01.Berpisah

28 1 0
                                    

[disaat ketidak sengajaan
mempertemukan kedua takdir disitu lah awal cerita kisah kasih dua orang insan yg sukar bersatu ]






•~-<¤>-~•

  Pohon pinus yg menjulang tinggi menghiasi pinggir-pinggir jalan raya yg aku lalui. Suasana sejuk menerpa ku didalam mobil sehingga aku menenggelamkan diri kesweater yg aku pakai tidak lama dari situ bahu sebelah kiri ku dipeluk dengan tangan besar yg mencoba merangkul ku. Aku terdiam pasrah dia memelukku dan menyenderkan kepala ku dibahu lebarnya
    Entah apa yg aku rasakan ini sangat hangat aku suka suasana ini tapi dibenakku hanyalah rumah,ibu dan rumah. Aku tau dia mencoba menyayangi ku sebagai adik bungsunya dan tidak seharusnya aku menolaknya.
     Ibu melihat ku dan eunwo dibelakang sembari tersenyum hangat
Ohh apakah dia senang melihat ku begini? Seketika mood ku berubah aku membenarkan posisi duduk ku menjadi tegak dan memainkan ponsel. aku sedang kesal padanya bisa-bisanya dia menyerahkan ku keorang yg sama sekali tidak akrab dengan ku. apakah dia tidak khawatir?

Ini menyebalkan aku tidak suka -batinku


    saat sampai dibandara Ibu memelukku dengan erat dan mencium kening ku beberapa kali dia menangis tapi aku mencoba untuk tegar

"kamu baik-baik ya disana? "rintihnya

     Yg ku jawab hanya anggukan tertunduk dia memelukku lama

"eunwo, seulgi mama titip anak mama yg cantik ini ya" ucapnya sambil terisak

    Mereka menjawab nya dengan anggukan sambil tersenyum tulus

"buna, buna tenang aja abang bisa jaga haerim. Buna jangan nangis lagi ya?" peluknya sambil menyeka air mata ibuku

"iya buna seulgi janji bakal jadi kaka yg baik buat haerim buna jangan sedih gitu ah nanti ulgi nangis" katanya menahan tangis

"iya seulgi buna percaya sama kalian" ibu memeluk seulgi sambil menangis

     Aku yg melihatnya hanya terdiam dan tiba-tiba ayah memelukku dan menyimpan dagunya dipucuk kepala ku

"nanti yg teriak-teriak dirumah ga ada,sepi deh "ucapnya dingin

   Aku yg mendengar itu tersipu malu karna diam-diam dia sering mendengarku menyanyi dikamar ku yg agak kedap suara itu

     Selesailah acara perpisahan dari kami dan diakhiri dengan lambaian tangan dari semua anaknya terlihat dari kejauhan ibuku menangis dan ayahku memeluknya dan menuntunnya jalan ke luar bandara
    

  

  «««»»»

      Beberapa jam berlalu, kami sampai diluar bandara yg ada diseoul entah apa itu namanya aku tidak ingin tau. Aku mendekap kedua bahuku sekilas dan membuang nafas kasar karna kedinginan kami segera mencari taksi.
       Aku duduk berdua dibelakang bersama seulgi dia memegang tangan ku dan menggosoknya

"dingin ya maafin aku ga bawa sarung tangan"

"iya gapapa cuman dikit doang" ucap ku sambil tersenyum

      Sesampainya di depan pintu apartemen eunwo menekan sandi dipintu itu. Dan saat masuk apartemen itu sungguh luas desain minimalisnya menyita perhatian ku walaupun tidak jauh berbeda dengan rumah ku dicalifornia

"kata ayah kalo haerim udah betah disini ayah mau beliin kita rumah mewah jadi buat sementara kita tinggal dulu diapartemen gapapa kan? " ucap eunwoo sambil menyimpan koper nya dan tersenyum

"iya gapapa ko lagian disini juga aku udah seneng" ucapku sambil tersenyum bahagia

      Aku beruntung ada kamar yg persis dengan kamar ku dirumah ada jendela besar menghadap balkon sehingga mudah bagiku menatap bintang dan bulan dimalam hari karna aku sangat menyukainya
      Ku lirik jam ku pukul 9 malam dan aku belum makan. Meskipun begitu aku tidak merasa lapar tidak kusangka satu menit kemudian aku melihat seulgi memakai piyama putih nya berlari melompat menaiki ranjang ku. Aku yg merasa aneh hanya melihatnya so asik

"hay maap ye ganggu wkwk" katanya sambil tertawa

      Sebenarnya kami hanya berbicara sesekali dirumah dan ini adalah pembicaraan kami yg 3 semasa kami serumah

"sokap banget udah tudep aja" jawabku dingin

"yaelah jangan dingin-dingin amat napa dah"

"iya yaudah mau apa kesini? " kata ku sambil meminum air kemasan yg ku bawa dalam ransel abu-abu ku

"kamu belum ganti baju?" tanyanya

"belum ah mager"

"ganti baju ga! bauu ih" teriaknya

"kalo ga mau gimana? " ucap ku ngeyel

      Kemudian dia menarik tangan ku agar segera pergi kekamar mandi

"eh iyaa sabaar napa dah"
  
      Aku menurutinya untuk pergi kekamar mandi. Selesai keluar dari kamar mandi aku sudah memakai baju piyama pastel ku yg hangat tetapi aku melihat ada satu setel piyama putih yg tertata rapi diatas kasur tidur ku

"lah ini baju siapa"

"HAERIMMM PIYAMA BARUNYA PAKEE YAAA BIAR KITA KOPELANNN" teriaknya dari ruang makan

    Hampir saja jantungku mau copot mendengar teriakannya
Ck, hari ini dia benar-benar menyusahkan ku
Kemudian aku berbalik ke kamar mandi untuk mengganti piyama ku yg sudah menempel nyaman


   

«««»»»

"sini makan mumpung masih anget" tawar eunwoo sambil menyodorkan sepiring fettucine instan

"iya makasih ka" ucapku sambil menyeret kursi dan duduk disebelah seulgi

"mulai hari ini kamu panggil saya abang ya? Biar lebih enak aja manggilnya hehe"

    Aku yg mendengarnya itu hanya bisa tersenyum masam. Mungkin khusus hari ini mereka akan menjadi so akrab dengan ku
  
"tenang nanti disekolah kamu yg baru ka seulgi bakal nemenin kamu datang kesekolah" ucap eunwoo tersenyum

    aku tidak bertanya soal itu tapi syukurlah agar aku tidak cape bertanya

      Malam itu tubuh ku sangat lelah sehingga aku membanting diri ke kasur dan tertidur aku harap disuatu hari aku memiliki teman untuk menemaniku sepanjang hari








Maap chapter kali ini agak pendek
Soalnya yg banyak dichapter selanjutnya hehe
Jan lupa stay tuned ya-!

To be contiuned.....

;Ineffable | Lee jeno x youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang