Untuk persediaan anaknya.

Dulu,gadis itu memiliki tubuh yang gendut. Namun,sejak ia memasuki sekolah dasar tubuhnya menyusut. Di karenakan ia berhenti meminum susu.

Biasanya,gadis itu dapat menghabiskan setengah kotak susu bubuk. Sejak itu,ibunya menakuti nakutinya. Dengan cara memberi ulat pada botol minum dan menakutinya jika ia tetap meminum dalam botol ia tak akan bisa sekolah. Karena pada sekolah dasar tak boleh ada yang meminum susu dalam botol seperti itu.

Gadis berkulit sawo matang itu menuruti ibunya,sehingga badannya kini menyusut. Membuat semua orang kaget bukan main,terkadang banyak yang tak mengenali gadis itu. Karena badannya yang benar benar berbeda.

Lelaki berkulit putih itu sepanjang jalan memikirkan siapa gerangan gadis itu. Ia terlihat begitu manis dengan senyuman khasnya. Lelaki itu berjanji,akan menemukan ia kembali.

Ayahnya yang menyadari putranya hanya diam menatap ke arah jendela mobil. Ia berusaha menanyakan mengapa anaknya seperti terlihat orang yang sedang bersedih?

"Are you okay? Ayah ngeliat kamu seperti orang yang sedang bersedih"

Wanita di sebelahnya yang mendengar perkataan suaminya ia langsung menoleh ke belakang memastikan anaknya baik baik saja.

"I'm okay dad,but i corious about the girl"

Wanita itu menatap lelaki di sebelahnya,sepertinya hanya ia yang tak mengerti apa yang di maksudkan oleh sang anak.

"Yah,bisa jelasin? Siapa yang di maksud anak kita?"

Lelaki itu menoleh sejenak dan berkata,"nanti di rumah ayah jelasin bun"

Wanita itu hanya mengangguk pasrah. Ia hanya perlu menahan rasa penasarannya terhadap sang anak.

"I dont know,who is that girl. But i believe she is nice girl"

Lelaki itu tau,dia gadis baik. Karena ia bisa mengetahuinya. Kemampuan yang di milikinya bukan kemampuan biasa. Bukan seperti ilmu sihir atau bahkan ilmu hitam.

Itu hanya kemampuan bisa mengetahuinya tanpa orang lain mengerti. Kemampuan itu di wariskan oleh sang kakek. Kakek yang penuh dengan misteri. Bahkan,hanya seseorang saja yang mampu membuat lelaki itu tersenyum. Jika kakek itu tersenyum,tandanya orang itu orang yang baik dan mampu membuat kakek itu nyaman.

Karena jika orang itu orang jahat,kakek itu tak mau menghadap mukanya atau bahkan tak segan segan menyuruh orang itu pergi. Sehingga,banyak orang yang tak bisa bersandiwara dengannya.

Seperti itu juga lelaki berkulit putih itu,ia tak akan tersenyum jika orang itu adalah orang yang jahat. Bahkan,jika ada seseorang yang memutar balikkan fakta suatu masalah tak segan segan lelaki berkulit putih itu mengeluarkan kata kata savagenya. Ia tak memandang,siapa lawan bicaranya. Atau bahkan,orang itu lebih tua darinya.

Karena menurutnya,kebenaran tetaplah kebenaran. Ia tetap harus menjaga kebenaran itu. Agar kedustaan tak meraja lela bumi yang semakin berumur ini.

Lelaki itu kembali menatap ke arah jendela,ia melihat kendaraan berlalu lalang di jalan raya tersebut. Hingga membuat lelaki itu tak menyadarinya,bahwa mobilnya sudah berhenti di depan rumahnya.

"Kamu mau di sini terus atau mau masuk ke rumah?" Ucap bundanya

Lelaki itu turun dari mobilnya,ia memasuki rumahnya. Begitu ia memasuki rumah tersebut,anjingnya sudah menyambutnya. Ia langsung menggendong anjing golden miliknya.

Anjing itu masih puppy,sehingga itu memudahkan sang pemilik dapat menggendongnya dengan mudah. Di dalam kamarnya,ia menggambar sosok gadis itu. Gambar itu persis dengan apa yang ia ingat di kepalanya.

Di belakang kertas tertulis sebuah harapan,"i will found you again".
Di hari natal ini,ia merasa mendapatkan hadiah yang luar biasa. Lukisan gadis itu,ia pajang di sebelah kasurnya. Lelaki itu memandang sejenak lalu ia tertidur.

My Sweet BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang