6

42 19 0
                                    


Udah ada yang tau belom apa jawabannya? Athour nungguin nih...

' ______________

"Gk usah sok perhatian, gua gk akan jatuh dalam perangkap loe"

Glek...

Dhia gadis cantik yang masih berjas putih itu menatap tak percaya laki laki di depannya ini, bagaimana bisa laki laki itu memikirkan hal yang tak pernah dipikirkan olehnya, padahal niat nya menemui Darrel hanya untuk membawa makan siang yang di berikan ibunya tadi, tapi belum juga benda itu sampai ketangan Darrel, laki laki itu sudah menduga yang tidak tidak untuknya.

Darrel yang awalnya menatap tajam gadis di depannya kini membuang pandangannya saat Dhia menatap dalam manik matanya.

"Aku cuma mau nganter ini, dan aku gk pernah berfikir untuk membuat kamu jatuh dalam perangkap aku..." ujar Dhia pelan seraya menahan air matanya, gadis itu tak tau mengapa jika saat bersama Darrel, ia kian menjadi sosok yang lemah dan mudah menjatuhkan air mata, seperti sekarang ini.

"Gua gk lapar! Kita tu cuma tunangan, jadi gk usah repot repot buat ngurusin kehidupan gua " Darrel kembali melangkah melewati Dhia yang kembali menunduk menyembunyikan air matanya, laki laki itu terus saja berjalan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun dalam hatinya.
Dewa yang sedari tadi hanya diam menyaksikan adegan yang tak pernah ia sangka akan terjadi atas hubungan Darrel pun akhirnya memberanikan diri untuk menyapa gadis yang masih memakai pakaian dokternya.

"Hhhey... Emh... Kenalin gua dewa! Dewa yunanda! Loe sendiri?" Dhia kembali mendongakkan kepalanya untuk untuk menyambut uluran tangan dewa seraya tersenyum usai menghapus air matanya.

"Aku Dhiana arsya! Dhia!" Jawab Dhia tersenyum manis.

Lalu kembali melepaskan nya bersamaan dengan dewa.

"Emh Yaudah aku duluan ya! Banyak pasien yang masih nungguin aku__"

"Eh tunggu... Ta...Ta... Tapi makanan nya mau loe bawa pulang? Bukannya itu mau loe ngasih ke Darrel ya" ujar dewa pelan lalu lagi lagi Dhia kembali terdiam dan menunduk.

"Emh gimana kalo gua aja yang kasih! Pasti di terima deh! Kan kasian juga tuh makanan nya"
Usul dewa.

Setelah cukup lama terdiam Dhia pun akhirnya menyetujuinya lalu memberikan benda yang sedari tadi ia tenteng kepada dewa.

"Makasih ya!" Ucap Dhia tersenyum manis.

"It's okey!" Balas dewa balas tersenyum.

"Yaudah gua luan ya! Keburu Darrel nya jauh nanti! Dah..." Dewa berjalan duluan melewati Dhia yang hanya mengangguk untuk membalas lambaian dewa dan ikut berlalu setelah dewa hilang di persimpangan lorong kantor.

********

" k Dhia...." panggil ratu saat melihat Dhia memasuki rumah sakit, gadis yang di panggil tadi pun cepat menoleh seraya berjalan cepat menuju ratu tidak lupa tersenyum manis.

"Hey ratu" dhia memeluk erat ratu yAng duduk di atas kursi roda lalu melambaikan tangan ke arah raja yang berdiri di belakang ratu.

" Kamu... Sakit? Kok Pakek kursi roda?"Tanya Dhia bingung saat melihat ratu yang duduk di atas kursi roda.

"Nie nih! Bang raja lebay, masa cuma kena beling harus Pakek kursi roda"jawab ratu.

"Hey girl! Seharusnya kamu sadar banyak beling yang nempel di kaki kamu, udah jalan gk bisa, emang abang mau selalu ngegendong kamu? Capek tau gk? Capek..." oceh raja panjang lebar lagi lagi membuat Ratu harus diam,sedangkan Dhia hanya bisa tertawa karna pertengkaran antara ratu dan raja sudah biasa baginya dari kecil.

"Benar apa yang di bilang sama abang kamu, apalagi beling itu kan bahaya!" Nasehat Dhia.

"Iya iya.... Aku ngerti..." pasrah ratu karna tak ada seorang pun yang berada di pihak nya sekarang.

"Makanya percaya apa yang abang bilang" oceh raja membuat Ratu mendengus kesal.

"Oh ya! Cie..... K Dhia.... Udah tunangan nie....." goda ratu menatap jail Dhia yang tersenyum.

"Makasih..." ucap Dhia.
"Kapan tanggal pernikahannya nih?"Tanya raja.

"Kayaknya minggu depan, soalnya sekarang gue sama dia juga lagi PDKT " jawab Dhia.

"Akhirnya nikah juga loe"
"Gue bakal nungguin loe nikah juga, tapi jangan lama lama, biar anak kita seumuran" jawab Dhia lalu ketiga nya pun tertawa bersama.

+++++++

Darrel berjalan baik ke tepi kolam lalu mendudukinya seraya mengelap rambutnya yang basah karna sehabis berenang tadi, ia menyeruput sedikit jus jeruk yang dibuat oleh pembantu tadi dengan perlahan sembari menikmati kesegaran nya.

"Darrel!" Sebuah suara membuatnya harus menghentikan kegiatan menikmati minumannya, ia tak menoleh hanya menunggu pria paruh baya itu berbicara.

"Emh" Gumam nya malas.

"Hari ini, pergilah berkencan dengan Dhia, seperti  yang kamu tau, saya tidak pernah menerima penolakan " ucap pria itu lalu sesaat kemudian pergi meninggalkan Darrel yang kini menunjukkan wajah penuh amarah yang ditahan seraya menggenggam erat handuk di tangan kirinya.

Tidak lama kemudian laki laki itu bangkit dari duduknya, berjalan masuk menuju kamarnya, ia membuka pintu kamar nya, Darrel sempat berhenti di bibir pintu saat sang mata menangkap seorang laki laki yang sedang duduk santai diatas king size seraya memainkan ponselnya.

Klek...

Pintu tertutup kembali....

Dewa yang sedari tadi masih asyik dengan ponselnya melirik ke arah sang pemilik kamar, ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Darrel yang mau masuk ke kamar mandi.

"Rel!"
"Eum"jawab Darrel tanpa berbalik.

"Hari ini kita jenguk ratu ya" ajak dewa.

"Gk bisa"

"Loh kenapa?"

"Gue ada urusan lain"

"Rel! Bentar doang..."

"Loe pergi aja sendiri" dewa berhenti mengoceh lalu pergi kehadapan Darrel.

"Seharusnya loe yang pergi karna loe bosnya" ujar dewa tepat didepan wajah datar Darrel.

"Wa! Gua serius gk bisa pergi, itu juga gua udah tanggung jawab kemarin"

" ya pokoknya___"

"Dewa..., gua tau loe fall in love at first see ama ratu, jadi kalo lo mau pergi! Just go by your self" dewa terdiam lama setelah mendengar ucapan Darrel, ia menunduk malu seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Napa loe?" Tanya Darrel.

"Kok loe bisa tau?"

"Itu simple bagi gua, udah minggir! Gua mau siap siap " perintah Darrel seraya menggeser tubuh dewa lalu memasuki kamar mandi.

Sedangkan dewa yang tadinya di tinggalkan Darrel tampak tersenyum senyum sendiri lalu berjalan keluar dari kamar milik Darrel.
.


.
.
.
.
.
.
.
Abiuiiiiiiiiiis.....

TBC.
.
.
.

Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang