Chapter: Six

754 68 0
                                    

✶✧𝓂𝒶𝓃𝓉𝒶𝓃 ; 𝒷𝓇𝒾𝑔𝒽𝓉𝓌𝒾𝓃 𝒶𝓊❢ ✧✶

ʜᴀʀɪ ᴘᴇɴɢᴀᴋᴜᴀɴ

Satu semester kemudian, aku semakin dekat dengan Bright

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu semester kemudian, aku semakin dekat dengan Bright. Tidak, belum jadian haha, aku tidak segampang itu. Dan kabar bahwa Bright sedang mendekatiku tersebar di klub musik ini, makin berani jadinya Bright.

Sebentar lagi kampus akan mengadakan acara "Bedah Kampus", dan anak klub musik diminta untuk tampil. Dari kemarin, ketua klub musik, kak Dimas udah mulai buat nyeleksi anggota-anggotanya, siapa yang sesuai kriteria buat ngisi acara kampus nanti. Pastinya Bright kepilih, soalnya dia bisa main gitar, suaranya bagus juga.

 Pastinya Bright kepilih, soalnya dia bisa main gitar, suaranya bagus juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kak dimas, ketua klub music)

Aku nemenin Bright yang lagi latihan nyanyi buat tampil nanti. "Gue udah nyiapin lagu buat tampil, lo mau denger ga?" tanya bright. Aku menganggukan kepala sebagai jawabannya.

Bright mulai memetik senar gitarnya, aku tau lagunya. Mungkin kalian juga familiar sama lagu ini, Budi Doremi - tolong.

"Tolong katakan pada dirinya. Lagu ini kutuliskan untuknya. Namanya selalu kusebut dalam doa. Sampai aku mampu. Ucap, 'Maukah denganku?'"

Jujur, aku kaget. Rasa kepercayaan diriku meningkat, aku merasa bahwa lagu itu ditunjukkan untukku. Setelah Bright selesau nyanyi, aku menyambutnya dengan tepuk tanganku yang canggung. Aku gak mau secanggung ini, TAPI DEG-DEGAN, PLEASE.

"Jadi gimana?" tanya Bright. Pikiranku kemana-mana sekarang, astaga.

"Hah? gimana apanya?"

"Lagunya lah,"

"O-oohh lagunya, bagus kok, suara lo udah bagus juga sih dari sananya, jadi gabakal jelek deh."

"Kalo lo gimana?" Tanya Bright sambil menantap mataku. Boleh lari aja ga sih?

"G-gimana apanya?"

"Mau join?"

Join? maksudnya dia ngajak nyanyi bareng? hah? gimana? Tolong bri, jangan ngebadut.

"Suara gue ga sebagus lo, lo aja yang nyanyi," jawabku.

"Maksud gue, lo mau join ga? jadi bagian dari hidup gue?" Tanya Bright sambil menampakkan senyum ganteng andalannya. Udahlah, liatnya udah pusing duluan.

"Bri, kepala gue pusing bri, kenapa ya." Ucapku sambil memijat pelan pelipisku.

"Halah, pengalihan isu lu ah. Paling pusing gara-gara kelamaan gue senyumin kan?" Tanyanya sambil memasang wajah mengejek. Udahlah, gaada harga dirinya aku hari ini.

"Cocot lo tuh bri, mending lo pake buat nyanyi, bermanfaat. Gausah banyak ngomong!" Balasku sambil mencubit bibirnya. Dia tertawa dan mengusak rambutku, "Lucu banget sih, mubazir jomblo, mending beneran jadi pacar gue aja."

Reflek aku menginjak kakinya, dan pergi dari sana. Bright tidak berhenti menertawakanku pada hari itu.

|2| mantan ; brightwin vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang