2.Benci=cinta

15 2 1
                                    

Jam istirahat sekolah, Tiana sedang duduk sendiri di bangku taman dia asyik membaca bukunya sesekali sambil senyum-senyum sendiri.

"Hi Ti". Ucap Didy pelan datang menghampiri Tiana.

"Kamu Dy". Jawab Tiana.

"Bolehkah aku duduk tuan putri Tiana". Kata Didy.

"Kamu Dy apaan sih lebay deh, duduk aja kali". Lanjut Tiana.

"Hmm Ti aku boleh nanya sesuatu enggak.?". Tanya Didy.

"Boleh nanya apa Dy".

"Kamu suka enggak sama Andri?".

"Apaan sih Dy ko nanyanya gitu!".
Jawab Tiana merasa risih dengan pertanyaan Didy.

"Ya aku cuman mau tau aja". Ujar Didy, Tiana hanya diam mematung tidak menjawab apapun.

"Ayolah Ti kamu tinggal jawab iya atau enggak gitu doang!". Kata Didy memaksa.

"Oke, aku jawab, jawabanya enggak!".

"Yakin kamu enggak suka sama Andri?, dia kan populer anak-anak cewek banyak yang suka lho sama dia".

"Enggak peduli emang aku enggak suka ko". Ucap Tiana jutek, dalam hatinya Tiana berkata, "Aku enggak suka sama Andri tapi aku mulai menyukai seseorang mungkin itu kamu Dy".
Akan tetapi dalam pikirnya sangatlah tidak mungkin dia mengatakan kata hatinya kepada Didy.
Sementara jauh dalam benaknya masih tersimpan rasa benci kepada Didy karena dari kelas 8 satu kelas dengan Didy hingga sekarang Didy selalu iseng kepada Tiana dan sering juga memanggilnya dengan sebutan tuan creab di depan teman-teman yang lain dan kerap kali meledeknya setiap hari ada saja keisengan yang di lakukan Didy kepada Tiana dan itu sangat membuat Tiana muak.
Akan tetapi akhir-akhir ini Didy berubah dia tidak seiseng dulu malah sepertinya dia terkesan baik dan perhatian kepada Tiana. Entahlah ada sesuatu yang berkecamuk dalam hatinya.

"Oh, Oke!". Jawab Didy.

"Nah lho terus maksudnya kamu apa nanya-nanya aku suka sama Andri atau enggak?". Ucap Tiana balik nanya kepada Didy dengan gayanya yang sok galak dan jutek.

"Mmm, Enggak apa-apa aku cuman mau nanya aja emangnya salah yah?". Jawab Didy kikuk.

"Ya enggak salah sih tapi A-N-E-H!". Jawab Tiana, menutup bukunya sembari bangun dari tempat duduknya berjalan melenggang pergi meninggalkan Didy dengan gayanya yang masih sok jutek.

"Tiana, hey Mau kemana, Kita kan belum selesai bicara". Teriak Didy kepada Tiana.

"BODO AMAT!!". Jawab Tiana sambil berlalu.
🌹🌹🌹

Jam menunjukan pukul 20:32 Tiana memandangi langit-langit kamarnya sembari tiduran di atas ranjangnya. Entah mengapa malam ini Tiana enggan untuk memejamkan matanya rasa kantukpun seakan tidak menghampirinya sama sekali pikirannya tertuju pada seseorang yaitu Didy, Tiana bertanya-tanya dalam hatinya mengapa akhir-akhir ini Tiana sering memikirkan Didy mungkin ini yang di namakan rasa cinta? Tapi kenapa ketika rasa cinta ini ada terhadap Didy si cowok yang nyebelin itu?.
Tiba-tiba Ada suara seseorang mengetuk pintu kamar Tiana.

"Ya, Masuk". Seru Tiana.

"Tara, aku datang....."

"Hah Dyan, Tumben kamu masuk dari sisi yang benar". Ucap Tiana sedikit kaget sekaligus senang melihat Dyan yg muncul dari balik pintu kamarnya tidak seperti biasanya Dyan datang dari jendela ketika ingin menginap.

"Lha iya dong Dyan gitu loh anak baik kalau mau nginep ya izin dulu sama ibu kamu"

"Bisa aja kamu Yan.. Yan...". Jawab Tiana sambil tertawa
"Ayo sini Yan tidur". Lanjut Tiana
sambil menepuk-nepuk bantal yang di rapihkannya untuk Dyan tidur di sampingnnya.
Mereka berduapun merebahkan badannya di ranjang sambil keduanya menatap langit-langit kamar Tiana.

TianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang