SESULIT ITU MENGATAKAN CINTA?

4 2 0
                                    

"sayang, mama kamu sukanya apa?" Tanya Cathrine pada Dennis sembari memperhatikan sekeliling mal.
"Terserah kamu aja, soalnya bapapun hadiahnya pasti mama bakal senang kalau yang ngasih itu kamu"
"Semoga ya mama kamu senang punya menantu kayak gue"
"Pasti dong" ia merangkul pundak Cathrine yang tingginya hampir sama seperti tubuh lelaki itu,emang gadis itu tercipta sebagai wanita sempurna yang memiliki postur tubuh ideal idaman para kaum hawa dan tubuh tinggi layaknya model wanita dengan dilengkapi wajah manis yang glowing.

"Yuk kita kesana, aku mau beli gaun buat mama kamu" Cathrine langsung menarik tangan dennis, sesampainya didalam toko itu tak sempat menunggu lama gadis itu memilih-milih gaun yang sangat cantik terkhusus buat mamanya Dennis .
Ia memang paling jago dalam hal fashion dan Tak pernah lama belanja makanya siapapun kekasihnya yang diajaknya belanja ke mall tidak akan merasa bosan atau males

"Cepat banget milihnya, memangnya udah pas?" Dennis mencoba meyakinkan kekasihmya itu, tapi Catherine tetap yakin penuh percaya diri akan keputusannya dan segera membayar ke kasir.
Seusai belanja, kedua pasangan itu sejenak berjalan bersama-sama menyusuri luasnya mall ini sembari saling memberikan pembicaraan ringan yang memang sangat nyambung untuk keduanya sampai tak sengaja keduanya berjumpa dengan Bianca dan Alex yang juga sedang belanja hadiah buat perayaan ulang tahun mamanya Dennis besok.

"Dennis, kalian juga disini?" Tanya bianca yang terlihat senang dan memeluk sepupunya itu.
"Kalau mau belanja bareng harusnya bisa sama-sama lah bi" ucap Dennis, yang kemudian beralih pandangan kearah Alex.
"Siapa?"
"Pacarku yang namanya Alex itu loh, kan udah pernah kuceritakan masa kamu lupa sih" ketus Bianca kesal, tentunya ekspresi manja Bianca membuat Catherine terlihat kesal dan secara terbuka menunjukkan ekspresi tak senang diwajahnya.

"Kalau udah selesai bicaranya, mendingan kita pulang yuk den"
"Ya ampun Cath, maaf aku lupa kamu disini. Oh iya jangan pulang dulu dong mendingan kita makan aja dulu"  Bianca yang berusaha untuk mencoba bersahabat pada gadis itu membuat Catherine semakin muak namun mencoba untuk tetap tersenyum dan membalas ramah perlakuan Bianca.

"Gimana Cath? " Tanya Dennis, sebenarnya Catherine ingin menolak tetapi sekilas ia melihat tatapan Alex yang mencoba memintanya untuk mengiyakan tawaran Bianca sehingga dengan terpaksa gadis itu menerima ajakan makan bareng Bianca.
"Asyik!! Yaudah yuk" bianca begiu senang dan menarik tangan Alex serta Dennis kesalah satu tempat makan yang berada dilantai dua sedangkan Catherine hanya bisa mengeluh mengikuti mereka.
                          *****

Didalamnya,mereka langsung mengambil meja untuk empat orang yang malahan lebih mirip seperti double date yang mana ide itu dicetuskan sendiri oleh bianca.
Gadis itu sungguh membuat kesal Catherine ditambah lagi ia selalu menggenggam tangan Alex dan berbicara ria bersama Dennis semakin membuatnya bertambah muak,akhirnya ia langsung berjalan pergi ketoilet tanpa berkata apapun.
" Sudah,mungkin Cath ingin ketoilet aja" kalimat yang sempat terdengar ditelinga Cath  yang diucapkan oleh bianca pada Dennis dan membuat kekasihnya itu tak jadi mengejarnya.

"Dasar wanita menyebalkan!!!" Gerutunya didepan cermin wastafel yang kebetulan hanya gadis itu sendiri didalam toilet tersebut.
Ia tak henti-hentinya mencengkram wastafel sembari memaki-maki tak jelas akan sosok Bianca tanpa memperdulikan kalau bisa saja Bianca mendengarkan ucapannya.
Selang tak beberapa lama seusai ia meluapkan emosinya mendadak titik fokusnya teralihkan oleh sosok pemuda tampan dengan topi merah dan sweater Hoodie coklat yang membuat pemuda itu tampak menawan, pemuda itu langsung menaruh jari telunjuknya dibibir  Catherine dan melingkari pinggul Cathrine dengan sebelah tangannya yang lain.
Kedua hembusan nafas mereka saling terasa satu sama lain dengan jarak tatapan yang sangat dekat dan kini aliran kran air wastafel yang menjadi saksi percintaan keduanya.

"Kalau marah-marah terus malah buat pacarku jadi jelek" ledek pemuda itu yang tak lain ialah Alexander.
"Bianca benar-benar membuatku kesal"
"Mau kucium agar tidak kesal?" Ia menaikan alisnya, Cath hanya tersenyum saja lalu memeluk erat pemuda itu,namun dentuman langkah kaki yang menuju ketoilet membuat keduanya langsung melepaskan pelukan masing-masing, kini hanya rasa panik yang menggebu pada Cathrine yang berbanding terbalik dengan Alex.
"Ayo sembunyi!" Ia langsung menarik tangan Alex kedalam toilet,kini keduanya terjebak bersama didalam toilet kecil itu yang memang berbaris empat.
"Apa harus setakut ini? Kita bukan selingkuh jadi ngapain takut"
"Aish...diamlah Alex, kita bisa ketahuan  nantinya" Catherine terlihat panik dan menutup bibir Alex dengan jemarinya, Alex malah bukannya melepaskan tangan mungil gadis itu dari tangannya malah seperti menikmati hal itu.
Malahan ia memeluk gadis itu dari belakang selagi Catherine berusaha menahan pintu toilet tersebut dan mengintip melalui sela-sela pintu.

"Arghhhh!!!!" Teriak seseorang gadis didepan wastafel yang berada tepat didepan pintu toilet yang ditempati Catherine dan Alex.

"Kenapa Alex sama sekali tidak bisa mencintai ku? Siapa gadis yang mencuri hatinya itu? Arghhh...!!" Teriak gadis itu yang suaranya sekarang mulai terdengar jelas sebagai suara bianca, tentunya Catherine yang mendengarkan hal itu mulai merasa bersalah dan kini wajahnya menjadi lemas tatakala saat mendengarkan tangisan bianca.
"Okey, aku yakin kalau Alex bakal bis mencintaiku" ia berusaha menyemangati dirinya sendiri, lalu berjalan pergi meninggalkan toilet yang kini kembali sunyi seperti sedia kala.
Setelah cukup yakin tidak ada lagi orang yang berada disana selain mereka berdua, Catherine pun melepaskan pelukan Alex namun cengkeraman pemuda itu jauh lebih kuat sehingga gadis itu berbalik badan menatapnya dengan bersandar telat dipintu toilet yang masih terkunci.
"Tolong jangan berhenti padaku hanya karena kau merasa iba padanya" Sebuah pernyataan putus asa yang mengalir jelas dari bibir pemuda kaku itu, ia benar-benar takut kalau momen tadi membuat Cathrine mengalah pada dirinya.

"Tapi dia benar-benar mencintaimu, kamu bahkan sama sekali tidak mengatakan cinta padaku" kali ini Catherine tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menagih sebuah jawaban yang selalu mengganjal hatinya,tetapi bukan jawaban yang diberikan Alex malah sekali lagi sebuah ciuman hangat yang mendarat dibibirnya, Cathrine berusaha menyudahinya tapi Alex berusaha untuk membuat gadis itu bertekuk lutut diam membisu.
Ia kemudian beralih mencium pipi gadis itu dan mencengkram wajahnya erat-erat.
"Sudah cukupkan untuk mengetahui isi hatiku?"
"Apa kau hanya mempermainkanku? Aku butuh kalimat itu keluar dari bibirmu bukan seluruh nafsumu yang kau alihkan padaku" Catherine perlahan meneteskan air matanya, ia langsung mendorong Alex dan pergi berlari keluar toilet,disana ia tidak memperdulikan tatapan Bianca dan dennis yang menatapnya bingung.
Gadis itu langsung menarik tangan dennis pergi dari sana sembari menangis tersedu-sedu.

PERMAINAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang