8

48 19 0
                                    


1 bulan kemudian....

Ratu bangun dari tidurnya seraya merenggangkan otot ototnya yang terasa kaku, ia melipat kaki kirinya, ingin melihat bekas luka yang kini telah tertutupi, sebuah senyum terukir indah di wajahnya saat melihat anggota tubuh yang kembali sehat seperti sebelumnya.

Tiiing...

Ratu menoleh cepat saat sebuah benda berharga itu berbunyi di pagi buta ini, ia mendengus kesal karna seseorang telah merusak rasa syukur yang sedang ia ciptakan ke pada tuhan. Gadis itu akhir nya mengambil ponselnya dengan malas ingin melihat sebuah pesan yang masuk.

"Siapa sih nih?" Tanya nya masih kesal saat mendapatkan nomor baru di layar ponsel nya.

Ia membuka pesan dari nomor tadi...

Waktu istirahat sudah cukup, hari ini langsung berangkat kerja,  kalo bukan karna berkas berkas itu, saya juga gk butuh kamu...

Ratu melempar asal ponselnya diatas kasur, kenapa Darrel selalu membuatnya kesal, padahal ia baru saja ingin bersyukur pada hidup, tapi karna dia, semuanya hilang dan lenyap begitu saja, gadis itu menarik narik selimutnya kesal  seraya berguling guling gila di atas tempat tidur.

"ARGH.... PECAT AJA GUE... PECAT AJA...." ......

++++++++

Gadis itu berjalan lesu ke ruangannya seraya memasang wajah juteknya, ia hanya tersenyum paksa saat karyawan lain menyapa nya hingga ia sampai ke sebuah ruangan dan memasuki nya.

"Apa? Hiks hehehe..." keluh ratu saat melihat setumpuk berkas yang tersusun rapi diatas mejanya, ia terduduk lemas seraya menangkupkan wajahnya diatas meja.

Tidak lama kemudian gadis itu kembali mengangkat wajahnya dan menatap lurus komputer di depannya.

"Gk papa! Loe harus yakin hari ini loe bakal keluar dari kantor ini, jadi loe harus selesain dulu kerjaan loe! Okey ratu!" Ucap ratu tampak menyemangatkan diri sendiri, lalu mengerjakan berkas berkas nya dengan cepat.

4 jam kemudian....

"Huft..." Ratu menghembuskan nafas lelahnya seraya merenggangkan otot ototnya yang terasa sangat pegal, bagaimana tidak pegal? Ia mengerjakan semua berkas selama 4 jam, benar benar gila bosnya.

Ia bangkit dari duduknya seraya membereskan berkas berkas nya, untuk di berikan pada Darrel sang direktur perusahaan, gadis itu menyunggingkan senyum termanisnya seraya berjalan keluar membawa berkas berkas yang telah ia selesaikan.

Ratu tiba tiba menghentikan tangannya untuk membuka pintu ruangan Darrel saat sebuah suara perempuan terdengar jelas dari dalam, ia tampak memfokuskan pendengaran nya saat merasa familiar dengan suara tersebut.

"Tolong jangan  gantungin keluarga aku, kalo kamu memang gk suka sama aku Yaudah langsung bilang, aku bakal batalin pernikahan ini tanpa memperlibatkan kamu..."

Pernikahan..

"Jadi Darrel mau nikah? Tapi kenapa kedengarannya kayak ada yang gk beres gitu ya?" Gumam ratu pelan dan kembali menempelkan telinganya di depan pintu.

"Terserah! Gua masih mau idup bebas, gk terikat sama keluarga, jadi kalo loe terima itu... Ya sabar! Gua terserah... Toh gua juga gk tertarik ama loe..." terdengar suara sinis Darrel di telinga ratu membuat Ratu syok mendengar nya.

"Apa yang gk kamu suka dari aku? Mungkin aku bisa memperbaiki diri setelah kamu memberitahu aku..."

"Entah! Walaupun loe bersifat baik, bersifat manis di depan gua itu gk ada gunanya, karna gua sama sekali gk tertarik sama loe, kata orang body loe itu okey apa lagi rupa loe, mereka bilang gua beruntung banget bisa dapatin loe, tapi bagi gua itu gk ada apa apanya"

Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang