"Rei lu dipanggil Bu Rika tuh, di ruang guru."
Seorang murid laki-laki menghampiri meja yang ditempati keenam sekawan itu.
"Gue? Mau apa?" Tanya Reina sambil menunjuk dirinya sendiri. Sedangkan yang ditanya hanya mengedikkan bahu tak acuh, lantas berlalu pergi.
"Yeuh tuh anak macam jelangkung emang"
"Datang tak diundang pulang tak diantar" sambung Vano.
"Ya udah gue cabut ke ruang guru dulu ya." Pamit Reina.
"Moga lu balik dalam keadaan utuh ye War!"
"Lu kira gue kesana mau dieksekusi?" Tanya Reina nge -gas.
~
"Permisi."
"Masuk" titah Rika, guru BK disekolah itu.
"Ada apa?" Tanya Bu Rika. Mendengar pertanyaan dari gurunya itu, Reina mengernyitkan dahinya, bingung.
"Bukannya ibu panggil saya?"
"Kamu dari kelas berapa?"
"Hah? E-eh itu Bu sa-saya" jawab Reina gagap sedikit panik. Bagaimana tidak panik? Dia lupa kelasnya sendiri :(.
"Ya?" Tanya Bu Rika bingung.
"Hehe saya lupa Bu" jawab Reina dengan cengengesan.
"Ya ampun. Masa kamu lupa sama kelas sendiri? Gak habis pikir ibu. Yasudah, pelajaran selanjutnya apa?"
Reina berpikir sejenak. " Em.. kalau gak salah biologi Bu"
"Nah berarti benar pelajaran selanjutnya jam pelajaran saya. Segera kamu ambil buku paket di perpustakaan, satu orang satu buku ya." Perintah Bu Rika.
"Em Iya siap Bu, tapi kayaknya saya gak bakal kuat Bu"
"Kenapa?"
"E-soalnya murid di kelas saya aja ada 37. Masa saya bawa buku paket segitu banyaknya sendirian?" Reina membuat wajahnya seolah-olah bersedih. Bu Rika nampak berpikir sejenak, sampai matanya tertuju pada seorang murid yang juga berada disana sama seperti Reina. "Hey, kemari"
"Saya bu?" Murid itu menengokan kepalanya ke kiri dan ke kanan siapa tau ada orang lainnya. "Iya"
Murid itu mendekati mereka, ternyata murid itu laki-laki, dan yang lebih membuat Reina kaget adalah, dia si laki-laki peminta air minum itu. "Ada apa ya Bu?"
"Saya mau meminta tolong."
"Ya ada apa?"
"Tolong kamu bantu dia membawa buku paket dari perpustakaan ke kelasnya" jelas Bu Rika sambil menunjuk Reina. "Hah? Sa-saya sendiri saja bu. Gpp kok, sekarang saya kuat." Reina menunjukan deretan gigi putihnya sambil mengangkat tangannya untuk menunjukkan ototnya. "Tangan lembek kek gitu aja bilang kuat."
Ya, lelaki itu meledeknya. Reina merasa kesal dengan ledekan lelaki itu, apalagi tatapan matanya yang tampak meremehkan. "Apa lu bilang? Sembarangan! Mau coba gue tampol?!" Reina menggulung lengan seragamnya, meniru orang yang berada di film-film saat akan berantem. "Hei! Bahasamu!" Tegur Bu Rika. "Hehehe iya Bu maap. Abis ngeselin dia."
Yang jadi penyebab kekesalan Reina hanya tersenyum tipis.
"Udah sana kamu ambil buku paketnya, sebentar lagi bel masuk bunyi."
"Siap Bu."
Reina dan pemuda itupun meninggalkan ruang guru.
Selama perjalanan menuju perpustakaan tidak ada yang memulai obrolan. Reina merasa canggung dengan keadaan seperti ini, dia pun akhirnya memilih untuk memulai obrolan. "Khem. Lu balik kelas aja, gue bisa sendiri kok" pemuda itu menoleh kearah Reina. "Bu Rika suruh gue bantuin lu"
"Iya tapi gapapa kok. Gue bisa sendiri, cius." Reina mengangkat tangannya dengan jari yang dibentuk huruf V. "Gue juga gapapa kok bantuin lu. Kenapa? Lu takut gue minta air minum lagi?"
"Mungkin. "
"Tenang aja gue gak bakal minta minun lagi kok. "
"Serius?"
Reina menoleh kearah pemuda itu dengan wajah sumringah nya. Pemuda itu lantas mengangguk.
"Paling minta makan"
Wajah sumringah Reina segera hilang setelah jawaban yang diberikan oleh pemuda itu dan digantikan dengan wajah cemberut. Sedangkan sang pemuda malah tertawa.
~
"Rei cowo yang tadi bantuin lu bawa buku paket, itu cowo yang tadi di kantin kan?"
Reina membereskan buku-bukunya yang tergeletak di meja, lantas memasukannya kedalam tas. Sedangkan Alya merapikan buku paket sehabis mereka pakai untuk dikembalikan ke perpustakaan.
"Heem. Dia cowo yang dikantin tadi."
"Kok lu bisa bareng sama dia? Pake bantuin bawa buku paket segala. " sungguh kepo sekali ya teman Reina satu ini~
"Gak sengaja ketemu di ruang guru. Terus bu Rika suruh dia bantuin gue "
"Gue mencium bau-bau orang pdkt ini" Alya sengaja menggoda temannya itu, bukankah menyenangkan menggoda teman itu?
"Gajelas lo. Gue udah beres nih, ayo. "
"Oke. Ayo"
Setelah mengembalikan buku paket ke perpustakaan, Reina dan Alya memutuskan untuk langsung pulang.
"Lo pulang naik apa Al? " tanya Reina.
"Kayaknya sih gue dijemput Rei, kalau lu?"
"Kayaknya gue pulang naik angkot. "
"Lu pulang bareng gue aja kalo gitu." tawar Alya. "Enggak ah. Lagian rumah kita beda arah ditengah perjalanan. Lu pulang duluan aja."
"Gapapa nih?" Tanya Alya memastikan, pasalnya temannya yang satu ini sering menolak ketika diajak pulang bersama. "Iya gapapa"
Sesampainya di parkiran, Reina melihat seorang lelaki yang hendak menaiki motor ninja miliknya itu. Lelaki itu tampak familiar. Tak butuh waktu lama untuk mengenali lelaki itu, Reina sudah tahu siapa dia. Ya, dia adalah Daniel, salah satu teman kesayangan Reina. "Gue duluan ya Al. Jemputan lu udah dateng kan?"
"Hem? Iya udah, tuh depan gerbang. Kalo gitu gue balik dulu yah." Reina hanya mengangguk sebagai jawaban lantas melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.
Setelah kepergian Alya, Reina bergegas menghampiri Daniel sebelum lelaki itu menancap gasnya.
"Daniel!" Reina menepuk bahu temannya itu. Daniel menoleh pada sumber suara yang ternyata berasal dari teman gadisnya itu. Sang gadis hanya tersenyum dengan maksud terselubung, Daniel sudah hafal sekali dengan senyumannya itu, lantas ia menunjuk jok belakang dengan dagunya.
Peka sekali teman cowonya ituu hanya dengan senyuman dia paham maksud dari Reina. Apalagi maksud dari Reina jika bukan minta diantar pulang?
Reina beregas menaiki motor Daniel. Setelah memastikan Reina sudah menaiki motornya dengan nyaman, Daniel menancap gas motornya dan meninggalkan sekolah.
~
"Thanks ye Niel buat tumpangannya." Reina mengedipkan sebelah matanya sambil menunjuk Daniel dengan jari yang dibentuk pestol-pestolan seperti anak kecil.
Daniel hanya mengangguk sebagai jawaban. "Gue pulang."
"Heem. Sebagai balasan besok lo mau gue buatin apa?"
"Gausah."
"Gapapa kok ntar gue buat-" belum sempat perkataan Reina selesai, Daniel sudah berlalu pergi.
"Hei! Gue belum selesai ngomong! Pokoknya besok gue buatin makanan." Reina berteriak agar Daniel mendengarnya, tapi kecil kemungkinan dia akan dengar karena motor nya telah melaju jauh.
~~
TBCGimana nih chapter kali ini? 😅
Mohon kritik dan saran yang mendukung ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Life
RandomTetaplah tersenyum walaupun kau menangis, karena senyuman mu adalah kebahagian mu. Hari ini aku menyukainya. Dikemudian hari aku disukai olehnya. Tapi aku tidak tau, pada siapa aku berlabuh pada akhirnya. Bagaimana rasanya hidup dikelilingi oleh par...