Keesokan harinya...
Saat menjelang subuh,Arif terbangun dengan sendirinya dari tidur nyamannya dikasur yg telah lama tak ditidurinya.
Saat bangun ia mengucap Hamdallah kepada sang pencipta telah memberinya kesehatan dan kesempatan untuk bangun kembali.
Kapten Arif mendudukkan diri saat bangun terlebih dulu, agar siap badannya setelah berbaring selama berjam-jam".setau kapten Arif lebih baik duduk terlebih dahulu setelah tidur menyiapkan tim uh agar tidak kaget saat bangun dan mencegah hal hal yg tidak diingkan seperti pusing/ jalan sempoyongan(*itu author kalo bagun buru"🤭)
Saat tubuhnya mendingan kapten Arif berdiri dan merapikan tempat tidurnya yg berantakan seperti selimut serta banyak dan guling,agar terlihat rapi. Kapten Arif membiasakan diri untuk itu karena saat di rumah dinas ia sendiri tidak ada yg merapikan jadi mau tidak mau harus mandiri dan tidak mengandalkan orang lain.
Apalagi ia seorang TNI jadi harus terbiasa dengan hal " mandiri dan tidak manja, karena TNI dididik untuk mandiri tidak mengandalkan orang lain. Bagaimana seorang TNI manja dalam melindungi bangsa dan negara akan tidak mungkin terjadi.
Lain halnya saat tidak ada tugas dari militer baru ia bisa bermanja-manja dengan ibunya contohnya seperti kemarin bergelayut manja ditangan yg dulu merawatnya dengan telaten seta penuh kasih sayang.
Back to topik...
Setelah selesai membereskan tempat tidurnya kapten Arif menuju lemari pakaian yg masih banyak ia tinggal karena sebagian ia bawa ke rumah dinas dan sebagian masih berada di rumah.
Kapten arif mengambil sarung baju Koko serta peci yg akan ia gunakan salat subuh di masjid.
Ia mengganti bajunya dengan baju Koko dan sarung setelah berbersih dikamar mandi tadi.
Setelah selesai kapten Arif berjalan kearah ruang tamu dan menemukan bapaknya yg sudah siap dengan setelan yg sama dengannya yaitu baju Koko,sarung serta peci dikepala.Saat sampai di ruang tamu...
"Pak, mari berangkat ke masjid". Ajak kapten Arif pada bapaknya,"Ouhhhh...iya mari berangkat sebelum itu kita pamit ibu dulu ya" kata pak Slamet sambil mencari keberadaan istrinya.
" Ibu ...ibu...ibu " panggil pak Slamet.
"Nggih pak " jawab ibu seraya berjalan kearah suami dan anaknya berada.
"Bapak samaarif berangkat dulu ya kemasjid " pamit pak slamet.
"Nggih pak" sahut ibu.
"Arif pamit ya Bu" pamit kapten Arif kemudian.
"Iya le,....." Jawab ibunya kembali.
"Assalamualaikum ...Bu ☺️" ucapnya serentak ( Arif dan pak Slamet)
"Walaikumsalam....😊" Ucap ibu sambil melihat kepergian keduanya yg tertelan pintu ( hanya kiasan😂)
Saat pandangan tak melihat lagi tubuh anak serta suaminya, ibu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanan salat subuh seorang diri.
Setelah selesai menunaikan salat subuh...😉
Ibu melangkahkan kaki setelah melipat mukena seta sajadah dan ditempatkan yg disediakan ( tempatnya itu kayak etalase kecil gitu buat tempat mukena ).
Ibu berjalan kearah kamar Arif untuk merapikan kamarnya agar terlihat rapi kembali, biasanya setelah salat subuh ibu seringkali menata tempat tidur agar rapi tidak hanya kamarnya dan sang suami tetapi hari ini juga kamar anak semata wayangnya yg menginap.
Saat sampai dikamar arif, ibu membuka pintu dan melihat tempat tidurnya telah tertata rapi dengan selimut serta banyak yg tersusun rapi.
Ibu tersenyum 😊 senang anak laki laki ya sudah mandiri menata tempat tidurnya sendiri, ia tau Arif memang membiasakan hal hal kecil seperti ini agar tidak merepotkan orang lain.
Tanpa sadar air matanya keluar dari pelupuk matanya yg sudah sedikit keriput, ia baru sadar anak yg dahulu dikandungnya yg dulu sering bermanja-manja dengan serta putra kecilnya yg ia bawa ke mana mana serta sangat manja padanya telah dewasa dan bisa merawat diri ya sendiri tak perlu tepukan dipunggung ya agar bisa terleap ia ingat saat kecil dulu Arif kecil manja pandanya dengan merengek sebelum tidur punggung
nya harus agar dapat terlelap.
Ia beralasan karena ia tidak bisa tidur bila tak ditepuk punggungnya oleh ibu maupun bapaknya bila sang ibu tak sempat maka bapaknya lah yg menepul punggung Arif kecil👦.
Back to topik...
Hanya mengingat dan mengenang kenangan masa lalu yg indah saat ia rindu pada arif, setelah itu ibu menutup kembali kamar sang anak lalu berjalan kearah dapurnya untuk mencuci piring atau peralatan makan yg digunakan kemarin malam.
Ibu dengan cekatannya menyabuni piring kemudian membilasnya hingga bersih setelah itu dilanjutkan dengan mencuci gelas gelas yg digunakan kemarin setelah disabun kemudian dibilas menggunakan air mengalir diwastafel cuci piring itu.
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat tanpa terasa hari sudah semakin pagi bersamaan dengan selesai acara cuci piringnya, ibu berencana setelah ini ia akan pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur danembeli bahan masakan kesukaan Arif.
Ia sudah lama tak memaksakan makan kesukaan anaknya itu, ia bersiap" pergi ke pasar. Saat hendak menutup pintu terdengar suara anak serta suaminya.
"Assalamualaikum Bu ..." Salam keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFISYA
Teen FictionHai, jumpa lagi sama @shizukan dalam cerita saya yg ke-5. Aku hanya penulis amatir yg mencoba coba membuat suatu cerita. ~deskripsi~ Pernikahan adalah suatu kata sakral yg terjalin antara pria dan wanita. Arifan putra Wibowo adalah pria berpawak...