p.o.v Zayn aby
Aku menjepit bokongnya dengan pahaku, saat rani kembali mencoba menggerakkan pinggul nya.
Aku memeluk dan membelai belakang kepalanya.
" udah ya sayang....!" Bisik ku ditelinga nya.
Hembusan nafasnya masih terasa kencang.
" kenapa..!?" Tanya nya lemah.
" nanti kita keterusan..! Abang ga mau..!"
" kenapa..!? " tanya nya lagi.
" abang sayang adek..!" Ucapku, masih membelai kepalanya.
Ucapan singkat itu, mewakili semua kata penjelasan. Penjelasan kenapa aku tak mau melanjutkannya.
" cupp..! Luv u abang...! " ucapnya sambil memcium pipiku.
" luv u..!" Sambung nya lagi.
" hmmm... kita boboq ya...!" Ajak ku.
Rani menganggukkan kepala.
Aku Lalu kembali berbaring. Dengan posisi rani masih diatasku. Tak lupa aku menaikkan pinggang celanaku. Menutupi si ucok yang hampir saja menyelam dengan gaya bebas.
" adek ko ga pake dalaman..!? " tanyaku.
" kalau boboq, emang ga di pake..!" Ucapnya.
" koq gitu,..!" Tanyaku heran
" buat kesehatan..!" Ucapnya
" tete' ama pegi, ga boleh selalu terbungkus. " sambungnya.
Aku hanya manggut manggut. Tak lagi menanyakan nya.
Aku mulai memejamkan mata. Merangkul tubuhnya yang memelukku bagaikan bantal guling.
" abaang..."
" hemm.." gumam ku, menyahut panggilan nya.
" mmm... besar juga ya...!" Ucapnya.
Aku membuka mata. Memandangnya bertanya.
" si ucok...!" Bisik nya.
Aku memencet hidungnya. Dan kembali memejamkan mata.
" mmm.. kalaw langsung bersentuhan kaya tadi, rasanya lebih enak...!" Ucapnya lagi.
" adeeeek....! " ucapku. Agar dia menghentikan percakapan yang dapat mengundang mahluk botak berjanggut tujuh helai itu, untuk datang menghampiri.
" hihihihi...!" Dia tertawa cekikikan.
" abang...!" Kembali suaranya memanggilku.
" hmmm..." aku menyahut dengan acuh tak acuh.
" kira kira.. bisa masuk ga ya, ke vegi adek..! Muat ga..!? " tanya nya lagi.
" ga tau...!abang belum pernah....!" Jawab ku.
Hening.
Lalu...
" kita test yuk....!!" Ucapnya.
" adeeeek.....!!" Aku membuka mata. Melotot padanya.
" hihihi....!" Rani tertawa. Lalu membenamkan wajahnya di dadaku..
.........................
........................
Cukup lama aku membanguni dan membujuk simanja. Dengan alasan masih mengantuk, dia ingin bolos sekolah.
Cemana ga masih mengantuk, kami tidur nya hampir jam tiga pagi.
Namun, aku tetap bersikeras. Aku tak ingin, itu menjadi alasan.
" gendoooong..." pinta nya manja.
Sampai di kamar mandi, rani menjejakkan kaki nya di lantai. Namun tangan nya masih bergelayutan dileher ku. Rani menarik leher ku, hingga menunduk. Lalu..
" cupp...!" Rani mengecup bibirku.
Lalu, disambung dengan memagut bibirku.
Tak tinggal diam, aku pun membalas cumbuan bibir nya.
" henggmhh.." lenguhan nya, saat lidah ku mulai beraksi.
Lalu, tiba tiba saja...
" serrrr.....!"
Benda bulat pipih di atas kepala kami, mengeluarkan air Seperti curah hujan yang turun. Menyiram tubuh kami berdua.
Tidak dingin, namun hangat kurasakan saat pertama kali menyirami ubun ubun ku.
Saat ciuman kami terlepas, aku memegang dan membelai kedua pipi nya. Memandangi wajah cantik nya yang basah tersiram air. Dan..
" cupp....!" Ku kecup keningnya lama.
" dah ya sayang..... nti kita terlambat..! " ucapku mengingatkan.
Rani menganggukkan kepala.
...........................
..........................
Setelah mengeluarkan dan memanaskan kereta rani, aku kembali masuk dan mengunci pintu garasi dari dalam. Namun, saat aku baru sampai di ruang tengah, rani menghampiriku dengan sedikit berlari. Wajah dan ekspresi nya terlihat panik.
" adek kenapa...!?" Tanyaku was was.
" dody...!" Ucapnya. Sambil menoleh ke jendela.
" ada dody di depan...!" Sambungnya.
Aku tersenyum. Menandakan isyarat tak perlu khawatir.
Ku genggam sebelah tangannya, lalu melangkah. Namun, rani masih mematung. Seperti enggan untuk keluar.
" ga fafa sayang.....! " ucapku, meyakinkan nya. sambil mengelus kepalanya.
Sampai di luar, rani mengunci pintu. Lalu melangkah ke keretanya dengan sedikit menunduk.
" pagi kak rani....!" Si pukimak itu malah menegur rani. Padahal, sedari tadi dia sudah senyum senyum, melihat tingkah canggung rani.
" ehh.. iya dod...! Pagi...!" Balasnya dengan malu.
Wajah putih nya memerah. Seperti dakocan.
" adek diluan ya...!" Rani pamit, saat aku sudah naik di boncengan kereta dody.
" yaa... hati hati...!" Balasku.
Sengaja dody untuk menunggu, supaya rani pergi duluan. Namun, hampir satu menit kami menunggu, rani tak juga pergi. Dia malah turun, dan menghampiri kami.
Begitu rani sudah berdiri disampingku..
" cupp...!" Rani mengecup pipi ku.
Setelah itu, dia berlari ke kereta nya. Dan langsung pergi. Tanpa menoleh ke kami lagi.
.......................
......................
Seperti biasa, saat pelajaran sekolah usai, aku menemani tiga dara pingitan itu menunggu jemputan mereka datang. Beda nya kali ini, kami beramai ramai . Dody., diana., dan juga rani ikut menemani.
" ehh...! Nanti malam, kalian kemana..!?" Diana nyeletuk bertanya.
" kaya nya, kita ga kemana mana...! Mama kita belum pada pulang..!" Sahut desy.
" main yok...! Jalan jalan kemana gitu..! Rame rame....!" Ajak diana dengan antusias.
Indu langsung menoleh ke arahku. Memandangku dengan tatapan berharap.
Disini, otak kecilku berlari kocar kacir. Mencari jawaban yang tepat.
Kalau aku mengiyakan, takutnya si manja malah ga mau keluar.
Baru aku ingin membuka mulut..
" hayyuk...! Aasyik tuh, jalan rame rame..! Kayak kemarin...!" Simanja menyahut duluan.
' fiuuuhh..!' Aku melepaskan nafas lega.
Sambil tersenyum, aku mengangguk ke indu.
" makasih...!" Ucapnya tanpa bersuara.
" o0oo... gitu...! Mau jalan jalan, kita ga di ajak...! Gitu ya....! "
Tiba tiba saja, sebuah suara di belakang kami, menyambar percakapan. Otomatis, kami semua menoleh kebelakang.
" ehh.. bu rosa juga mau ikut..!? " tanya indu, setelah kami melihat sumber suara.
" kalau diluar jam sekolah, panggil kakak aja ya sayang...!" Ucapnya tersenyum. Sambil mencolek hidung indu.
" kalau di ajak, ya ga nolak...!" Sambung nya.
" kakak ga malam mingguan...!? Ga pacaran....!??" Tanya desy.
" hihihi.. kakak masih single ( bahasa sekarang nya, jomblo ) koq..! " ucap nya, sambil melirikku. Dengan senyum lebar nya.
" ngapai ikut...!! Cari teman yang sebaya aja napa..!!" Ucapku pelan. Yang aku yakin, dia dapat mendengar. Terbukti dari perubahan mimik wajahnya.
Begitu juga dengan indu, yang mencubit lengan ku.
" hayyuk..! Makin rame, makin asyik..!!" Sahut si manja.
Tak lama kemudian, mobil jemputan mereka pun datang.
" da dahh semua..! Sampai jumpa nanti malam..!!" Ucap si mahluk halus dengan senyum riangnya. Namun, senyum nya berubah judes, saat tatapannya ke arah ku.
Diana.. rani dan bu rosa membalas lambaian tangan nya.
.................
Sehabis mengiringi diana kerumahnya, dody langsung mengantarkan ku.
.............
Begitu aku turun dari kereta, si manja membuka pintu rumah. Lalu datang menghampiri.
" Hati hati dod..!" Ucap rani.
Dody mengacungkan jempolnya. Dan memulas kereta pergi.
" beli makan yuk..!" Ajak si manja.
'' abang masakin aja ya...!!?" Tawar ku.
" kelamaan baaang...! Adek dah lapaaar...!" Balasnya.
" hmm.. ya udah, yok..!"
Rani menyerahkan kunci kereta padaku.
..........
Sesampainya di kedai nasi..
" makan dirumah aja ya...!?" Ucapnya.
Aku mengangguk mengiyakan.
Rani memesan makanan.
Bungkus..
Bayar..
Pulang...!
.....................
Sesampai dirumah, aku langsung menuju ke gazebo. Sementara rani, masuk ke rumah. Mengambil piring dan minuman.
Kami makan sepiring berdua. Dengan alasan, pengen di suapin.
Selesai makan, kami menyandarkan tubuh di dinding gazebo. Menikmati semilir angin beraroma aneka bunga.
" adek yakin, nanti malam mau keluar..!?" Tanyaku. Perihal ajakan diana tadi di sekolah.
Rani mengangguk tersenyum.
" padahal, abang mau nolak loh tadi..!" Ucapku jujur. Dengan alasan dan juga asumsi, bahwa rani pasti lebih memilih untuk berduaan dengannku disini.
" gantian....." ucapnya. Yang tak ku fahami maksud nya.
" apa nya yang gantian...!?" Tanyaku.
Rani memeluk sebelah lengannku. Lalu, menyandarkan kepalanya di bahuku.
" sore ini, abang kan ama adek. Terus., nanti malam pulangnya juga ama adek...! Kita boboq sama..! " ucap nya.
" ya ga fafa lah, jalan jalan ama 'mereka'. Sebentar." Sambung nya.
Aku terdiam sebentar. Lalu..,
' cup...!!" Aku mengecup ubun ubun nya.
Cukup lama aku menempelkan bibirku disitu.
Walau dia tak menyebutkan nya secara gamblang, aku tau maksud nya.
......................
......................
Sekitar pukul setengah delapan, dody datang menjemputku. Aku dan rani juga sudah bersiap.
Setiba nya dirumah eva, semuanya sudah berkumpul. Terkecuali, kepala suku yang di tuakan ( bu rosa. Berhubung umurnya yang lebih tua dari kami semua).
Tapi tak lama, sebuah becak L2super dengan suara cempreng yang tak seberapa itu, memasuki pekarangan rumah eva. Terus masuk, hingga sampai ke depan teras. Tempat kami berkumpul.
Begitu becak berhenti, aku langsung mengenali sosok si pembawa becak.
" woi.. gar...! " beliau menyapa, begitu melihat ku.
" ngapain ko disini...!? " tanya beliau pulak.
" hehehe.. men maen om..! Ama kawan kawan..!" Jawabku, yangg langsung mendekati dan menyalam beliau.
" ohh.. iya.., malam minggu pulak ini ya kan..!" Ucap beliau.
Dan., begitu matanya beralih ke perempuan perempuan yang ada dekat ku, beliau langsung berceloteh.
" O bujaakk...!! Na jogiii jooogii ma nnooon....! ( oih dah.. cantik cantik sekali ini..!). " ucap beliau, dengan bahasa batak daerah tapsel.
" yang mana satu punya kau...!" Sambung beliau, dengan pertanyaan menjebak dan, pandangan mata beliau secara bergantian melihat ke indu dan ke rani. Lalu..
" yang ini ya..!?" Ucap beliau lagi, sambil menggerakkan kepala nya ke atas. Mengarah ke rani.
' aduh maaaak...!' Seketika itu juga, aku seperti terkena shock therapy.
Begitu pula dengan rani. Dia terlihat sangat terkejut.
" ehh.. enggak koq..!! Bukaaan....! " ucapnya gelagapan.
" yang inii...!" Sambungnya, sambil mendorong pelan tubuh indu ke samping ku.
" 0ooo...!" Om pardi membulatkan muncungnya
" ya udah... ko hajar aja dua dua nya...!" Ucapnya santai.
Indu hanya tersenyum. Sementara itu, si manja terlihat masih shock. Wajahnya juga terlihat memucat.
" asal jangan sama.. " om pardi menggantung kalimat nya sebentar. Lalu..
" yang itu aja tuh...! Sambungnya, menggerakkan bola mata. Melirik ke bu rosa yang sudah turun dan merogoh dompetnya.
" ngerriiiii...!" Ucap nya lagi, sambil menggidikkan bahu.
Mendengar ucapan om pardi, bu rosa langsung memasang wajah seram nya.
" apa nya abang ini...! Udah lahh...! Ga mau aku bayar ongkos nya...!" Ucapnya garang. Lalu, kembali memasukkan dompet ke dalam tas kecil nya.
" aduh maaak...! Hajabb...! " om pardi menepuk jidat.
" katimpa lah awak ini iya...! Sambung nya. ( katimpa = rugi ).
Om pardi langsung mengengkol becak nya, dan terus pergi. Tanpa menerima bayaran.
Melihat gelagatnya, mereka seperti sudah kenal lama. Dan juga akrab.
" maaf ya .. kakak kelama'an..!" Ucap bu rosa. Menyadari keterlambatannya.
" maklum lah ya kan., besolek (dandan) dulu, biar cantik." Ucapnya lagi sambil tersenyum menahan tawa.
" ya udah.. kita gerak yok...!" Ajak diana.
Kami melangkah ke halaman samping. Tempat kereta terparkir.
" aku boncengan sama siapa !?" Tanya bu rosa melihatku.
" sini....! Kakak sama ku aja...!" Sambar si manja dengan cepat.
Aku tersenyum geli, melihat respon cepat nya.
Saat dody hendak naik ke atas kereta..
" beib...!" Diana memanggil nya.
" siniih.....!
" indu sama zayn aja sana....!" Ucapnya lagi, sambil mendorong indu.
...................
Di jalan....
" koq abang becak tadi bilangnya kamu ama kak rani ya.!? Tanya indu.
Aku agak gelagapan, mendapat pertanyaan seperti itu.
" dia sengaja tu, mau jahilin kamu..!" Ucapku asal. Dan mencoba tuk tenang.
" maksud nya....!?" Tanya nya lagi. Kurang faham.
" ingat ga , waktu kita jalan jalan kemarin..? Pulang dari makan durian...!?" Tanyaku. Lalu menggemgam tangan nya yang berlabuh diatas paha ku.
"Iyaaaah...." ucapnya.
" waktu itu, kita boncengan berdua kan..!? " tanyaku lagi.
Indu mengangguk. Merasakan dagunya yang bergerak di atas pundak ku.
" pegangan tangan juga kan...!?" Sambil mengangkat tangan kami yang bertautan.
Indu kembali mengangguk.
" waktu itu, pas om pardi lagi parkir. Nungguin sewa ( penumpang). Dia lihat kita. Boncengan berdua, sambil pegangan tangan..!" Ucapku berbohong.
" makanya tadi dia jahilin kamu. Sengaja mo godain kamu.!" Ucapku lagi. Tuk lebih meyakinkan nya.
Melalui ekor mataku, kulihat senyuman di bibir nya.
" nakal ya dia..!" Ucap nya.
" biasa lah itu..!" Ucap ku.
Saat jalanan yang kami lewati agak sepi, aku memulas gas kereta. Mensejajarkan dengan posisi kereta desy yang membonceng si mahluk halus. Seketika itu juga, niat iseng ku datang.
Ketika posisi kami tepat di samping mereka, Desy dan eva menoleh. aku langsung mengangkat tangan indu dan mencium telapak tangannya.
Melihat itu, eva langsung melongos. Membuang muka. Desy yang mengetahui niat ku, tertawa geli.
" cemana lah si adek ga makin judes ama kamu...! Kamu nya selalu mancing mancing..!" Ucap indu, sambil mencubit pelan paha ku.
" hehehehe....!" Aku hanya terkekeh , merespon ucapnnya.
...................................
Hampir semua jalanan di kota ini kami lalui.
Cukup lama kami berkeliling, hingga kami memutuskan untuk kembali kerumah eva. Tak lupa kami membeli beberapa jajanan dan juga cemilan.
Dirumah eva, kami menghabiskan waktu dengan mengobrol.
Di sela sela obrolan, tiba tiba....
" ya ampun.....!!" Suara histeris bu rosa memancing keheranan kami.
" kenapa...!?" Tanya ecy.
" kakak kelupaan, ambil kereta....!" Ucap bu rosa panik.
" kakak tadi kan naik becak.....!" Si mahluk halus menimpali.
" dari rumah tadi, kakak naik kereta. Pas di tengah jalan, ban kereta nya bocor.
" karena takut kelamaan, kereta kakak tinggal di tempat tukang tambal ban itu...!" Ucapnya menjelaskan.
" kakak pulang duluan lah ya...!" Ucapnya pamit.
" ya udah... yuk aku antar...!" Rani menawarkan.
" ihh.. ga usah ahh..! Nanti kamu pulangnya sendiri. Takut kenapa kenapa...! " tolak nya.
" kakak naik beca aja..! " ucapnya lagi, sambil melirik ku sekilas.
Melihat cara dia melirik, perasaan ku tiba tiba jadi kurang enak.
" jam segini, susah nyari becak disini. Jarang ada yang lewat...!" Ucap eva.
" beib....! Antarin kak rosa gih...!" Diana meminta ke dody.
" ga usaah....! Kakak naik becak aja..! Tunggu bentar, nanti juga ada yang lewat....!" Kembali dia menolak.
" takut nya nanti kelamaan nunggu nya. Bengkel nya dah kadung tutup nanti...!" Ucapku, sedikit memaksa. Agar beliau mau di antar.
" ya udah lah, hayuk...! Kamu dari tadi maksa terus..! Aku kan takut merepotkan...!" Ucapnya, yang langsung berdiri dan berjalan ke tempat kereta parkir.
Melihar respon nya yang tiba tiba, aku hanya melongo.
Persaan ku yang tadi tak enak, langsung terbukti.
" abyy....! Jadi ngantarin aku ga...!" Teriak bu rosa.
" lahh...! koq malah jadi aku yang ngantar..!?" Tanyaku ke mereka .
"Ko pigi antar dulu sana...! Ucapku ke dody.
" nama mu yang di panggil kan..!?" Tolak dody.
' kimak nya ni la bahh..!' Batin ku memaki.
Tadi di tawarin rani dan diana, dia ga mau. Kan brengsek itu...!
" jadi ga....!! Kalau ga mau, bilang...!" Kembali terdengar suara beliau
" iya kaak... sebentar..! Rindu menyahut.
" anterin dulu gih...!" Ucapnya padaku.
tak bisa menolak, aku pun bangkit dari duduk ku. Kulirik rani yang wajah tertekuk. Seperti tak tela, aku mengantarkan bu rosa.
Bu rosa naik, dengan posisi duduk menyamping. Tanpa memegang ku, kedua tangannya dinletakkan diatas pahanya sendiri.
" da dah semua....! Makasih ya..!" Ucap nya riang.
" pinjam aby sebentar ya..!" Sambung ny.
" hati hati.....!" Ucap mereka bersamaan.
......................
Lima ratus meter dari rumah eva , bu rosa tiba tiba menepuk pundak ku.
" berhenti dulu...!" Beliau menyuruhku berhenti.
Dengan heran, aku menuruti permintaan beliau.
Begitu kereta berhenti, beliau langsung turun. tak lama, beliau kembali naik. Tapi kali ini, dengan posisi mengangkang.
Aku menatapnya heran.
" capek duduk samping...!" Ucapnya. Menjawab keheranan ku. Namun kurasa, itu bukan alasan sebenarnya.
Disaat kereta mulai berjalan, bu rosa langsung memelukku. Tangan nya melingkar erat di perutku.
" enakan gini duduk nya...!" Ucapnya.
Aku menekan pedal rem. Kembali menghentikan laju kereta.
" aby., please......! " ucapnya memohon. Lebih mengeratkan pelukannya. Seperti tau, alasan ku berhenti.
Sambil menggeleng, aku kembali menjalankan kereta.
" jangan kuat kali meluknya..! Jebol nanti punnggung aku...!" Ucapku.
Bukan nya mengendur, dia malah menggoyang goyangkan dada nya.
" enak....!" Tanya nya.
" roossss.....!" Ucapku dalam. Agar dia menghentikan aksi nya .
" hemmmm....." dia sedikit melenguh.
" pengen peluk kamu dari depan...! Tapi, belum ada kesempatan...!" Ucap nya pelan
" jangan ya....!" Ucapku.
" kenapa...!?" Tanya nya.
" tanpa aku jawab, kamu pasti tau kenapa...!"
" ga...! Aku ga tau...! Aku ga akan tau, kalau kamu ga kasih tau...!" Ucap nya.
Aku diam. Tak membalas, atau menjawab perkataan nya.
" dimana bengkel nya....!?" Tanya ku. Mengalihkan topik pembicaraan.
Namun, dia tak menjawab.
" rooss.....! Kamu tambal ban nya dimana....!?" Tanya ku lagi.
" ga ada....! " ucapnya
" ga ada bengkel...! Ga ada ban bocor..!" Lanjut nya.
' hadeeeeh...!'
Ternyata, ban bocor itu cuma akal akalan nya saja.
" jangan kencang kencang by..! Pelan pelan aja....!" Ucapanya, saat aku memulas kereta lebih cepat.
" ga fafa... Jalan dah sepi. Ga usah takut...! "
" aku ga mau cepat cepat sampai kerumah....!" Ucapnya.
" abyy......!" Dengan nada memelas. Saat aku tak juga mengurangi laju kereta.
Mau tak mau, secara perlahan aku melambatkan jalan kereta.
...................
Aku menekan pedal rem. Kereta pun berhenti tepat di depan pagar rumah nya.
Kulihat rumah nya yang gelap dan sepi.
Bu rosa turun. Tapi, tak segera masuk. Dia berdiri disamping ku.
" koq gelap....!? " tanyaku.
" ga tau....! Dah pada tidur mungkin...! " ucapnya.
" ya udah, masuk...!" Ucapku yang melihat dia masih berdiri .
Bukannya masuk, dia malah menatap ku. Lalu menunduk. Menatap ku lagi. Menunduk lagi. Men8atap ku lagi. Menunduk lagi.
Melihat tingkah nya itu, aku segera mengambil inisiatif.
Turun dari kereta, lalu membuka pagar.
" yuk...!" Aku membawa nya masuk.
Baru tiga langkah kami berjalan, bu rosa malah berhenti. Dan menahan ku.
Aku memandangnya heran, dengan menaikkan kedua alis ku.
Sama seperti tadi. Dia kembali memandang ku, lalu menunduk. Sambil menggoyangngkan tangan ku yang di pegang nya.
' haisss...! ' kelakuannya persis seperti anak kecil.
Tak ingin berlama lama, aku menunduk. MEnghadapkan sebelah pipiku ke wajah nya.
" ehh...! Iiiiihhh.... abyyy.....!! Koq malah kamu duluan....!! Kan aku yang mau minta.....!! " ucapnya, tak terima.
" lambat....!!!" Ucapku.
Bu rosa memajukan muncung nya.
"Mau ga...!?" Aku mengancam.
" ya udah kalau ga mau..!" Aku menegakkan badan. Lalu berbalik.
Bu rosa langsung mencengkram tangan ku.
Sedikit tersenyum, aku kembali menunduk dan menghadapkan sebelah pipi ku.
" koq malah aku yang nyium...! Harus nya kan kamu...!" Rengeknya.
Aku diam tak menyahut.
Tak lama, bu rosa mendekatkan wajahnya. Lalu...
"Cupp.....!"
Dan bersamaan dengan itu..
" blar....!" Rumah nya yang tadi gelap, tiba tiba saja terang benderang.
' ya olloh....!' Batinku
Bibir bu rosa masih menempel di pipi ku, saat kami melihat ayah, bunda beserta kakak dan abang iparnya duduk di teras.
Dengan secepat kilat, bu rosa menarik bibirnya. Tanpa berkata, dia langsung berlari masuk kedalam rumah. Diiringi dengan senyum dan tatapan menjengkelkan keluarga nya.
Menyembunyikan rasa malu, aku menghampiri mereka.
" maaf pak., bu..! Tadi ga sempat menjeput rosa..." ucapku, sambil menyalami mereka.
" iya.. ga fafa....!" Balas ayah nya. Masih dengan senyum jeleknya itu.
" kalau gitu, saya pamit..!" Ucapku.
" ga singgah dulu..? " tawar beliau.
" lain kali aja pak..! Dah kelamaan..!" Tolak ku
" ya dah.. hati hati....!" Ucap beliau.
" assalamualaikum...!" Aku pamit.
" wa'alaikum ssalaam...!" Balas mereka.
.......................
Sampai dirumah eva, aku tak lagi singgah. Kami langsung pamit pada mereka.
..................
Aku., dody, diana dan juga rani, pulang beriringan. Tujuan pertama kami adalah, mengiringi diana sampai kerumah nya.
Setelah pamit ke orang tua diana, kami pun lanjut, untuk mengantarkan ku dan rani pulang.
Tak sampai 100 meter kami meninggalkan rumah diana, dody menghentikan kereta.
" sana kau....! " dengan lantam nya, dody mengusirku turun dari keretanya.
Aku diam, tak menggubris ucapan nya.
" dah jam segini, ga kan ada yang lihat klian... mereka ga akan ada yang keluar lagi..!
" sana sana...! Huss....! " kembali dia menyuruh ku turun dari kereta.
Mendengar penjelasan nya yang masuk akal, aku pun turun. Dan berpindah ke kereta rani.
..............................
" abaaang.....!" Rani memanggilku.
Aku sengaja melambatkan laju kereta.
" yaa... " aku menyahut panggilan nya.
" tadi koq lama..!? Ngantarkan kak ros..!? " tanya nya.
' ya ampuun...! ' batinku. Dia langsung bahas kesitu.
" iya.. tadi bengkelnya dah tutup. .!" Ucapku berbohong.
" jadi, kereta kak ros cemana..!?" Tanya nya lagi.
" dah di bawa..! Tadi kita nungguin bentar. Tetangga bengkel itu jeput si tukang tambal ke rumahnya...! Aku berbohong lagi.
" sewaktu nungguin kereta, ngapain aja..!? " Lagi, pertanyaan nya mengandung unsur....
" ga ngapa ngapain... cerita cerita aja...!" Jawab ku.
" cerita apa...!? " selidik nya lagi.
" adeeek....!!" Ucapku, tak suka dengan pertanyaan nya yang membabi buta seperti itu.
Rani diam. Tak lagi menanyai ku. Dia memelukku dengan erat.
Aku tetap menjalankan kereta dengan lambat.
" dia peluk abang ya...!?" Tiba tiba dia kembali bertanya.
" haa..!? Engga...! " entah sudah berapa kali aku membohongi nya.
" wangi nya dia sampai nempel pekat gini...!! Wangi indu malah jadi samar samar..!!"
' ya ampuuun..! Sampai segitu nya dia mencermatinya.
" cuma nyandar aja tadi..! Ga mungkin lah jauh jauh duduk nya. Nti jatuh pulak..!" Aku beralasan.
" ini., lipstick nya juga nempel ..!!"
' chhiiit..!' Aku ngerem mendadak
" haa..!? Serius...!" Ucapku panik, sambil menarik kerah dan belakang bajuku.
" mana...!? Yang mana...!? " tanyaku. Karena tak bisa melihatnya dengan jelas.
Rani diam. Tak menjawab pertanyaan ku.
Saat aku menoleh nya, dia membuang muka tersenyum, menahan tawa.
Sadar di jahilin oleh nya, aku tersenyum lega. Sambil memencet hidungnya.
Kembali aku menjalankan kereta.
" abaaang.....!" Rani memanggilku lagi.
" ya....." sahut ku.
" abang jangan nambah lagi ya..." ucapnya pelan, sambil mengencangkan lilitan tangannya di perutku.
" cukup adek ama indu aja ya..... jangan di tambahi lagi...!" Sambung nya.
Aku meraih satu tangannya, lalu membawa ke bibirku.
' cupp...! Cupp...! Cupp..!' Aku menciumi telapak tangnnya.
" iya sayang... iya...!" Ucapku meyakinkan nya.
Kemudian, aku membah kecepatan kereta.
" abang....! Jangan balap..!" Ucapnya .
" biar cepat sampai rumah..!! Abang mau peluk adek, Sampai guling guling....!" Ucapku.
Mendengar itu, rani menggigit bahu ku.
........................
.......................
.......................
Di tempat lain.
P.o.v yona.
Selesai shalat subuh, aku bergabung dengan mami dan yang lainnya diruang tengah.
Mereka tengah mengepak barang barang untuk di bawa pulang.
Pagi ini, mami., mama liza dan mama cindy akan kembali pulang. Mamak dan mama sofhi tidak ikut. Mereka menyusul esok.
Begitu banyak barang barang mereka. Terlebih si mami.
" mamak mana...!?" Tanyaku. Yang tak melihat keberadaan beliau
" masih di kamar...!" Jawab mama sofhi.
Sambil mengepak barang, kami mengobrol. Bercerita sedikit tentang masa lalu mereka. Cerita tentang awal pertemuan dan perkenalan mereka.
" mmm... kalaw awal pertemuan dan kenal dengan ayah, dimana..!!? " tanyaku.
" kalaw mami dan mama liza, pertama kali lihat ayah kamu di pajak (pasar). " ucap mami.
" dan untuk kenal nya, ya.. dirumah mami " sambung beliau.
" kalau kita berdua ( mama sofhi dan mama cindy) di sekolah." Mama cindy menimpali.
" waktu itu, mama dan sofhi menjadi panitia penataran murid baru. "
" kita berdua menjadi kakak pembimbing di kelompok Ayah dan mamak kamu."
sambung beliau.
" hmm.. jadi ceritanya, kepincut ama junior lah ya..!?? " ucapku menggoda.
Mama sofhi dan mama cindy tersenyum mengangguk.
" mami dan mama liza, satu sekolah juga dengan ayah..!? " tanyaku.
Mami menggeleng.
" waktu itu, kita dah kuliah. Dah masuk tahun kedua." Mama liza menimpali.
Ternyata, umur ayah dan mami juga mama liza cukup berjarak. Hal yang baru aku ketahui.
" terus, koq bisa semuanya kepincut ama ayah.? Kenapa..!?" Tanyaku.
" mmm.. ya., namanya juga menyangkut masalah hati. Ya bisa lahh..! Dan alasan utamanya, karena ayah kamu mempesona..!" Kali ini mama sofhi berkata sampil tersipu.
" maksud kakak, cemana ceritanya. Koq ayah bisa memacari mama semua..? Ayah nembak semuanya sekaligus..!? " tanya ku lagi.
" mmm ...ayah kamu ga ada nembak kita. Kita berempat, jadian ama haris juga karena mamak kamu..!" Ucap mama cindy.
" lohh.. koq gara gara mamak..!?" Tanya ku tak faham.
Mereka bertiga menoleh ke mami.
" cemana njelasin nya ya..!" Mami sedikit berfikir.
" ayah kamu, mau menerima kita berempat karena mamak kamu.!" Sambung mami. Yang semakin membuat ku tak faham.
" mmm.. gini deh.! Mami cerita dari awal. Biar kakak faham." Tambah si mami. Karena melihat ku kebingungan
" awalnya, ayah kamu tu kepincut ama mamak kamu. Haris berusaha mendekati mamak mu. Tapi, selalu di cuekin mamak mu.
" karena selalu di cuekin mamak mu, lalu, haris mendekatinya melalui kita. " ., karena hampir setiap hari ketemu sama haris, kita jatuh hati sama dia. Kita jadi tau, ayah kamu tu orangnya seperti apa. Sifatnya bagaimana. "
" ayah kamu juga tau kalau kita ada hati ke dia. Dan, ayah kamu juga bilang kalau dia juga sayang ke kita. Tapi karena mamak mu, dia menahan perasaan nya ke kita. Padahal waktu itu, mamak mu belum menerima dia.
" tapi, ayah mu terus dan selalu berusaha mendapatkan mamak mu.
" hingga , ketika mamak mu tau kalau kita berempat ada hati ke ayah kamu, mamak mu akhirnya mau menerima ayah kamu. Dengan syarat, ayah kamu juga harus mau menerima kita berempat..!"
" gitu, ceritanya.." ucap si mami, mengakhiri ceritanya
" waktu mamak tau mami dan yang lainnya ada hati ke ayah, mamak ga marah..!? Mamak ga cemburu..!??" Tanyaku heran.
Mereka berempat serentak menggelengkan kepala.
" mamak kamu malah senang..!" Ucap mama sofhi.
" koq bisa..!?" Tanya ku takjub.
" tanya aja sama mamak mu kenapa..!"
" mmm... berarti, awalnya mamak ga tau kalau mamai dan yang lain nya ada hati ke ayah..!?"
Mereka semua kembali menggeleng.
" cemana ceritanya, hingga akhirnya mamak tau..!" Tanyaku penasaran.
Mami, mama sofhi dan mama cindy langsung menoleh ke mama liza.
Si perempuan imut itu langsung menunduk, dengan muncung yang panjang.
" itu tuh., yang buat ketahuan..!" Mama cindy mulai membully.
Mami dan mama sofhi anya tersenyum.
" bisa ketahuannya, kenapa..!?" Tanyaku lagi semakin penasaran.
Mama liza menggelengkan kepala ke arah mereka bertiga.
" kenapa..!? Cerita lahh..! Mi... mama..!" Pintaku ke mereka.
Mereka bertiga senyum senyum menahan tawa, sambil melirik ke mama liza.
" awas aja kalau kalian cerita..!" Mama liza mengancam. Yang Membuat ku semakin penasaran.
'' cerita apa sihh..!!? Koq kayaknya serius kali..!!??" Kami semua menoleh ke mamak yang baru saja datang dan duduk di antara kami berlima.
" cerita masa lalu.." jawab mama liza.
" masa lalu yang mana..!?" Tanya si mamak lagi.
" tadi kakak tanya, cemana ceritanya. Koq mamak bisa tau, kalau mami dan mama yang lainnya ada hati ke ayah..!" Ucapku.
" 0oooo..." respon si mamak , membulatkan muncungnya.
" mama liza tuhh awalnya..!" Sambung beliau. Persis seperti yang di katakan mama cindy tadi.
" koq mamak bisa tau..!" Kembali aku menyanyakan pertanyaan yang sama.
Ketika mamak hendak bersuara....
" iiirrr... jangan..! Jangan ya sayaaaang...!" Mama liza mewanti wanti, sambil menggelengkan kepala nya.
Mamak hanya melirik nya sebentar. Lalu..
" kepergok sama mamak..!" Ucap beliau.
" kepergok lagi pacaran..!?" Tanyaku.
Si mamak menggelengkan kepala.
" iiirrr.." mama liza bersiap siap hendak bangkit
" kepergok, dia lagi 'mainin' PENIS ayah mu..!" Ucap si mamak santai.
'' haaa.....!!!" Aku sampai melongo.
" IRMAAAA....!!" mama liza menjerit histeris.
Sementara mami., mama sofhi dan mama cindy tertawa cekikikan.
" mereka lagi 'maen'..!!?? " tanyaku polos.
" yona iiiiihh...! Koq malah ditanya..!" Mama liza semakin panik.
" ehh..!" Aku tersadar dengan pertanyaan bodoh ku.
Kulihat si mamak menggelengkan kepala.
" ayah mu lagi boboq, waktu kak iza 'mainin' PENIS nya..! " ucap si mamak.
" astaga..! IRMAAA....!!" mama liza langsung melompat. Menubruk dan duduk dia atas paha si mamak.
"Ihh.. apa sihh..!" Mamak mencoba menepis dan menyingkirkan tubuh mama liza .
" iirr.. udah ya sayang..! Jangan cerita lagi..! Malu sama yona..!" Mama liza memohon , sambil memegang wajah mamak.
" kenapa mesti malu..!?? yona udah dewasa . Udah menikah juga.!
" dia juga udah ngerti lah yang gitu gituan..!
" dia juga pasti sering lah maenin penis suaminya..! " ucap si mamak .
' astaga..! Si mamak ngomongnya fulgar begitu.
" iya..! Tapi 'mainin' nya ga waktu suami nya tidur..!" Mama cindy berkata sambil tertawa.
" CINDYYY.......!!! " mama liza menoleh ke belakang.
" mei..!! Jambak kan dulu muncung nya tu..!" Sambung nya kesal.
" udah ya sayang.. bagian bagian 'itu' nya ga usah di ceritain ke yona.. malu iiiirr...! " mama liza kembali memohon ke mamak.
" hihihi.....! Iya. Iya.....!" Si mamak tertawa geli.
" terus..!" Tanya ku lagi, ingin mengetahui cerita selanjutnya.
Mama liza langsung menoleh ke aku. Dengan pandangan memelas.
" hehehe...!" Aku merespon dengan tertawa malu.
" di sidang lah mereka berdua..! " mama cindy kembali menyambung. Masih dengan ekspresi menahan tawa.
" ayah kamu sampai kebingungan. Ga bisa berkata apa apa..!" Ucap mama sofhi.
" dari situ lah awal nya...!" Kali ini si mami yang berkata.
" mamak ga marah..!?? Ga cemburu..!" Tanya ku ke si mamak.
Beliau menggeleng.
" mana mungkin mamak marah. Mamak sayang sama mereka . Apa lagi sama si kecil imut ini..!" Ucap beliau , sambil memeluk mama liza.
Mama liza langsung menyandarkan wajahnya ke dada si mamak.
" mana mungkin mamak marah ke orang , yang menyayangi orang yang mamak sayang..!" Sambung beliau.
' cupp..!' Mama liza mengecup tipis bibir si mamak. Mamak membalas , dengan membelai kepala mama liza.
Aku tertegun, mendengar penuturan beliau. Sebegitu sayang nya dia dengan saudara saudaranya. Sampai sampai dia rela berbagi.
" yang lain ga pernah ' kepergok' !?" Tanyaku sedikit jahil.
" ehh..!" Mami dan mama sofhi seperti terkejut.
" kakak iihhh...! Koq nanya nya malah kesitu.." mama cindy nampak sedikit panik.
Kulihat mama sofhi memalingkan wajah. Bahunya bergetar menahan tawa.
" pernah..!" Si mamak menjawab.
Mama liza langsung menegakkan badannya.
" irma, udaaaah...! Jangan di ceritaiiiin...! " mama liza kembali memohon.
" mereka bertiga 'main keroyokan' ke ayah kamu..!" Sambung si mamak.
" iiiiirr... udah sayang..! " mama liza memeluk dan menggoyang goyang tubuh mamak.
" 'main keroyokan'..!!? " tanyaku heran.
" gaduh..!" Sambung ku.
" iya... gaduh di tempat tidur. Mereka bertiga 'ngeroyok' ( four some) . Ayah kamu. " ucap mamak.
Kulihat wajah mami semakin memerah. Sementara mama cindy, berbaring di paha mami. Dan membenamkan wajahnya di perut mami.
Aku berfikir sejenak. Mencerna ucapan si mamak. ' bertiga main keroyokan. Di tempat tidur.!' Batinku.
Hingga...
' ehh..!' Aku mendapat suatu gambaran. Sontak saja aku langsung menutupi mulut dengan kedua tangan ku.
Terkejut dan tak percaya, dengan apa yang ku bayangkan.
Aku menoleh ke arah mami., mama cindy dan mama liza yang sudah meraung raung menahan malu. Lalu..
" hahahahahahaha.....!!" Mama sofhi tertawa terbahak bahak, sambil memegangi perut nya.
" berani nya 'main keroyokan'..!!" Ucap si mamak dengan sinis.
" kok maen keroyokan sih mii..!??" Tanyaku pula. Entah kenapa aku malah semakin......
Mama cindy langsung bangkit terduduk. Dan mendekati ku.
" kakak, udah ya sayaang..! Mamak nya ga usah di tanya tanya lagi..!
" mama malu kaaak..! Mama malu sama kakak..!" Ucap beliau. Yang kali ini berbaring si paha dan memeluk pinggang ku.
" mereka 'ga tahan' kalau satu lawan satu ama ayah kamu..!"
" ini.., si imut ini pernah sampai pingsan di buat ayah kamu..!" Ucap si mamak dengan santai nya.
" hahahahahaha...." mama sofhi kembali tertawa sampai terpingkal pingkal.
Mami, tak berani menunjukkan wajahnya padaku.
Mama liza., jangan di tanya. Beliau hampir mau menangis.
.............................
.............................
P.o.v. aby
" adek pergi ya.." rani pamit padaku.
Sore ini, dia pergi beribadah hari minggu. Dan itu, menjawab keheranan ku ketika pertama kali datang kemari. Sewaktu mereka tidak menjawab salam ku.
Dan juga, hal itu tidak merubah pandangan ku padanya. Apalagi perasaan ku.
Tidak masalah bagiku. Walau kami berbeda keyakinan.
" hati hati....!" Ucapku, sambil mencium bibir nya.
" dadah abang....!" sambil menjalankan kereta, rani melambaikan tangan nya.
Begitu rani hilang dari pandangan, akupun masuk kerumah.
Tujuanku hanya satu., tidur siang.
Aku merasa cukup lelah.
Satu harian ini, kami berdua kerja bakti. Membersihkan rumah dan pekarangan.
Saat ini juga aku tau, bahwasanya rani seperti tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah. Terlihat dari cara dia menyapu dan mengepel lantai.
Namun, dia mau mengerjakannya. Satu nilai lebih buatku. Asumsiku, bukan karena dia tak mu. Mungkin, si mami yang tak pernah menyuruhnya tuk mengerjakan pekerjaan rumah. Karena, pada saat ku beritahu tata dan cara mengerjakan rumah, tak terlihat keengganan di wajah nya saat melakukan nya. Dan juga, dia tak mengeluh kecapean.
Baru saja ragaku melayang hendak menuju ke alam mimpi, aku mendengar suara becak memasuki pekarangan rumah.
Dengan agak malas, aku bangkit dan keluar kamar. Tak lama sebelum aku sampai kedepan, suara becak kembali meraung dan pergi.
Begitu aku membuka pintu, kulihat si mami berdiri dengan senyum cantik nya. Lalu...
'Bug..!' Beliau langsung memelukku.
" kangeeen....!" Ucapnya pelan.
Ada setitik perasaan bahagia, ketika beliau memgatakan itu padaku.
Aku membalas pelukannya, dengan mengelus pelan punggung nya.
Setelah merasa puas, mami melonggarkan pelukannya. Namun, kedua tangannya masih berada di kedua sisi pinggang ku.
' cupp..! Cupp..!
Dikecupnya kedua pipi ku.
" koq naik becak...!?
" papi mana...!?" Tanya ku heran. Karena tak melihat keberadaan suami ny.
" papi ga ikut. Masih ada pekerjaan yang belum selesai...!" Ucap beliau memberitahu.
Aku hanya manggut manggut.
" kamu apa cerita selama disini..!? Sehat kan.. !? Rumah kita aman kan...!?? " tanya beliau yang masih berdiri di depan ku.
Aku mengangguk tersenyum.
" oh iya., si adek mana...!?? " tanya nya kemudian.
" baru pergi. Gereja.." ucap ku memberitahu.
" kangeeen....!" Ucapnya lagi. Lalu kembali memeluku.
Aku pun membalas pelukannya. Sambil mengelus punggung nya.
" masuk dulu yuk...!" Ajaku ku.
Si mami langsung melepaskan pelukan. Kemudian, aku mengangkati tas dan koper nya.
" taruh di kamar kamu aja...! ( kamar tamu yang aku tempati ). " ucap beliau.
Aku pun menuju ke kamar tamu.
" mami bersih bersih dulu ya..!" Sambung nya, yang langsung masuk ke kamar nya.
..............
" abyy...."
Kudengar suara beliau memangil, saat aku tengah meneguk minuman ku.
" ya mi...!" Sahut ku. Kemudian melangkah, mencari posisi nya berada.
Aku mendapati Beliau berdiri di depan kamar tamu. Begitu melihatku, beliau masuk ke dalam.
" sini..!" Beliau menepuk pinggiran kasur. Menyuruhku duduk di samping nya.
Aku menelan liur..
Bagaimana tidak, saat ini beliau mengenakan pakain yang sangat mengundang. Celana pendek longgar, yang tidak sampai setengah paha.
Juga baju nya yang berleher rendah. Dengan tali segaris yang menggantung di pundak.
Begitu aku mengjenyakkan pantat ku di tilam, beliau meletakkan telapak tangan kanan nya di atas pahaku.
Wangi tubuhnya yang sehabis mandi, sangat sangat menyegarkan lobang hidung ku.
" capeeeek...!" Keluhnya. Lalu, menyandarkan kepala nya di bahuku.
" pulang nya tadi, naik apa...!?" Tanyaku.
" naik becak....!" Jawab nya.
" dari medan, kemari naik becak..!?" Tanyaku bercampur seloro ( canda).
" hihihi....! Ya engga lah...! Dari medan naik trem (kereta api).
" dari stasiun , kemari yang naik beca..!" Beliau menjelaskan.
" 0oòo...!" Aku manggut manggut.
" mana apes.!! Babak bapak yang duduk di sebelah mami, tukang kombur. ( banyak cakap / banyak omong..!"
" mami ga bisa istrahat.
" terus, gait pulak tu..! dia gombalin mami..!
" dia bilang mami cantik lahh...bilang ini lahh..itu lah.." si mami berkeluh kesah
" kan mami memang cantik...!" Ucapku.
Si mami menegakkan kepalanya. Dan menatapku.
" ihh..kamu gombalin aku juga..!" Ucapnya pura pura cemberut.
" hehehe.. bukan gombal mi...
" mami kan, memang cantik.
" sama kayak si adek..!" Ucapku.
" apanya yang sama..!? "Dengan senyum menggoda nya, beliau bertanya.
" ini..!" Ucapku menunjuk wajah nya.
" wajah yang sama. Kecantikan yang sama ...!" Sambung ku.
" masa...!?" Ucap nya bertanya. Seolah olah tak percaya.
Aku mengangguk mengiyakan. Meyakinkannya.
" coba lihat betul betul..! Bagian mana aja yang kamu lihat sama..!" Ucapnya pelan. Sambil mendekatkan wajahnya .
Aku terkcekat.
Wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Sampai sampai, aku dapat merasakan hembusan nafas nya.
Mata nya menatapku dengan tatapan yang....
Dengan kesadaran penuh seutuh utuhnya, aku menangkap wajahnya.
" ini..! Bentuk dan tekstur nya sama...!" Aku mengelus keningnya.
" ini...!" Kedua jempol ku mengusap alis matanya.
" yang ini...!" Matanya terpejam, saat aku meraba kelopak matanya.
" ini...! Warna dan bentuknya juga sama...!" Ucapku lagi, yang sudah membelai rambut nya.
Mata nya terbuka, saat aku menyelipkan untaian poninya ke belakang daun telinga.
" ini...!" Sambungku.
Kepalanya memiring, saat punggung telapak tanganku meraba dan membelai pipi nya. Lalu turun, mengikuti alur tulang rahangnya. Menuju ke hujung dagu lancipnya.
" dan juga, yang ini...!!"ucapku, sambil meraba bibirya dengan hujung jemariku.
" khusus untuk yang satu ini, aku tak tau. Apakah rasanya juga sama..!" Sambungku. Yang masih terus merabai bibirnya.
Bibir nya menekuk, membentuk sebuah senyuman.
" cari tau..! Apakah sama, atau tidak..!" Ucapnya menantang.
Tanpa menunggu lama. Dan masih dengan kesadaran yang utuh, bibirku menjepit bibir bawahnya.
Dengan pelan dan lembut, menarik bibir bawahnya hingga terlepas.
" sudah terasa, rasanya...!?" Tanya beliau, dengan pandangan sayu.
Aku menggelengkan kepala. Masih ingin merasa dan mengecap bibir nya.
Dengan segera, aku kembali mengecup dan melumat bibirnya. Tanganku masih memegang dan membelai wajah nya. Lalu, jemari ku turun ke lehernya. Membelai halus dan lembut tengkuk nya.
" hhnggmmh....!" Suara lenguhannya seperti memberi tahu, bahwasanya dia juga sangat menikmati.
Mami membalas lumatanku, sambil membuka mulut dan memainkan lidahnya yang sesekali memoles bibirku.
Tangannya yang tadi memegang pundak ku, turun. Membelai dan mengelus dadaku. Tak lama, kembali turun menuju pinggang dan perut ku. Tangannya yang lembut masuk, menyusup dari bawah bajuku. Menyentuh langsung kulit perutku. Terus, naik keatas Sampai ketiak ku. Tindakan nya itu, seolah olah menyuruhku untuk mengangkat kedua tangan.
Ciuman kami terlepas, saat kedua tangan nya mengangkat dan menaikkan bajuku. Meloloskannya melalui kepalaku.
Begitu baju ku terlepas, aku melihat mami memadangku . Tatapan dan ekspresinya, sama seperti rani . Persis ,seperti dikala kami bercumbu.
Tanpa menunggu lama,..
" cupp...!" Mami mendaratkan ciumannya di pipi ku.
" cupp..!" Turun keleher. Tepat di bawah daun telingaku. Terasa hujung lidahnya menempel di atas permukaan kulit leherku. Juga dibarengi dengan sedikit hisapan yang lembut.
Ciumannya Terus seperti itu. Turun hingga sampai ke dadaku.
Sepintas, bola matanya bergerak. Melihat ke arah ku.
Aku merespon dengan membelai halus kepalanya.
Lalu....
" ouhhh....!!"
Bibir dan lidahnya yang basah juga lembab, mencaplok puting dada ku.
Dijilat..
Di emut... Dan juga disertai dengan gigitan kecil nya, membuat mataku terpejam. Menikmati sensasi geli yang sangat nikmat.
Tanganya juga tak tinggal diam. Mengelus dan membelai perutku.
Puas dengan putingku yang satu, dia berpindah ke puting yang satu nya lagi.
Lalu, ciuman nya berpindah. Turun ke perutku.
Saat lidah dan bibirnya hampir menyentuh lubang pusar ku, mami mendongak. Menatapku sambil tersenyum.
Tak tahan melihat senyum nya, aku menarik wajahnya. Lalu ,kami kembali saling melumat.
Tangan si mami yang sedari tadi aktif menggerayangi ku, kini sudah menggenggam si ucok gondrong yang masih bersembunyi di balik celana pendek ku.
Tangannya sangat lihai memainkan dan menyenangkan mood si ucok, walau masih dari luar celana ku.
Di rabanya..
Di elus..
Di urut, sambil diremas lembut.
Sakin menikmati permainan tangan beliau, pinggulku dengan sendiri nya terangkat keatas. Hasrat birahi ku meminta lebih.
Tanganku menggapai bongkahan bulat pantatnya. Kuremas dan ku ulek ulek.
Tak puas, tanganku menyelinap masuk kedalam celananya. Dan ternyata, si mami tak memakai apa apa di balik celananya. Telapak tangan ku langsung bersentuhan dengan kulit bokong nya yang halus.
Puas mengelus dan meremas pantatnya, satu tangan ku berpindah ke bagian depan.
Paha mami yang awalnya merapat, kini melebar. Menerima kehadiran telapak tanganku.
" sshhh.. ouhh...!" Lenguh nya.
Mami melepas lumatan bibirnya.
" abyyy........!" Dengan tatapan sayu, beliau menyebut nama ku.
" iyaaaah.. teruss..! Sshhh... aahhh...! " jari tengahku, melakukan gerakan sleding di alur celah belahan vagina nya. pinggunl beliau bergerak. Mengikuti ritme gerakan jariku.
Tak mau kalah, tangannya menggenggam body si ucok. Lalu, melakukan gerakan naik turun.
Mendapat perlakuan yang naru pertama kali kurasakan pada si ucok, otot perutku menegang. Birahiku terasa ingin membuncah. Berkumpul di satu titik. Di bawah pusarku.
Rasa gatal mulai menghampiri. Lalu..
" abaaaaang...! " suara si mami memaksaku tuk membuka mata.
Aku terkesiap. Aku memandangi rupa wajah nya.
" abaaang....! " ucapnya lagi. Yang langsung membuat ku menarik tanganku dari dalam celana nya. Juga menggenggam dan memindahkan telapak tangannya yang tengah sibuk bermain dengan si ucok.
Aku kembali memejamkan mata. Mengatur nafas, dan juga nafsu birahi yang tengah memuncak.
Setelah ku rasa mulai tenang, aku membuka mata.
Aku mendapati si mami tengah memandangku dengan sayu.
Melihat itu, aku langsung bangkit terduduk. Dan memeluk beliau.
" maaf mii.. maaf..!" Pintaku.
Aku meminta maaf, bukan karena telah berani melakukan itu dengan nya. Tapi, merasa tak enak karena tidak menuntaskan hasrat nya.
" kenapa...??" Tanya beliau, dengan nafas berat.
" aku belum pernah...!" Ucapku.
" ga fafa sayang...! Ini bisa menjadi pengalaman pertama kamu..!" Ucapnya lembut.
Aku menggeleng. Respon dari ucapannya.
Aku masih mengingat ucapan si putri malu.
" yang pertama adalah yang paling nikmat. Dan itu tak kan pernah bisa terulang. Jadi, jangan di sia siakan..!" Ucapnya kala itu. Mengenai puncak orgasme.
" apa karena aku udah tua..! Kamu ga selera..!" Ucapnya lirih.
Aku melepas pelukanku. Lalu, memegang wajah beliau.
" engga..! Bukan karena itu..!!
" kamu masih muda koq..! Masih cantik..! Masih menggairahkan..!" Ucapku, Sambil membelai kedua pipi nya.
" terus, kenapa berhenti..!? kenapa kamu ga mau..!? " tanya nya lemah.
" karena aku sudah berjanji.! " ucapku.
Beliau mengkerutkan dahi.
" janji apa..!? Sama siapa..!? " tanya nya lagi.
" aku berjanji dengan diri ku sendiri.
Berjanji, akan melakukan hal nikmat ini pertama kali dengan si adek..!
" berbagi kenikmatan yang pertama kali yang akan kudapatkan, dengan dia..! " ucap ku menjelaskan.
Beliau terdiam. Matanya menatapku dengan lekat. Lalu, bibirnya menyunggingkan senyuman.
" cupp..! Cupp...! Cupp..! Mmmuuaahh...!"
Dikecup nya bibir ku berulang kali.
" temani aku boboq ya...!" Pinta nya tiba tiba.
Melihat respon dan mood nya yang tiba tiba berubah, aku sedikit terheran. Hanya bisa menganggukkan kepala.
Kemudian, beliau berbaring miring. Memunggungi ku.
Satu tangannya menggapai tanganku. Di letakkannya di depan perutnya.
Si mami mengangkat sedikit kepalanya, saat aku menyisipkan lenganku dari bawah lehernya.
" abyy.." panggilnya.
"Yaa.... " sahut ku, sambil menghirup wangi rambutnya yang sedikit lembab.
" si adek selalu 'gangguin' kamu..!?"
" sering 'nakalin' kamu ya...!?" Tanya beliau.
' cupp..!' Aku mengecup tengkuk nya.
" pakai parfume apa..!? Wanginya enak..!" Ucapk ku.
Si mami memutar tubuhnya. Kini, kami saling memandang.
" kamu ini..! Aku nanya nya apa., kamu ngomong nya apa...!! " ucapnya sambil memencet hidung ku.
" hehehe... ga sering koq..! Ga selalu juga..!" Ucapku. Menjawab pertanyaan nya tadi.
" berarti, pernah dong..!" Ucapny.
Aku tak menjawab. Hanya merespon dengan senyuman.
Sambil membalas senyum ku,
Tangan kanan nya menempel di pipiku.
" terima kasih.., sudah 'menjaga' si adek..!
"Terima kasih.., sudah 'perduli' dengan si adek..!" Ucapnya, sambil mengelus pipi ku dengan jempol nya.
" aku sayang dia...!" Ucapku tulus.
" kalau sama aku...!?" Tanya nya menggoda.
" sayang kamu juga...!" Ucapku.
" kenapa kamu sayang sama aku..!?
" apa karena wajah kami serupa..!?" Tanya nya lagi.
Aku menggeleng. Menyangkal pernyataan nya.
" aku sayang kamu, karena kamu sudah melahirkannya ke dunia ini. Sehingga aku dapat bertemu dengan dia..!
" aku sayang kamu, karena kamu sudah menjaga dan membesarkannya dengan kasih sayang dan penuh cinta..!
" aku sayang kamu, karena telah membuatnya menjadi seorang gadis yang cantik., kuat.. dan manja..!
" aku sayang kam....
' hmmpff... .!"
Belum selesai aku berkata, beliau menyumpal mulutku dengan lumatan bibirnya.
" pantas si adek sampai segitunya ke kamu..! Bibir kamu ini..
' cupp..!'
" manis.....
'Cupp....!
" berbisa....!"
Beliau mengecup dan melumat bibir ku di sela sela ucapannya.
" tukang gombal...!" Sambung nya.
' hehehehe...!' Aku terkekeh dalam hati. Karena, aku tak pernah sekalipun menggombal anak nya itu.
" berapa perempuan yang terjerat dengan gombalan kamu..!?
" pasti banyak kan...!? " ucapnya.
" apakah kamu menjadi salah satu diantaranya..!? Sehingga kita bisa menjadi seperti ini..!? Ucapku bertanya. Melihat keadaan dan juga posisi kami yang sekarang ini. Dan juga hal yang telah kami lakukan.
Beliau menundukkan wajahnya. Lalu..
" boboq yoq....! Aku ngantuk..!" Ucapnya. Menghindari jawaban pertanyaannku.
Beliau memutar badan nya. Membelakangi ku.
" peluukk...!" Pintanya.
Aku memeluknya dari belakang. Melingkarkan sebelah tanganku di perutnya. Dan ikut memejamkan mata.
Aku membuka mata ku lebar. Saat tangan beliau menggenggam dan membawa telapak tanganku mendarat di salah satu area gundukan dadanya.
" mii... !" Ucapku protes. Karena tak mau hal seperti tadi terulang lagi.
" jangan di pindahin..! Mami lagi pengen ' di pegang' .. " ucap beliau. Saat aku ingin menarik tangan ku dari dada nya.
" hemmm..." gumam ku. Lalu, kembali memejamkan mata.
" abyy....." kudengar beliau memanggilku pelan.
'' ya...." sahut ku.
" kalau nanti, kamu udah 'gituan' sama si adek., berarti., sama ak...
" sshhhht.....! " aku memotong ucapan nya.
" boboq....! " ucapku.
....................................
....................................
" abaaaang....!" Samar samar, ku dengar si manja memanggil ku.
Lalu, kurasan jemari halusnya membelai keningku.
" abaaang...! Bangun yoq.. dah sore..!" Lagi kudengar suaranya.
' cupp..!' Kecupan lembut mendarat di bibir ku.
Perlahan, aku membuka mata...
Kulihat rani berbaring di sampingku. Tersenyum memandang ku.
" haii...." sapanya lembut.
Aku membalas dengan memberikannnya senyuman.
" dah lama pulang...!?" Tanya ku.
" baru aja....!" Jawab nya.
Aku berguling, sedikit miring lalu memeluknya.
Kembali menutup mata, saat sebelah pipiku menempel di dadanya.
Rani balas memelukku, sambil mengelus dan membelai rambut ku.
" adeeeek....! Disuruh bangunin, koq malah sayang sayangan....! " suara si mami memaksaku tuk membuka mata.
" hihihi....! " dibalasnya dengan tertawa geli.
Aku pun langsung bangkit terduduk.
Melihatku dudah bangun, Si mami berbalik, meninggalkan kami.
" abang pulang dulu ya.., mo lihat rumah...!" Ucapku ke rani, yang sudah duduk bertengger di atas pahaku.
Kepalanya bergerak mengangguk.
" datang lagi kan...!? " tanya nya memastikan.
Aku tersenyum mengiyakan.
.........................
.........................
Selesai makan malam, kami bertiga duduk santai diruang keluarga sambil nonton tv.
" selama kalian berdua disini, kelakuan kalian ga 'macam macam' kan..!? " tanya si mami kepada kami. Namun, pandangan nya tajam ke si manja.
" haah...! Engga..! Ga ada macam macam koq...! " si manja menjawab dengan sedikit kelabakan.
Kalau orang melihat ekspresi dan mimik wajahnya, pasti akan tau kalau dia berbohong.
" ya kan baaang..! Kita ga ada macam macam kan...! " ucapnya lagi, meyakinkan si mami.
" iya mi.. ga ada ..! " ucapku. Namun hati ku tertawa geli.
" hmmmm.....!" Si mami mengangguk angguk.
"Waktu kalian tinggal berdua, aby tidur di mana..!!? " beliau kembali bertanya.
" ehh.. ngg.. itu.... nggg...." rani kembali tergagap. Tak tau menjawab apa.
" ngg... tidur di kamar adek. " ucapnya pelan sambil menunduk.
Sesekali, dia melirik si mami yang menatapnya lekat.
Batinku tertawa geli, melihat gelagat mereka berdua
" waktu kalian tidur sama berdua, kamu " nakalin" si adek kah...!?" Kali ini, si mami bertanya padaku.
" haah... !! " rani terkejut. Wajahnya terlihat panik.
" engga mii...! Ga ada..! Si abang ga ada 'nakalin' adek...!!
" si abang baik budi koq..! Dia jagain adek...!" Rani berusaha meyakinkan si mami.
" betul....!!??? " si mami memasang mimik wajah serius.
" iya mii... ! Bettuuul...! Si abang ga nakal koq..!" Kembali rani meyakinkan si mami. Dengan memasang wajah memelas.
" kalian ngap...
" ehh.. mami pulang ga ada bawa oleh oleh...!?? " rani memotong ucapan si mami dengan bertanya.
Mengalihkan topik pembicaraan. Tak ingin si mami bertanya lebih jauh.
Mendengar si manja yang tiba tiba bertanya, si mami terdiam sebentar. Lalu..
" ohh iya.. mami ampe lupa.! Ada tuhh..! Bentar ya.!" Upap beliau, yang langsung berdiri.
Si mami berjalan menuju ke arah kamar tamu.
Tak lama, kulihat mami menggeret satu tas besar dan juga koper.
Melihat beliau kepayahan, aku datang membantu.
Beliau membuka tas yang kulihat berisikan pakaian.
" nih., mami belikan buat kamu..!" Ucap beliau. Menyerahkan kan sepasang.,
Ehh.,! Bukan..! Dua., tiga.. empat. Lima pasang pakaian..!!
Beliau menyerahkan setumpuk pakaian yang masih terbungkus plastik kaca padaku.
" nih buat adek...! Beliau menyerahkan bungkusan ke si manja.
Rani membuka bungkusan plastik itu. lalu menutup nya kembali, setelah memastikan isi nya.
" oh iya., ini masih ada lagi buat kamu...! " ucap si mami padaku, sambil mengkorek korek isi tas. Lalu mengeluarkan sepatu, sendal, dan juga beberapa pakaian.
" lohh..! Ini... koq banyak kali mi..! " tanyaku heran.
Aku merasa tak enak. Karena di berikan barang sebanyak ini.
" yang ini, dari kakak mu yona...!" Ucap beliau memberi tahu.
" kakak..!?? Yona..!?" Tanyaku heran. Karena aku tak mengenal siapa yang di sebutkan beliau.
" ehh.. ngg.. anu.., maksudnya, kakak nya rani. Anak mami yang paling besar..! " si mami menjelaskan.
" ya.. berarti kan, dia kakak kamu juga..! " sambungnya.
Aku semakin heran. Kemarin, rani memberitahu, kalau kakak kakak nya bernama ivo dan debby. Bukan yona.
" kak ivo tu. panggilan nya kalau diluar, yona..!" Rani menjawab keheranan ku.
" oooh...!" Aku mengangguk mengerti.
" tapi kan, ga..
" jangan nolak...!
" ga baik menolak rezeky...!" Ucap si manja.
" hmm.. " tak tau harus bilang apa.
" makasih ya mii....!" Ucapku. Masih tak enak hati.
" mami yang harusnya makasih sama kamu...!
" dah mau jagain rumah. Dan juga "jagain" si adek..!" Ucap beliau, sambil melirik si manja.
Mendapat lirikan seperti itu dari mami nya, rani tersipu malu.
" cobain dulu..! Mami mau lihat..!" Suruhnya, sambil membuka bungkusan baju dan celana. Lalu memberikannya padaku, untuk ku coba pakai.
Aku membawa semua ke dalam kamar si manja yang mengikuti ku dari belakang.
" ehh.. adek mau kemana..!??" Tanya si mami, yang melihat rani membuntuti ku.
" mo kawani si abang.." ucapnya polos.
" ga usah..! Ngapai di kawani..! Kamu mau lihat aby telanjang...!" Ucap si mami, dengan tatapan yang...
" ehh..!" Rani terkejut, bingung.
Dia tak menyadari kesilapannya. Karena, selama kami tinggal berdua disini, baik rani maupun aku, sudah tak sungkan membuka baju dan berganti pakaian di depan masing masing.
" he..he..he...!" Rani tertawa garing, sambil berbalik.
Dah macam model di tipi tipi itu aku. Bolak balek ganti dan pakai baju juga celana.
Dan yang membuat aku jengah, stiap mencoba pakaian itu, aku harus menghadap ke mereka berdua.
Dan juga, yang membuat aku semakin semakin tak enak hati adalah harga semua pakaian ini.
Walau tag harga nya sudah tak ada, aku tau harganya pasti mahal. Karena sewaktu aku mencoba nya tadi, rasanya sangat berbeda dengan pakaian yang aku pakai sehari hari. Kain nya sangat nyaman di badan.
Kalau ku hitung, ada sembilan pasang pakaian yang diberikan mami padaku. Dan ternyata, masih ada lagi. Saat dia menyerahkan dua bungkusan berbentuk kotak persegi padaku.
Dan... ya ampun..! Sampai sempak (celana dalam ) ku juga di belikan.
Ini ga bisa..! Ini ga boleh...!
Semua pemberian ini.. pemberian yang ku anggap di batas kewajaran, sudah mengoyak sedikit prinsip ku. Prinsip yang sedari kecil sudah di tanamkan mamak padaku.
Aku tidak bisa menerima semua pemberian ini.
" abaaaang.....!" Rani menggengam sebelah tanganku.
" kamu jangan salah faham ya sayang..! " kali ini, si mami yang bersuara.
Mungkin mereka menyadari perubahan ekspresi dan mimik wajahku.
" ini semua, mami dan kakak nya rani kasih ke kamu sebagai bentuk terima kasih kami." Ucap beliau.
" nggak ada maksud lain. ! " sambung nya.
Aku hanya diam. Tak membalas ucapan beliau.
" abaaaang...." kembali si manja memanggil. Dengan tatapan memelas, agar aku tak menolak pemberian ini.
" ak... mami minta maaf, kalau semua ini membuat kamu tidak nyaman. Tapi, mami mohon kamu tidak menolaknya..!" Ucap si mami sambil menunduk.
Mendengar itu, aku mengurungkan niat ku. Apalagi, beliau sampai memohon kek gitu. Ga tega aku.
" iya miii.... iya..! Makasih ya mami sayang..! " ucapku sdikit berseloro.
" sebelum nya, aku juga minta maaf. Dah merepotkan mami, beliin ini semua..!" Sambung ku.
Beliau membalas, dengan memberikan senyum cantiknya.
Setelah itu, mereka kembali membongkar isi tas dan koper. Sambil si mami bercerita perihal dirinya dan teman teman nya selama berada di medan.
Tak terasa, waktu bergulir begitu cepat. Karena malam semakin larut, aku pamit pulang ke mereka.
" adeek... abang pulang ya...!" Ucapku ke si manja.
" ehh....!" Di tercekat. Seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, tak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Dia menatapku sebentar. Lalu berpindah ke si mami. Dengan pandangan memelas.
" kalau boleh., kamu pulang nya besok aja ya...!
" malam ini, kamu tidur disini dulu..! " ucap si mami.
" mmm.... " aku menggaruk kepala ku yang tak gatal.
Kulihat si manja yang kembali memasang wajah memelas.
Entah kenapa, setiap melihat mimik wajahnya yang seperti itu, tembok pertahanan ku selalu saja runtuh.
" iya.. " ucapku, sambil memencet hidungnya.
" ya udah., boboq yoq.. ! Besok sekolah.....! " ucapku.
Mereka berdua mengangguk.
Kami pun beranjak, setelah selesai merapihkan yang tadi berserakan.
Batinku tertawa geli. Karena, rani tak juga melepaskan lendotan nya di tanganku.
Kami berdiri di depan kamar nya. Namun, dia masih mengapit sebelah lenganku.
" masuk gih.. boboq..! " ucapku, sambil menarik tanganku dari kepitannya.
Saat hendak terlepas, kedua tangan nya malah menggenggam telapak tangan ku. Sambil sesekali memandang ke arah si mami.
Si mami yang sudah hafal dengan tabiat putri nya ini, hanya bisa menghela nafas dan geleng kepala.
" jangan 'nakal'.....!" Ucap beliau. Lalu melangkah meninggalkan kami.
Mendapat izin, si manja langsung tersenyum lebar.
Begitu kami masuk ke kamar, rani langsung memelukku.
" hmmm.... dari tadi dah pengen meluk...!" Ucapnya
Aku membalas pelukan nya. Dan sedikit nakal, aku meremas pelan bokong imut nya.
"Hhhhahh...! Bilangin mami lhoo.. nakalin adek...! " ancam nya.
' cupp...!' Kuberikan kecupan ringan di bibirnya.
" palingan abang di usir...! Ga jadi boboq disini..! " balasku.
" hngg..." dengan geram, di gigitnya bahu ku. Baru setelah itu di kecupnya.
" jahatt...!" Ucapnya dengan cemberut.
........................
........................
Di tempat lain.....
P.o.v irma nadar.
" kapan terakhir kita tidur berdua..!? " sambil membelai rambut ku, sofhi bertanya.
Saat ini, kami hanya berdua di kamar ini. Berbaring menyamping. Saling berhadapan. Setelah ketiga sahabatku yang lain sudah duluan pulang.
" kemarin...! Sebelum tiga ekor itu datang merusuh..!" Jawab ku.
" sebelum itu lhoo...!
" kam masih ingat...!? " tanya nya.
" seminggu sebelum 'kalian pergi'..! Dirumah bang udin..! " jawabku.
Saat mengatakan itu, kulihat matanya mulai berkaca kaca.
" maaf..." ucapnya lirih.
" aku tau., seribu permintaan maaf kami, takkan cukup untuk mu. Tak kan cukup untuk menebus kesalahan kami..! " ucapnya lagi.
Aku hanya bisa menghela nafas.
Memang., kalau mengingat ngingat 'itu'., hatiku teramat sakit..
" Nad....!" Melihat ku terdiam, sofhi memanggil.
" udaah...! Ga usah di ingat ingat lagi..! " ucapku, sambil menghapus air mata nya.
Sofhi mendekapku. Membawa wajahku menyandar di dada nya.
Nyaman.. sangat nyaman..!
'Cupp..!' Terasa bibirnya menempel di dahi ku.
" kalau kau sudah menerima kami., apa dengan ' mereka'....
Aku menggeleng. Memotong ucapannya.
" maaf kak... kalau dengan suami kalian, aku belum bisa...!" Ucapku.
" tyo.. dia....
Kembali aku memotong ucapanya dengan menggelengkan kepala ku.
" aku masih sayang ama dia..! Tetap sayang.. ! Dia satu satunya turang ku. ( turang = saudara kandung laki laki). Sayang ku takkan pernah hilang..!
" tapi, aku masih marah dengan dia..! Dengan mereka.! " ucapku.
" sampai kapan...!??" Tanya nya.
Aku diam. Tak menjawab pertanyaan nya.
" ga usah di bahas masalah itu..!" Ucapku, sambil mempererat pelukanku.
Cukup lama kami terdiam. Hingga..
" Nad...." suaranya memanggil ku.
" hemm...." sahut ku.
" itu.. semalam., kak iza 'nakalin' kamu..!?"tanya nya.
" haa..! Oh. Hihihihi..." aku tertawa geli. Mengingat kejadian semalam.
Aku mengangguk, mengiyakan.
" untung nya aja kakak datang. Kalau engga, dah habis aku di obok obok ama dia." Ucapku.
":ga hilang hilang ya, penyakit nya itu.!" Ucapku , sambil menahan tawa.
" masih sering..!? " tanyaku.
Sofhi menjawab dengan tersenyum kecut.
" selama ini, siapa yang jadi tumbal nya..!? " tanyaku lagi.
" sebelum kita kembali dekat dengan kak mei, cindy tuh yang selalu di uber uber..!" Jawabnya.
" kalau ama kakak..? Dia ga pernah minta.!? " kembali aku bertanya.
Sofhi menggelengkan kepala.
" ohh iya..! Dulu juga , dia ga pernah minta kan ama kakak..!" Ucapku.
" mmm.. pernah sih.." ucapnya pelan.
" terus, kakak kasih..!? " tanyaku penasaran.
Sofhi tersipu malu. Sebelum menganggukkan kepala.
" haahh..! Serius!!? Kapan..!?" Tanya ku tak percaya.
Karena setauku, sewaktu kita berlima tinggal serumah dulu, hanya sofhi yang ga pernah di 'nakalin' kak iza.
" dulu.. sewaktu kita mulai pisah. Di awal awal pernikahan ku dengan tyo..!" Ucapnya malu.
Pipi nya bersemu merah. Semakin menambah kecantikannya.
" hihihihi....!" Aku kembali tertawa. Tak menyangka, sofhi juga takluk oleh si imut liza.
" enak ga...!? " tanya ku jahil.
" iiihh... apa sih pertanyaan nya..! " ucapnya malu. Wajahnya semakin memerah.
Aku memandang wajah cantik nya. Wajah cantik yang mampu menggetarkan hati setiap lelaki yang memandangnya.
Belum pernah kutemui perempuan secantik ini. Bahkan, anak gadisnya ( rindu) yang sangat cantik, tak dapat menandingi kecantikannya.
Jemariku bergerak ke arah wajahnya. menyentuh alis matanya yang tebal. Lalu, ke pipi nya.
" naaad...." suaranya tak mengalihkan fokus ku dari wajahnya.
" ya... " sahutku, masih tetap mengelus pipinya.
" mmm.... ga pengen nikah lagi...!" Tanyanya.
Aku menggelengkan kepala.
" ga kepikiran kesitu..! Fokusku sekarang ke aby.! Ga ada waktu mikirin laki laki..! " ucapku, yang kali ini menyisir rambutnya dengan hujung jariku.
" mmm... " sofhi ingin mengatakan sesuatu. Namun, seperti sungkan untuk mengatakannya.
" nafsu....??" Tanyaku, yang mengerti isi fikirannya.
Sofhi mengangguk.
" dah berapa lama haris pergi.! " ucapnya.
" bisa kau tahan...!?? " tanya nya.
" ya, di tahan tahan kan lahh...!! Awal nya sih berat..!" Ucap ku.
" ga pernah coba..
" maen sendiri..!!?? Masturbasi...!!" Tanya ku memotong ucapannya.
Sofhi mengangguk .
" dulu pernah coba, tapi.. hihihi.. ! Agak aneh rasanya..! " Ucapku tertawa geli.
" ga nyaman..! Sambungku.
" kalau semalam aku ga datang, kam ga nolak di 'nakalin' kak iza..!??" Tanya nya.
" apa sih kak., nanya nya kek gitu..!" Ucapku. Jujur, aku malu.
Aku langsung memeluknya. Menempatkan wajah ku di dada nya.
Kurasakan jemarinya membelai kepalaku. Dan..
' cupp...!' Bibirnya menempel di keningku.
Kemudian, di jepitnya daguku dan menaikkan wajahku. Dan...
' cupp...! Cupp...!' Kecupan ringan di kedua kelopak mataku.
' cupp...!' Di pipi kanan ku.
Lalu....
' cupp...! Cupp..! Cupp..!
' mmhhucupp...!
Setelah kecupan ringan di bibirku, bibirnya menjepit bibir atasku. Bergantian dengan bibir bawahku. Dengan sedikit sentuhan hujung lidahnya.
Lembut.....
Pelan.. dan penuh kasih sayang.
" kalau kakak ga nyaman, ga usah..!" Ucapku, saat bibir nya terlepas . Karena aku tau, dia tidak seperti mei mei. Apa lagi si imut liza.
Aku tau, di tak pernah melakukan ini sebelum nya.
Gantian, kini aku yang mendekap kepalanya. Membawa wajahnya ke dadaku. Sambil membelai rambutnya.
Tak lama, sofhia mengangkat kepalanya. Menjauhkannya dari dada ku. Kulihat dia tersenyum. Lalu, tanpa berkata, sofhi kembali melumat bibirku. Jemarinya membelai tengkuk dan pundakku.
Mendapat perlakuannya yang menggoda, aku membalas lumatan bibir nya. Saling caplok dan memainkan lidah.
Kurengkuh tubuhnya, agar lebih rapat dan menempel ke tubuhku.
Jarinya menyusur kedepan, membuka kancing atas piyama ku. Disusul dengan kancing yang kedua.., ketiga., dan seterusnya.
Setelah semua kncing terlepas, tangannya menyibak belahan depan bajuku. Aku menekuk siku, memudahkan untuk, meloloskannya dari sebelah lenganku.
" sshhhh.....! kaaak...! " lirihku, saat bibirnya menyusuri leher dan pundakku. Aku meremas pelan rambutnya.
Bibir nya terus bergerak. Ke bahu, turun ke lengan atasku. Dan berhenti di siku bagian depan. Disitu, dia bermain sedikit lama.
Mengecup..
Menjilat..dan menghisap bagian lipatan engsel tangan ku. Juga disertai dengan gigitan gigitan kecil.
" oouhhh..... kaaak....!" Erangku, saat bibirnya berpindah ke bagian samping pinggang ku. Terus bergeser ke perutku
" oouuchhh.....! " aku sedikit tersentak, saat hujung lidahnya menggelitik lubang pusar ku. Dan 'bagian bawah' ku langsung berkedut kedut, respon dari gelitikan lidahnya.
Lidah nya terus menyapu dan mengkais kais di area sekitar perut ku.
Lalu....
" hhhhngggg......!" Aku menarik nafas panjang yang sangat berat. Saat lidahnya memoles panjang. dari perut, sampai ke leherku.
Tanpa jeda, sofhi langsung mengemut., menghisap dan menggigit leher ku. Kemudian, naik. Mengulum daun telinga dan menggelitik lubang telingaku.
" ssshhhhh.... oooiiiiihhh....!" Aku kembali mendesis dan melenguh.
Bulu roma ku merinding. Mendapat serangan dari lidahnya itu.
Satu tangannya kembali menyibak, dan melepaskan piyama yang masih tersangkut di lenganku.
Lalu, bibirnya turun. Menyusuri leher, hingga berhenti di tengah gundukan payudara ku.
Bibir dan lidahnya, mulai melakukan pekerjaan disitu. Dan juga, sebelah tangannya mulai meremas pelan payudara ku.
Lalu, tangannya menyusup kebelakang. Membuka pengait BH ku. Dan melepaskannya.
" ssshhhhht...!! Hhooòhhh....! Kakaaaaak...." bibirnya menghisap puting payudaraku, ditemani oleh lidahnya yang mengulum lembut. Sementara, satu tanganya memilin pucuk payudaraku yang satu nya lagi.
Kedua tanganku membelai dan meremas rambutnya. Menekan sedikit wajahnya ke dadaku.
Tak lama, sofhi melepas kulumannya dari dada ku. Menegakkan tubuhnya dengan berlutut.
Sambil tersenyum memandangku, sofhi membuka bajunya sendiri.
Birahi ku tengah bergolak. Setelah sekian lama tak tersalur.
Dadaku kembang kempis. Menunggu waktu jeda yang dilakukan sofhi.
" sabar ya sayang..!" Ucapnya tersenyum, setelah melepaskan kain penutup tubuhnya.
Aku menggigit bibir. Menunggu sofhi, yang sekarang ini tengah melorotkan celana nya.
Begitu celananya terlepas, aku langsung memeluknya..
Mencumbu nya. Sama seperti dengan yang dilakukannya padaku tadi.
Saat tanganku meraih tepian celana dalam nya, sofhi menahan tanganku.
Sofhi mendorong tubuhku, hingga kembali baring telentang. Lalu, meraih tepi celanaku. Dan melorotkan nya ke bawah. Hingga terlepas melewati hujung jari kaki ku. Aku yang di balik celana tidak mengenakan apa apa, kini sudah bugil total.
" curang...! Aku dah bugil. tapi kakak masih pakai celana..!" Ucapku tak terima.
Sofhi tersenyum geli. Sambil menggigit bibir bawahnya.
" bukain..!" Pinta nya.
Aku mendekatinya. Alih alih melepaskan celananya, aku kembali melumat bibir sensualnya. Meremas pelan sebelah payudaranya.
" hihihi....! Kamu ini..! Disuruh bukain celana, malah ngerjain yang lain..!" Ucapnya melepaskan lumatann dan menepis tanganku yang menempel di payudaranya.
" masih sexy..! " ucapku jujur.
Karena memang, di umur yang sudah kepala empat ini, mereka masih terlihat mempesona. Terlebih mei mei. Body dan wajahnya, sama sekali tidak menunjukkan penuaan.
