🔎Eight

205 23 0
                                    

Lusa adalah hari Minggu. Dan ini adalah hari yang dinantikan tim detektif Tubatu. Sesuai yang direncanakan, Soobin akan mendatangi Kim Jung Min di kantornya dan para detektif yang lain menunggu dan mengawasi dari parkiran. Mereka sudah curiga dengan Jung Min. Mereka juga melakukan ini untuk melindungi Soobin. Apalagi dia sendiri. Bahaya yang mengancam sampai tiga kali lipat.

Soobin menghela napas perlahan. Jantungnya berdetak tak keruan. Soobin memberanikan diri untuk masuk dan meminta izin bertemu dengan si pemimpin perusahaan. Untungnya mereka sudah janji dan dipersilahkan.

Soobin membuka kenop pintu di depannya. Dia sudah ditunjukkan ruangan Jung Min oleh salah satu karyawan. Pintu itu terbuka. Soobin langsung waspada saat melangkah.

"Silahkan masuk," sahut seorang pria yang menggunakan jas biru tua.

"Kamsahamnida." Soobin membungkukkan badannya dan masuk ke ruangan tersebut.

Soobin dipersilahkan duduk di sebuah sofa biru. Dirinya duduk dengan sopan.

Ingat! Soobin harus tetap tenang dan bertindak seolah tak terjadi apapun!

"Jadi anda detektif Choi?" tanya Jung Min yang kini ikut duduk di hadapan Soobin.

"Benar. Saya detektif Choi Soobin. Anda menghubungi saya lusa lalu. Saat hari Jumat." jawab Soobin sopan.

"Saya senang anda datang tuan Soobin. Ah, bolehkah saya memanggil anda demikian?"

"Tentu saja! Lagipula usia saya baru 21 tahun."

"Bagus sekali! Masih muda sudah jadi detektif hebat. Saya kagum." puji Jung Min sembari bertepuk tangan. Soobin terus tersenyum. Dia menaruh tas laptop yang ia sengaja bawa di sampingnya. Jung Min tidak tahu kalau didalamnya ada alat perekam suara yang terhubung langsung ke detektif yang lain.

"Jadi, apa yang ingin tuan Soobin bicarakan?" tanya Jung Min yang kini memasang ekspresi serius. Jujur, Soobin agak takut dengan tatapannya. Matanya seperti ditusuk pisau.

"Eumm, begini tuan Kim. Saya dan tim detektif saya sedang menyelediki kasus kematian seorang karyawan disini seminggu lalu. Mungkin sehari sebelum anda diangkat jabatan menjadi pemimpin. Arwah dari korban karyawan itu mendatangi kami dan mengatakan dia dibunuh, bukan bunuh diri. Dia yakin kalau pembunuhnya adalah karyawan disini. Saya juga menyelesaikan kasus kematian seorang karyawan disini yang juga bunuh diri. Namun bedanya, dia sudah dipecat beberapa saat lalu. Korban pertama bernama tuan Jung dan korban kedua tuan Park. Apa anda mengenalnya?" Soobin memulai pembicaraan.

Jung Min sangat tenang. Benar benar tenang.

"Oh, saya mendengarnya. Korban pertama itu Jung Ri, kan?" tebak Jung Min. Soobin menggangguk.

"Dia dulu rekan saya. Dia sangat baik. Tapi belakangan, sikapnya sangat aneh. Dia terus mengatakan hal hal konyol dihadapan tuan Han Woo Seok. Mengatakan kalau perusahaan ini suatu saat akan direbut dari genggamannya. Tuan Woo Seok marah besar. Keesokan harinya, Jung Ri tidak datang ke tempat kerja. Sorenya saya baru tahu kalau Jung Ri bunuh diri dan saat itu bertepatan dengan kejadian kecelakaan tuan Woo Seok," Jung Min menarik napas sejenak.

"Tapi, alasan saya diminta mewakili perusahaan hanya karena saya adalah orang kepercayaan tuan Woo Seok. Apa itu salah?" Jung Min meminta pendapat Soobin.

"Entahlah tuan. Saya tidak yakin soal hal ini. Yang pasti saya menemui anda karena kedua kasus tersebut berhubungan langsung dengan anda." komentar Soobin cekatan.

"Dan satu lagi, tuan detektif. Saya tidak tahu apapun tentang kematian tuan Park. Dia sudah dipecat beberapa saat lalu karena membocorkan informasi rahasia perusahaan ini kepada perusahaan lain. Terakhir saya dengar dia bunuh diri karena depresi tak mendapat pekerjaan." jelas Jung Min.

GHOST DETECTIVE Ft. TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang