GERHANA BULAN

2.7K 242 33
                                    

Happy reading:)♥

.
.
.

Gerhana Bulan

Seorang gadis sedang berjalan menyusuri koridor yang sudah cukup ramai. Senyum dibibirnya tak pernah hilang, membalas setiap sapaan dari para adik kelasnya.

"Selamat pagi, Naynay," sapa gadis itu saat memasuki kelasnya.

"Selamat pagi kembali, Bulan," balas gadis yang tadi ia sapa, Haena Salsabilla, orang-orang sering memanggilnya Nana.

"Nana, temen aku ke kantin yuk," ajak Bulan setelah meletakkan tasnya di bangku sebelah Nana. Ia menarik-narik tangan kanan Nana.

Nana mendengus kesal, sahabatnya yang satu ini sangat menyebalkan. Tapi, tetap saja ia mau bersahabat dengan makhluk aneh seperti Cahaya Rembulan Abinata.

"Ini masih pagi, Bulan," ucap Nana mencoba sabar. Bulan ini selalu saja mengganggu dirinya saat sedang membaca novel.

"Aku laper, Na. Bunda gak masak, aku mau makan soto Pak Mamat. Ayo dong Na temenin aku, kamu mau anak aku mati kelaparan di dalem sini," kata Bulan sambil mengelus perutnya yang datar-datar saja.

Mata Nana melotot, apa kata Bulan tadi? Anak? Apa Bulan sedang hamil?

"Bulan lo serius lagi hamil? Lo di hamilin siapa, Bulan? Jawab! Biar gua suruh tanggung jawab tuh cowok brengsek," ucap Nana ngegas, ia melotot sambil mencengkram kuat bahu Bulan.

Sementara Bulan menatap Nana bingung, kenapa tiba-tiba ia melotot seperti ini? Apa dia kerasukan?

"Ihh Nana lepas, sakit tau," ucap Bulan sambil mengelus bahunya yang ia yakini sudah memerah karena cengkraman Nana.

"Lo dihamilin siapa Bulan?" tanya Nana mencoba sabar dengan kepolosan Bulan yang sudah akut.

"Astagfirullah Nana, aku gak hamil. Kamu dapet info aku hamil dari siapa, Na? Kurang aja banget orang itu, aku segelan padahal." Nana melongo, bukankah tadi Bulan yang bilang kalau diperutnya itu ada anak? Oke, sepertinya Nana kembali tertipu dengan kepolosan Nana yang sudah menjelma menjadi kegoblokan.

Nana menarik napas panjang, berbicara dengan Bulan memang membutuhkan kesabaran yang tinggi. "Terus yang tadi lo bilang anak diperut lo apa?" tanya Nana, ia menatap Bulan jengah.

"Cacing pita," jawab Bulan sambil cengengesan. Nana menatap Bulan seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.

"Yaudah ayo ke kantin," putus Nana. "Bisa gila gua lama-lama di sini," lanjutnya lirih.

.
.
.

Gerhana dan kedua temannya sedang berada di kantin SMA Rajawali. Sebenarnya ia malas bila harus ke kantin pagi-pagi, jika bukan karena paksaan dari sahabatnya yang otaknya cuma setengah mungkin ia akan menolak.

"Lo tau gak?" tanya Malam membuka percakapan mereka.

"Gak," jawab Surya cepat, sedangkan Gerhana hanya diam saja. Ia sangat malas mengobrol dengan kedua sahabatnya yang otaknya tidak penuh.

"Di kelas XI MIPA 3 ada cewek cakep banget, Sherin aja kalah," kata Malam dengan raut wajah serius.

Surya yang sedari tadi fokus memainkan ponselnya langsung mendongakan kepalanya dan menatap Malam berbinar.

GerhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang