Priska Savira

2K 77 13
                                    

Warning: Typo (s) bertebaran!

Pagi-pagi sudah di suguhi pemandangan yang indah banget... Uh oh... Pak Guru yang tampan itu sedang memakirkan motor sportnya.

Selesai memarkirkan motor sportnya, beliau dengan gaya cool-nya mengacak-acak rambutnya dan ya membuatku langsung menahan nafas dibuatnya.

Pak Fadli --Guru kurikulum-- itu berjalan menuju ruangannya. Diam-diam aku membuntutinya. Tapi sayangnya si Andi teman sekelasku memanggil namaku, sontak aku melihat ke arah Andi. Begitupula Pak Fadli menoleh ke arah Andi. Argh! Pak Fadli pasti tahu kalau aku membuntutinya. Sialan kau Andi!

"Apaan sih, Ndi?" Jawabku sebal.

Andi terkekeh, "ambil mangga muda yuk,"

Aku memutar kedua bola mataku, tadi aja aku tidak ada kerjaan ngajakin dia ngambil mangga muda dianya nggak mau. Tiba aku lagi sibuk --sibuk buntutin pak Fadli maksudnya-- dia baru mau nyuri mangga muda yang ada di depan kelas.

"Nggak ah, tadi di ajak Andi-nya gak mau."

Lalu aku meninggalkan Andi dan melanjutkan mengejar Pak Fadli cintaku. Suami masa depanku.

Aku menunggu di depan ruangannya, pura-puranya aku jalan lalu kalau Pak Fadli lewat aku juga lewat dan salim tangannya. Hehe... modus dikit gak papa yakan?

Ternyata Pak Fadli emang beneran datang, sambil bersenandung ria, aku tersenyum manis saat Pak Fadli sudah di depan mata.

"Selamat pagi Pak." Sapaku sambil tersenyum lima jari.

Pak Fadli membalas senyumku. "Pagi," lalu dia langsung pergi ke ruangannya.

Yah, aku ngomong tiga kalimat, masa balasnya satu kalimat doang sih?

Sambil bersungut aku balik ke kelas.

¥

¥

¥

Hari ini adalah hari guru. Semua murid SMK 2 pada memberikan hadiah untuk guru favorit mereka.

Sedangkan aku sudah membawa setangkai bunga mawar merah untuk Pak Fadli.

Aku menggigit jari, bagaimana caranya kasih bunga ini ke suami masa depan ya?

Ayooo! Pikir Priska!

Ah! Masa iya harus ke ruangannya? Nggak ah, nanti di bilang guru lainnya aku kecentilan sama Pak Fadli. Tapi memang centil sih akunya.

Tiba-tiba Pak Fadli lewat di depan kelasku. Ya ampun... Gayanya itu lho, kagak tahan amboooy!

Beliau itu guru tercakep, terganteng, termanis, terimut, termuda, pokoknya ter ter ter semuaaaanyyaaah!

Biar aku kasih biodata Pak Fadli.

Namanya Muhammad Fadli.
Umur: 21 Tahun.
Lahir: Bandung, 21 Juni 1993
Anak ke: Terakhir
Alamat: Wisma Buana Indah blok A1 no. 8

Beda enam tahun sih sama aku. Tapi biarlah, cinta tidak memandang umur kok.

Sepertinya Pak Fadli mau ketempat foto copy deh kayaknya. Lantas aku pun bersiap untuk ngasih bunga mawar ini untuk Pak Fadli.

Aku menunggu beliau agak jauh dari ruangannya ditemani teman baikku. Mecca, Novi dan Rahayu.

Sumpah! Mau ngasih bunga kok jantungku langsung dag dig dug serr gini ya?

"Pris, sudah siap belom ngasih bunga ke future husbandmu?" Tanya Mecca sambil tersenyum geli.

Aku menghela napas panjang sambil menetralkan jantungku yang berdegub tidak karuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang