KETAHUAN

5 2 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Catherine tak berhenti memainkan gadgetnya dan berulang kali kedapatan tersenyum hingga membuat Erick sedikit kesal karena tak dihiraukan oleh kekasih barunya itu.
"Hmm...aduh kayaknya senyuman manis kamu bukan buat aku deh" sindirnya, tentunya  gadis itu langsung peka dan langsung menyimpan handphonenya itu.
Ia mengamati Erick yang sedang menyetir mobil cukup lama sampai lelaki itu jadi salah tingkah.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu ,sayang?"
"kamu itu tampan ,kenapa sih harus jadi playboy ? emang susah ya dapat wanita yang setia?" Pertanyaan itu membuat geli Erick, ia hampir tak bisa menahan gelak tawanya dan rasanya pacarnya kini cukup unik dan berbeda dari kebanyakan wanita lain yang pernah disakitinya.

"Setia itu cuman untuk wanita yang akan kunikahi nantinya, Lagian emang udah mainstream kan cowok ganteng jadi playboy "  Jawabnya penuh percaya diri.

" jadi samaku juga main-main?"

"Gak tahu kalau hari ini, lihat aja nanti seberapa nyaman aku sama kamu yang dijuluki the most wanted girl sekampus"
"Tentu, dasar playboy !!" Bisiknya ditelinga Erick , lalu ia meraih ponsel di saku baju lelaki itu kemudian memotret dirinya sendiri.
"Lagi apa sih?"
"Menyetir lah yang bagus dan hati-hati, aku lagi memasang wajahku yang cantik ini menjadi wallpaper handphone buat siplayboy seperti mu"
"okay tuan putri" Ledeknya, keduanya pun saling tertawa kecil dan menikmati momen bersama ini.
*******

"Apa??? loe jadian sama Erick?" Lisa, sahabat akrab Catherine sejak duduk di bangku kuliah tampak kaget mendengarkan berita tersebut karena dia juga merupakan salah satu fansgirlnya Erick yang menjadi idola bagi anak sastra Inggris.
"Iya" Jawab Catherine singkat sembari meneguk minuman lemon teanya.
"Gue sih senang cuman bukannya loe masih pacaran ya sama Dennis?" Tanya Lisa yang membuat Catherine panik dan menutup mulut sahabat nya itu, untungnya para mahasiswa-mahasiswa dicafe terlalu sibuk untuk mendengarkan obrolan ringan mereka bahkan tak satupun yang peduli tatkala Lisa berteriak menyebut nama Erick.
"ushh..rahasia kita" Lisa hanya mengangguk saja sembari menghela nafas, ia memang sudah tahu kalau sahabat nya itu adalah pemain sejati bahkan saat duduk dibangku semester satu saja hampir seluruh anak sastra Inggris yang menjadi pacarnya dan putus secara sepihak dengan alasan bahwa gadis itu telah bosan.
"sahabat gue memang playgirl sejati ya" ledek Lisa pelan, Catherine hanya tersenyum saja seakan dirinya bangga akan julukan tersebut.
"Kalian bicara apa sih?" Tanya seorang lelaki tampan berpakaian kaus kasual, tubuhnya cukup bagus untuk menjadi seorang model dan lesung pipi yang berbentuk sabit dipipinya.
"Astaga Dennis, kamu buat kaget aja" Celutuk Catherine, Dennis hanya mencubit pipi kekasihnya itu dan meraih minuman Catherine.
"Wah!!!bahkan dia tampak keren saat minum!!!" Puji Lisa spontan dan membuat Dennis tertawa kecil saat mendengarkan pujian dari Lisa.
"iya, dia memang cowok ganteng yang menghantui pikiranku" Lanjut Catherine tak mau kalah, hal itu membuat Dennis sedikit salah tingkah karena dipuji oleh dua orang gadis ini.
Ia hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya saja dan menggenggam jemari cathrine yang berada disampingnya.
"Oh ok gue ngerti, yaudah gue balik duluan ya Cath" Lisa langsung mengambil tasnya dan berjalan menyisakan Catherine dan Dennis disana.
"Duduk dulu yuk" Ajak Catherine, keduanya pun saling duduk berhadapan satu sama lain dengan tetap menggenggam kedua tangan.
"Oke ,ada yang ingin disampaikan?" Tanya Catherine memulai percakapan.
"Lusa nanti mamaku ulang tahun, dia ingin kamu datang kerumah buat ngerayain ultah mama bersama kami serta beberapa ibu-ibu sosialita"
"waw..ini berita yang mendebarkan buat aku, aku kan sama sekali belum pernah ketemu keluarga kamu dan kayaknya itu adalah momen spesial" Ucapnya bohong, padahal sebenarnya hatinya  ingin mengatakan kalau gadis itu tidak ingin seserius itu pada Dennis dan rasanya ini sudah terlalu jauh sekali,tetapi jika dipikir-pikir lagi olehnya sepertinya tak ada salahnya dia bersilahturahmi pada keluarga Dennis sekaligus menambah pengalaman .
"Hmm...tapi kayaknya aku bakal datang"
"aku pun berharap demikian" Wajah Dennis langsung ceria dan ketampanannya semakin menambah.
"Kalau gitu besok kamu jemput aku dirumah, aku harus menyiapkan hadiah yang bagus buat mama kamu"
"Of course baby" Dennis mengacak rambut gadis itu dan keduanya kembali terlarut dalam pembicaraan topik lain yang tanpa disadari mereka kalau ada sepasang mata yang tengah menatap keduanya .
Cukup lama keduanya saling mengobrol layaknya seperti seorang kekasih sampai akhirnya gadis itu menyadari sosok yang sedari tadi menatap tajam kearah mereka, tentunya Catherine langsung panik dan wajahnya mendadak pucat.
"Den, kayaknya aku ada kelas jadi aku duluan ya" Tatapannya jadi kurang fokus dan Dennis menyadari itu.
"Kok panik gitu?kenapa Catherine?"
"iya , soalnya dosennya hari ini galak jadi aku gak apa-apa kan ninggalin kamu disini"
"iya gak apa-apa kok, Lagian prioritas kamu bukan aku aja tapi pendidikan kamu juga"
"Makasih ya den" ia membelai wajah dennis lalu berjalan pergi meninggalkan kekasihnya itu menghampiri sosok yang tak lain ialah Erick.
Ia menarik tangan Erick menjauhi cafe agar tidak dilihat oleh Dennis dan berjalan dengan kecepatan langkah kaki yang penuh.
"Loe mainin gue?" Erick langsung melepaskan tangannya dari genggaman Cathrine, untungnya posisi mereka sudah cukup jauh dari cafe jadi gadis itu tidak terlalu khawatir lagi sekarang.
"Bukan gitu, kita bisa bicarakan baik-baik"
"Gue temui loe nanti sore di taman perumahan loe" Ia langsung berjalan pergi meninggalkan Catherine yang mulai canggung sebab baru kali ini dirinya ketahuan selingkuh oleh pasangannya,belum lagi yang diselingkuhi nya adalah cowok yang cukup populer dikampus.
"Kamu dimana Alex? aku takut sekarang" Jeritnya dalam hati yang tak berhenti memanggil nama pemuda itu.

PERMAINAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang