bertemu

855 36 1
                                    

Seorang lelaki berjalan menyelusuri koridor sekolah, tidak sengaja ia menabrak wanita yang sedang membawa buku ditangannya. Sampai buku-buku itu berserakan dilantai, membuat lelaki itu marah padanya. Teman lelaki yang dibelakangnya hanya bisa berdiam saja, saat melihat temannya yang sudah marah pada wanita itu. Tetapi, salah satu lelaki diantara mereka malah menolong gadis yang sudah terjatuh dilantai.

"Lu kalo jalan liat-liat dong." Lelaki itu membersihkan baju yang ia pakai akibat terkena lantai.

"M...aaafff aku gak sengaja." permintaan maaf yang keluar dari mulut gadis itu tapi lelaki itu malah memarahi dirinya.

"Maaf kata lu! Lu gak liat, baju gw kotor gara-gara lu." Lelaki menatap tajam ke arah gadis itu dengan nada marah.

"Sini aku bersihin baju kamu yang kotor." Baru saja gadis itu ingin mendekatinya, tapi lelaki itu malah menghempaskan tangannya dari lengan gadis itu.

"Gak usah pegang-pegang gw gak Sudi dipegang lu." Temannya hanya menatap sahabatnya yang memarahi gadis itu.

"Sekali lagi aku minta maaf." Gadis itu berjongkok untuk membereskan buku-bukunya yang sudah berserakan dilantai.

"Sampai kapanpun gw gak bakal maafin lu." Lelaki itu menatap sinis padanya, dia tidak berniat membantu Gadis yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Sini aku bantuin." Salah satu dari sahabatnya membantu gadis yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Gak usah bantu dia Ar?" tegur lelaki itu memberitahukan kepada sahabatnya untuk tidak membantu Gadis yang sudah menabrak dirinya.

"Lu gila yah? Ini tuh perempuan bro, dimana hati nurani lu yang menghargai seorang wanita." Sahabatnya tidak suka jika ia memperlakukan wanita seperti ini ia lebih paham dengan perasaan wanita, dari pada sahabatnya yang sudah tertutup hatinya. "Ngapain ngerhargain wanita kalo dia saja tidak menghargai lelakinya." Sahabatnya tahu, jika ia mempunyai masa lalu yang membuat dirinya membenci wanita.

"Seterah lu? Gw hanya mengingatkan jangan gara-gara masa lalu lu! Lu jadi gak mau berdekatan dengan perempuan lain." Sahabatnya menatap tajam ke arahnya yang tidak suka jika ia tidak menghargai wanita didepannya.

"Hayo aku antarkan ke kelas." Sahabatnya mengajak gadis itu untuk mengantarkan sampai ke kelasnya.

"Gak usah aku bisa sendiri kok," tolak gadis yang sudah membereskan buku-bukunya.

"Sudah hayo aku antarkan saja."

Sahabatnya menarik tangan gadis yang belum ia kenali untuk mengantarkannya sampai ke kelasnya. Lelaki itu hanya berdiam berdiri, dia masih memikirkan perkataan sahabatnya tadi yang membuat dia sakit mendengarnya.

"Semua wanita sama aja gak ada yang benar," kata Alvin.

"Kata siapa? Ada kok yang benar kata cewe gw aja dia selalu ada buat gw," ucap temannya.

"Lu gak tau aja gimana dia dibelakang lu," ujar Alvin.

"Jangan samain cewe gw sama cewek lu yang dulu, dia berbeda dari cewek lu. Dulu juga gue udah bilang dia cuma manfaatin lu doank, lunya aja gak mau dengerin apa perkataan gw jadi sekarang lu nyesal kan." Lelaki itu hanya diam saja memang benar sih kenapa tidak dari dulu saja ia mendengar perkataan sahabatnya pasti tidak akan terjadi seperti ini

"Vin gue saranin buka hati lu supaya wanita lain bisa mendapatkan hati lu lagi." Nasehat Angga pada sahabatnya untuk membuka hatinya lagi, jangan sampai gara-gara wanita masa lalunya menjadi tertutup hatinya.

"Sampai kapanpun gue gak bakal buka hati lagi untuk wanita lain" lelaki itu pun pergi meninggalkan sahabatnya.

"Susah ngomong sama si batu es mah" gumam Angga yang sudah melihat punggung sahabatnya mulai menjauh.

Adira RavindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang