Setelah menunggu sekitar 30 menit orang, beberapa orang barbar itu datang ke ruanganku. Mereka menyerahkan 1 set pakaian yang terlihat sangat mahal.
Ya pakaian itu terdiri dari pakaian dalam, kemeja putih, celana hitam, jas hitam. Aku juga diberikan sebuah gesper dan dasi berwarna hitam.
Aku pun memakai pakaian itu. Setelah selesai berpakaian aku menghadap sebuah cermin dan melihat diriku sendiri.
"Aku sudah seperti seorang mafia."
Setelah berkaca seseorang pun maju dan membuka kotak seukuran laptop. Ya cukup besar.
Aku melihat isinya dan ternyata itu adalah sebuah pistol dengan 2 magazine.
'Bukankah ini benar-benar seperti mafia?'
Sial...
Aku mengambil pistol itu dan mengisinya dengan 1 magazine. Pistol ini kalau tidak salah tipe FN Five Seven.
"Anda bisa meletakkan senjata itu di balik jas Anda. di sana ada tempat untuk meletakkan pistol dan 1 magazine. Jas itu juga tahan peluru dan menghadang scanner untuk mendeteksi logam dibalik jas."
"Hum."
Aku hanya mengangguk dengan penjelasan orang itu. Walaupun sebenarnya aku sangat terkejut melihat dan mendengar penjelasan itu tapi mau bagaimana lagi.
Aku mengikuti petunjuk dia untuk memasukkan pistol itu di jasku. ya memang ada tempat untuk pistol dan pelurunya di dalam jas.
aku pun sudah siap dan kembali berkaca.
"Ini sudah cukup. Kita akan pergi sekarang."
"Baik, tuan muda."
Aku pun keluar dengan diikuti oleh beberapa orang tadi. Di luar juga sudah ada yang berjaga. Ini luar biasa tapi juga sangat memalukan. Seumur hidupku baru kali ini aku dijaga oleh bodyguard.
Saat sampai di lobby entah kenapa banyak yang melihatku dengan tatapan kagum. Ada juga beberapa tatapan yang iri dan marah. sebaiknya tidak perlu aku jelaskan tentang itu.
Aku menuju parkiran dengan yang lain.
"Boleh aku memiliki mobil ini?"
Aku menunjuk ke salah satu mobil sedan berwarna hitam.
"Ah Anda silakan naik mobil yang di sana."
"Tidak aku ingin mengendarai mobilku sendiri. Tenang saja aku sudah memiliki SIM mobil."
"Tapi Tuan muda..."
"Berikan Tuan muda kuncinya, aku yang akan bertanggung jawab."
Seseorang tiba-tiba saja membantuku. Aku tidak kenal dia.
"Baiklah, tunggu sebentar Tuan muda... Hei yang memegang kunci mobil nomor 5 siapa?"
"Itu aku."
seorang pria yang sepertinya hanya beberapa tahun di atasku mengangkat tangannya.
"Berikan kunci mobil itu ke Tuan Muda."
"Baik, ini Tuan Muda kunci Anda dan surat-suratnya."
"Terima kasih."
Setelah menerima kuncinya dan surat-suratnya, aku pun langsung masuk ke mobil.
Kita skip aja, aku sekarang berkendara sendiri tanpa ada yang mengawali. Ya karena aku yang meminta, lebih tepatnya memaksa agar mereka tidak mengikutiku.
Aku menuju bank dan memakirkan mobilku di depan bank. Aku lupa kalau dompetku masih ada di rumah.
Tidak ada cara lain selain mengantri di kasir untuk mengambil uang. Aku masuk dan melewati pos pengamanan. Yang dikatakan bodyguard tadi memang benar. Ternyata scanner tidak mendeteksi apa yang ada di balik jasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange System
FantasyRyan seorang mahasiswa laki-laki yang menganggap dirinya selalu sial. Padahal sebenarnya di mata orang lain ia adalah orang yang beruntung. Saat terpuruk Ryan mendapatkan mimpi aneh yaitu memiliki sebuah system yang ternyata mimpi itu adalah kenyata...