Chapter: Seven

703 75 7
                                    

✶✧𝓂𝒶𝓃𝓉𝒶𝓃 ; 𝒷𝓇𝒾𝑔𝒽𝓉𝓌𝒾𝓃 𝒶𝓊❢ ✧✶

ᴘᴇʀᴀꜱᴀᴀɴ ʏᴀɴɢ ꜱᴇʟᴀʟᴜ ᴊᴀᴅɪ ᴛᴀʀᴜʜᴀɴɴʏᴀ

Bisa menggenggam tangannya adalah hal yang ajaib menurutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa menggenggam tangannya adalah hal yang ajaib menurutku. Apalagi memilikinya, sangat jauh dari ekspetasiku, bahwa Bright bisa menjadi milikku.

Tapi, sepertinya semesta tidak mengizinkan ku berbahagia begitu saja. Keadaan dimana sebagian besar orang menganggap ini adalah sebuah kesalahan.

Mungkin tidak semua orang berpikiran seperti itu, contohnya orang-orang terdekat Bright dan aku. Mereka selalu mendukungku.

Bright pernah bilang, "gue tau akan ada masanya kita ngebahas ini. tapi untuk saat ini gue mau nikmatin ini dulu sama lo. Gue masih mau dengerin ocehan lo, masih mau jadi orang yang lo  andalin dan, gue gatau harus pulang kemana kalo gaada lo. Gue yakin akan ada pilihannya, akan ada jalan keluarnya. untuk sekarang nikmatin aja dulu”

Aku tahu, Bright orang yang tidak perduli dengan komentar orang lain, tapi bukan aku. Aku senang berandai-andai, sangat. Berandai-andai bagaimana nanti aku akan selalu bersama Bright selamanya! sungguh menyenangkan. Sedetik lalu, aku bisa merasakan bahagia, sedetik kemudian, tangisku pecah. Sakit rasanya.

Bright itu tipikal orang yang paham mana hal yang dilontarkan untuk candaan dan hal yang dilontarkan ke arah pembicaraan serius. Bright seasik itu untuk diajak bercanda, tidak semuanya ia bawa serius, dan ia tidak pernah marah. Ia selalu melucu, walaupun tidak lucu, ia tetap terlihat lucu di mataku, memang, aku bucin Bright!

Bright tidak pernah tersinggung jika aku bercanda menyuruhnya untuk sholat atau aku juga tidak pernah marah dia bergurau menyuruhku ikut ibadah di gereja saat aku ikut menemaninya.

Yang paling penting kita tidak pernah memaksa satu sama lain, kita selalu mendukung satu sama lain, walaupun terkadang sakit rasanya. Ah, disini akan ku ceritakan bagian senangnya dulu, ya.

Setiap pagiku selalu diawali dengan "selamat pagi, pacar gue!" suara bariton yang sangat bersemangat dari ujung sana, membuatku tertawa.

"Heh udah siang, udah sholat subuh belum lu?" Tanya Bright.

"Siang apanya sih briii! ini tuh masih jam 5 ya." Jawabku, aku terduduk untuk bersiap sholat subuh.

"Yaudah, sholat subuh dulu sana." Perintah Bright. Tanpa menjawab aku bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah kembali, aku mendengar suara Bright, dia ngedumel. "Yah tidur lagi inimah ga ada respon, BANGUN WOI! SAYANG! SHOLAT SUBUH!"

"Gausah teriak-teriak, Bright! ini gue lagi pms." Jawabku.

"LAH? UDAH BANGUN BELUM SIH LU AY? SADAR ANJIR, RENDEM MUKANYA DI BAK SANA!" teriak Bright dari sebrang sana.

"Maksudnya persiapan mau sholat hehe, Ayo Bright ikut sholat subuh yuk." Jawabku. Aku hanya bercanda, tenang saja. Dan Bright tahu itu.

"Gak bisa, gue juga lagi pms." Jawab Bright.

"Heh sadar bego, sejak kapan?!"

"Maksudnya persiapan mau selonjoran lagi."

"Yaudah, gue sholat dulu ya,"

Bright langsung mematikan teleponnya. Kebiasaan Bright selalu membangunkan ku untuk sholat subuh, semangat sekali. Dan kami sudah tahu konsekuensi kami membangun hubungan ini. Seperti, sudah jatuh, tertimpa tanggal pula. Ya pasti kalian mengerti. Bright dan aku juga memiliki sifat ingin egois sedikit dan berbahagia dengan keadaan yang sekarang dan hanya perlu "nikmati saja untuk sekarang". Mungkin selalu begitu, entah sampai kapan.

(huhu maaf baru bisa update 🥺 jangan lupa voment yaa!🥰)

|2| mantan ; brightwin vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang