29. Bandara

96 28 51
                                    

Kemarin setelah acara perpisahan itu berakhir, Nathan memohon kepada Clara untuk mau mengantarkannya ke bandara.

Flashback on..

Setelah acara foto kenangan, Nathan kembali menghampiri Clara.
Clara menatap kedatangan Nathan dengan tatapan sendu, dia sebenarnya sudah tidak kuat lagi untuk menahan air matanya.

Saat Nathan tiba dihadapan Clara, Clara langsung saja memeluk Nathan erat dan menumpahkan seluruh air matanya.

Nathan yang terkejut atas perlakuan Clara, dia pun akhirnya memahami dan membalas pelukan erat Clara.

Nathan juga tidak ingin situasi seperti ini terjadi. Tetapi takdir sudah berkehendak, tidak seorangpun dapat mencegah dan mengubah takdir bukan?

"Nath?" panggil Clara disela sela isakan tangisnya.

"Clar." ucap Nathan lirih.

"Kamu mau berangkat sekarang?" tanya Clara masih dengan isakan tangisnya.

"Iya Clar." balas Nathan sambil menatap manik mata Clara dengan lekat.

"Hati-hati di jalan ya Nath, disana harus jaga kesehatan juga, jangan..." ucapan Clara terputus karena Nathan tiba tiba membekap mulutnya.

"Please nanti aja ya, kamu anterin aku ke bandara sekalian, aku mohon." pinta Nathan dengan tatapan sendu.

"Tapi, emang gak papa kalau aku ikut?" tanya Clara.

"Gak papa dong." balas Nathan sambil mengelus puncak kepala Clara lembut.

"Kalian juga boleh ikut semua." ucap Nathan kepada teman-teman Clara dan Angga, Irfan.

Mereka hanya mengangguk mantap.

"Iya kita pasti ikut kok, lo tenang aja." ucap Angga lalu diangguki oleh Nathan.

"Tapi kamu ke rumah dulu kan buat ambil barang?" tanya Clara sembari menghapus air matanya yang masih membasahi pipi.

"Enggak Clar, aku langsung ke Bandara tadi bunda chat kalau bunda sama ayah udah otw ke sana sambil bawa barang-barangku juga." balas Nathan.

Clara hanya tersenyum terpaksa, sedih memang rasanya. Tanpa dia duga akan berpisah secepat ini. Apa boleh buat, dia pun tidak bisa mencegah Nathan untuk tidak pergi, jika Clara mencegahnya sama saja dia bersikap egois. Clara juga harus mengerti posisi Nathan, dan harus memakluminya.

Flashback off..

Kini suasana hening menguasai suasana di dalam mobil. Sendari tadi Clara hanya menatap ke arah luar dengan kepala yang di senderkan kepada jendela mobil. Entahlah Clara lebih suka menatap jendela untuk saat ini, perasaannya terlalu berkecambuk hingga Clara sangat enggan memulai pembicaraan apapun, Clara takut jika dia memulai pembicaraan dia akan meneteskan air matanya kembali, dan dia juta takut Nathan khawatir dengan keadaannya sekarang.

Sementara itu Nathan yang masih fokus untuk menyetir dan jangan ditanyakan lagi apa yang dilakukan teman-teman mereka, apalagi kalau bukan tidur. Sudah menjadi hal yang biasa jika mereka dalam perjalanan yang cukup jauh akan tertidur di mobil.

Nathan menghentikan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya.

"Nath, masih pada tidur tuh." ucap Clara mulai membuka pembicaraan.

NARA (PINDAH DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang