"Hey, ada lihat Alex gak?" Tanya Cathrine kepada setiap orang yang dilewatinya, ia kini benar-benar butuh keberadaan Alex karena memang setiap kali gadis itu ada masalah maka cuman Alex lah yang terlintas dipikirannya.
"Dimana sih kamu,Lex?" celutuknya kelelahan dan memilih terduduk di halte kampus,ingin rasanya menelepon lelaki itu cuman handphone nya saat ini tengah lowbet jadi mau tak mau ia harus mencari pemuda itu disekeliling kampus yang luas ini.
Dengan penuh kekhawatiran didalam dirinya, ia mencoba untuk menatap sekelilingnya dengan penuh hati-hati barangkali lelaki itu berada disekitar sana, sampai keberuntungan berpihak padanya dimana ia menemukan mobil Alex melewati halte yang didudukinya.
ia pun langsung berlari kearah parkiran mengikuti mobil itu , tetapi segera bersembunyi dibalik mobil lain saat mendapati sosok Bianca yang keluar dari mobil Alex bersama dengan pemuda itu,bukan hanya itu saja ada satu hal yang benar-benar membuat Cathrine baru menyadarinya saat melihat kalau Alex kerap menghindar tatkala saat Bianca mencoba memeluk atau menciumnya sama seperti mantan-mantan atau kekasih Alex lainnya.
Ingatannya kini mulai terbuka bahwa memang hanya dirinya saja yang pernah dipeluk atau dicium oleh Alex dan sebuah senyuman kemenangan terpancar dibibirnya sampai ia hampir saja lupa tujuan awalnya ingin menemui alex guna membicarakan tentang masalah Erick."Maaf bi, aku memang cinta sama kamu makanya aku gak ingin memeluk kamu"
Jblekk..ucapan yang keluar dari mulut Alex sendiri membuat senyuman Catherine langsung memudar, hatinya kini sedikit hancur dan harapan yang sedari tadi dibanggakannya menjadi ambigu tanpa kejelasan sedangkan gadis bernama Bianca itu terlihat bahagia mendengarkan ungkapan dari Alex.
"Kayaknya bukan waktu yang tepat buat ketemu dia" Ketus kesal Catherine, ia begiu kecewa sampai menimbulkan kecerobohan yang membuat Bianca dan Alex tahu akan keberadaannya, tanpa sengaja ia melemparkan botol minuman tepat kearah Bianca dan hampir saja mengenai gadis itu.
" Maaf , aku gak sengaja" Ucapnya tak kalah malu, ia langsung berjalan menghampiri mereka .
"Iy gak apa-apa,Kamu ngapain dibalik mobil itu? " Tanya bianca sinis tetapi cukup sopan.
"Aku lagi nyari gelangku yang hilang ,soalnya itu hadiah dari pacarku yang terbaik" Jawab Catherine dengan senyuman terpaksa sembari menatap kesal pada pemuda itu.
"Eh tunggu deh, kamu itu pacarnya Dennis kan?"
"Kok tahu?" Tanya balik Cathrine yang begitu terkejut akan yang dibilang Bianca barusan.
"iya kan Dennis yang cerita, aku itu sepupunya Dennis" Jelas bianca, Ia lalu menyalami tangan Catherine dengan penuh riang.
"Aku senang deh bisa ketemu gadis yang sangat dicintai sepupuku, oh iya namaku Bianca" Catherine hanya mengangguk mengiyakan saja ,lalu sesekali ia menatap tajam kearah Alex yang sebenarnya sudah tahu akan hal ini.
"Bi, kayaknya aku ada urusan lagi jadi sampai ketemu lain waktu" Ia langsung berjalan pergi menjauhi mereka sembari menggerutu kesal, tak sangka kalau Alex tahu hal ini dan dia memang kelihatannya sengaja untuk tetap setia menjalin hubungan dengan Bianca .
"Pantesan aja semester lalu Alex gak jadi mutusin Bianca, dia memang cowok ngeselin" Ocehnya penuh kekesalan,lalu berjalan kearah gerbang utama kampus sembari menunggu taksi.
Namun bukannya taksi yang ditunggu mendatanginya melainkan mobil hitam milik alex yang berhenti tepat dihadapan gadis itu.
"naiklah,biar aku jelasin!" Perintah lelaki itu dengan segala kekakuannya, Catherine hanya menurutinya saja dan menaiki mobil itu tanpa rasa ragu.
"Aku memang sudah tahu makanya waktu itu gak jadi mutusin Bianca" Wajahnya sama sekali enggan menatap Catherine selain fokus lurus kedepan.
"Kenapa?"
"Gak ada alasan untuk menjawabnya, lagian lusa juga kita bakal ketemu dipesta ulang tahun mamanya Dennis dan bukannya itu sebuah keuntungan buatku menatapmu dari jauh saat bersama dennis dan memastikan bahwa kau masih mencintaiku sehingga ak ada peluang bagi lelaki itu merebutmu dariku"
"Kau tampak bahagia kalau aku menyukai mu tapi aku merasa sangat ambigu memikirkan perasaanmu padaku" ucap Cathrine tajam dan berharap lelaki itu kali ini jujur akan perasaannya.
Namun bukannya Alex menjawab pertanyaan tersebut, ia malah memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dan mendekatkan wajahnya kearah gadis itu, awalnya Catherine hanya memejamkan matanya saja mengikuti permainan nafsu itu lagi tetapi entah kenapa ucapan Alex kepada Bianca saat diparkiran terbesit dipikirannya dan sontak ia langsung menolak tubuh Alex.
"Berhentilah alex, aku hanya ingin kejujuran perasaanmu " Bentaknya pada Alex ,lelaki itu hanya diam mematung saja mendengarkan perkataanya Catherine.
"Maafkan aku telah berbuat semauku padamu,Oh iya,Buat apa tadi nyari aku?" ucapnya mengalihkan konflik barusan sembari mencairkan suasana yang sempat rusak tadi dengan meninggalkan sebuah tanda tanya besar.
"Gak apa-apa,jadi tadi aku ingin menemuimu karena aku ingin kau tahu kalau erick sudah tahu bahwa aku telah bermain api dibelakangnya dan ia ingin bertemu empat mata denganku nanti sore" Raut wajah Catherine kembali lagi menjadi panik dan hal itu sangat dibenci oleh Alex, ia langsung menyalakan kembali mobilnya tanpa memberikan respon sedikitpun pada Cathrine.
"Lex, kita mau kemana?" Gadis itu mengarahkan tubuhnya kearah Alex dan menatap bingung pada pemuda itu.
"Kau tahukan kalau aku benci membuatmu panik ataupun bersedih?" Catherine mengangguk pelan, "Maka lebih baik duduklah tenang karena aku mempunyai waktu sebelum sore untuk mengisi momen bersamamu" sambung Alex yang membuat Cathrine hanya bisa tersenyum saja.
"Dasar aneh, aku butuh saranmu bukan waktu bersamamu" Ledek Catherine.
"kamu sudah tersenyum saja padahal aku belum membawamu kemanapun, Dasar pacar yang aneh" Balasnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMAINAN CINTA
RomanceKetika cinta hanya sebuah permainan, apa jadinya jika kedua pasangan sejoli ini bermain api dengan pasangannya yang lain secara terang-terangan tanpa rasa cemburu? Masa iya mereka tidak saling cemburu,benarkah Alexander dan Catherine tidak saling me...