" bukain cepat...!" Pintanya lagi.
Aku meraih tepian pinggang celana nya. Begitu sampai lutut, sofhi menjatuhkan tubuhnya telentang. Memudahkannku untuk melepaskan celananya.
Begitu terlepas, aku memandangi tubuh bohai nya nyang putih bersih. Jariku bergerak, menyentuh pergelangan kakinya. Secara perlahan, meraba hingga ke lutut nya. Ku selipkan jariku kebelakang lututnya. Kemudian, mengangkatnya sedikit hingga menekuk.
Kemudian, aku bergeser. Mengambil posisi di tengah tengah antara kedua kakinya.
Sedikit menunduk, aku mulai menciumi lututnya yang tertekuk ke atas. Sebelah tangan ku mengelus dan membelai paha, hingga ke pangkal paha nya.
Puas mencumbuai lututnya, bibirku turun. Menyusul telapak tangan ku yang sudah duluan bermain main di pangkal pahanya.
" Oouuhhh... ! Sshhhh....! Hmmmm....!
" naaaaad.......!" Suara erangannya menggelitik telingaku. Memicu hormon yang selama ini terpendam.
Aku mengecup., menjilat dan menghisap area pangkal paha dan selangkangannya. Namun, tanpa menyentuh kemaluannya.
Aku menahan tarikan tangannya di kepalaku, yang memaksa tuk mengarah ke vagina nya.
" naaaad.....!" Suaranya memelas. Memohon padaku. Namun, aku tak menurutinya. Aku masih ingin menggodanya.
Kedua kaki nya tertekuk ke atas, dan mengangkang. Membuat ku lebih bebas mengeksplore bagian sensitif tubuhnya.
Tanganku meremas bongkahan pantat nya. Sambil menggigit kecil pangkal pahanya.
" ouchhh....!"
Pinggulnya terangkat keatas. Saat lidah ku menyapu ruang antara vagina dan lubang pantatnya.
" naaaaad...!"
Sofhi berusaha mengarahkan vagina nya ke mulutku. Namun, aku menahan dengan mencengkram erat bongkahan pantatnya.
Sesekali, lidah dan bibirku menjilat dan menggigit kecil pinggiran bibir vagina nya. Dan, hal itu berhasil membuat dia kelojotan.
" nakal tau....!!" Ucapnya, yang sudah dalam posisi terduduk.
Aku bangkit, mengambil posisi duduk mengangkang di atas pahanya.
Wajahnya memerah. Menahan gelora birahi nya yang tengah membara..
" nakal...!!" Ucapnya lagi, sambil memencet hidung ku.
" hihihi...." aku terkekeh geli.
Dada nya yang membusung ,kembang kempis. Menahan nafsu syahwat nya yang ku permainkan.
" ga mau cepat cepat..! Masih pengen manja manja an...!" Ucapku.
Sofhi tersenyum menatapku. Membelai sebelah pipiku. Dan tiba tiba saja, kulihat kelopak matanya mulai memerah. Dan tak lama, air matanya jatuh menetes.
" kakaak....." ucapku. Sambil menghapus air matanya.
Sofhi langsung menarik tubuhku. Membawaku kedalam pelukannya.
Aku balas mendekapnya. Mengelus pelan punggung telanjangnya.
" sshhhh.....!" Aku mendesis dan menggelinjang. Saat sofhi tiba tiba saja mengulum daun telingaku. Lalu, berpindah ke leher ku.
Terus turun, hingga singgah di payudara ku.
Cukup lama sofhi bermain disitu. Menjilat.. menghisap., dan menggigit pelan.
" oooooouuhh.....!! sssshhhhh.....!" Dengan mata terpejam, kepalaku mendongak keatas. Meresapi kenikmatan jari sofhi yang sudah masuk menembus liang senggama ku.
Kemudian, kurasakan jarinya mulai bergerak menari.
Aku mengikuti irama gerakan jarinya dengan menggoyangkan pinggulku.
'Ohh tuhaan...!' Batin ku.
Jemari sofhi sangat lihai bekerja. melakukan gerakan menusuk, dan mencungkil.
" ohhhh....!oouuhhh...! " aku sudah tak tahan. Rasa gatal itu sudah berkumpul di satu titik. Siap untuk menghambur keluar.
Aku mempercepat gerakan pinggul ku. Ingin cepat cepat meraih rasa itu.
Namun, seketika itu juga sofhi menarik keluar jari nya.
Aku membuka mata. Menatapnya heran.
Sofhi memandangku dengan senyum jahil nya..
" kakak. Ihh..! " ucapku. Meraih telapak tanganya. Mengarahkan ke liang senggama ku.
" sabar ya sayaang...! Ga usah buru buru..! " ucapnya.
" dikit lagi padahal tadi...!!" Ucapku.
" hihihihi....! " sofhi terkikik.
" koqcepat kali...!?" Tanya nya dengan jahil
" mmm... kan aku udah lama ga gituan...! " ucapku kesal.
" hihihihihi.....!" Sofhi kembali tertawa.
" iya .. iya... kita sambung lagi ya...!" Ucapnya, yang kembali menciumi ku.
Aku mendorong bahunya. Dan , sofhi jatuh telentang. Langsung ku serang seluruh tubuhnya dengan ciuman .. jilatan dan remasan. Hingga...
" ooohh... shhh..! "
" naaaad......! Sayaaaaaaang.....! " sofhi mulai mengerang.. merintih nikmat. Saat lidah ku menyapu permukaan vagina tembem nya. Hanya sapuan ringan. Tanpa ada tekanan.
Merasa kurang puas, sofhi menekan kepalaku.
Kali ini, kuturuti keinginan nya. Ku kuak belahan vaginanya . Ku kulum.. ku hisap.. ku jilat. Bahkan, lidahku mencoba menerobos masuk ke lobang kenikmatan nya.
" iyaaaahh.. oouhhh... iyaaaahh.. teruss sayaaaang...." pinggulnya ikut bergoyang.
" oouuchhh......! " badannya sampai terangkat. Saat clitoris nya kuhisap, sambil memainkan lidahku.
Kedua Tanganku tak tinggal diam. Meremas lembut payudaranya. Sambil diselingi dengan memilin lembut putingnya.
" oooooohhh... hhoouhhh....!"
" suaranya kaaak...! Nanti yona dengar...! " ucapku pelan.
Dia menatapku sayu. Lalu mengangguk, dengan nafas memburu.
Aku kembali melanjutkan kegiatanku. Membenamkan wajahku di selangkangan nya.
" akkhhhh....!" Sofhi langsung menutupi mulutnya dengan telapak tangan.
Saat ini, aku sudah membenamkan dua jariku kedalam lubang surgawinya.
" naaaaad....! " erangan nya terdengar lirih. Pinggulnya semakin cepat bergoyang dan berputar.
Aku semakin menggencarkan seranganku.
Dua jari mengkobel dan mencungkil. Mulut menghisap, dan lidah menggelitik clitoris nya.
Merasa kurang, aku menarik tangan kiri ku yang bermain di dada nya. Menyelip diantara bongkahan pantatnya. Dan aku segera menambah serangan ke salah satu titik birahi nya. Jari tengahku menggesek gesek alur belahan pantat nya.
" hhnngggg...... hhhnnnggggg....! Nngggg.......! " aku meliriknya sebentar. Kulihat sofhi membekap wajahnya dengan bantal.
Jari., bibir dan juga lidahku bergerak semakin cepat. Kumasukkan satu ruas jari ku kedalam lubang pantatnya.
Gerakan pinggulnya semakin liar. Suara erangan nya yang tertahan tak berhenti. Hingga.....
" hhhhhnnngggg...............!!!.... "
Sofhi merapatkan pahanya. Menjepit kepalaku. Dengan tangannya yang menekan kuat. Pinggulnya terangkat keatas, dengan mengejat ngejat.
Setelah beberapa detik, pinggulnya kembali turun. Dan jepitan pahanya juga melonggar. Tangannya yang tadi menekan kepalaku, kini berganti dengan membelai.
Aku merangkak naik ke atas tubuhnya. Menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya.
Wajahnya merah padam. Dengan mata terpejam dan dada yang kembang kempis mengatur pernafasan.
' cupp.....! Cupp....! Cupp...! Cupp...!'
Kuhujani wajahnya dengan kecupan lembut penuh kasih sayang.
Sofhi membuka mata. Menatapku dengan senyum mekar bak orchid yang selalu terlihat indah.
Sungguh wanita yang teramat sangat cantik.
" sebentar ya sayang. Kakak ambil nafas dulu. " ucapnya , sambil membelai wajah dan rambutku.
Tak lama, sofhi mengambil posisi duduk . Dan menyuruhku duduk di atas pahanya.
Kedua lenganku bergelayut di atas pundaknya. Kami melakukan kecupan kecupan ringan. Sementara, tangannya sudah bergerilya kesana kemari.
Meremas..
Mengusap...
Membelai sekujur tubuhku.
" hhnnggg.. emchh..eemmch...!" Eranganku tertahan, oleh pagutan dan lumatan bibirnya.
Tanpa menunggu lama, jarinya sudah menerobos masuk ke liang senggama ku.
" oouuhhh.....!" Aku melenguh, meresapi geli di lubang bagian bawah ku.
Tak lama, jari sofhi mulai melakukan gerakan di dalam sana.
Pinggulku ikut bergerak maju mundur.
" ssshhhh...! Kaaak..! " , aku mulai merasa akan menuju ke puncak kenikmatan.
" hhhooooohh... " aku mulai mempercepat laju pinggulku. Yang juga di imbangi sofhi dengan gerakan jarinya yang semakin dalam.
Tak sampai satu menit...
'' hhennggggkkkk.....! Kakaaaaaaaak..!!"Sekuat tenaga aku menahan suara ku agar tak menjerit. aku memeluknya erat . Kaki ku sampai ikut membelit pinggangnya.
" sshhh... ffuuuuu....!"
Aku mengatur nafas. Setelah baru saja melewati puncak ken.....
"Ehh....!"
'Aahhh.....! Sshhh.... haaaahhh....!" Jari sofhi tak berhenti. Masih terus bergerak dan mengkorek korek di dalam.
" kkaaaaaak...! Sshh...! Hoooiiiiihhh.....! "
" iya sayaaang...! Ambil..! Ambil lagi kenikmatan itu..! Nikmati sepuasnya..!" Bisiknya di telingaku.
Gerakannya semakin lama semakin cepat. Semakin cepat.
Hingga....
" kaaaaaaaaaaakk.....! Keluaaaar...! " aku menekan selangkanganku lebih dalam.
" hhhhhhoooohh.....! Hhhhheeeennghh...!...! " kenikmatan ini, berkali lipat rasanya dari yang pertama tadi ku dapatkan. Kenikmatan yang beberapa tahun ini tak ku kudapatkan.
" aackhhhh.......! " aku kembali tersentak.
" kaaaaaak.. sudah kaaakkk....! Sudaaaaaaaah.....!" Ucapku lemah.
Sofhi tak memberiku jeda. Sekedar tuk mengambil nafas.
" grrocokk. .groojok..! Grejek..grejekkh..! Aku bisa mendengar suara becek selangkanganku.
Sofhi belum mau berhenti. Masih memainkan jarinya di dalam lubang kenikmatan ini.
Aku sudah tak sanggup. Tubuhku lunglai. Jatuh telentang...
Namun, sofhi seperti tak memberiku ampun. Jari nya semakin cepat menghentak dan mencungkil.
" ooiihhhh.....!! Ohh tuhaaan.....! "
Aku meraih bantal yang menjadi penyangga kepalaku. Ku benam di wajahku. Dan...
" aaaaaaaaaaaaaaaaahhhkkkhhh........!!! " aku menjerit sekuatnya, sambil mengangkat pinggul ku tinggi.
Menahan nafas beberapa saat. ..
Rasa geli.. ngilu.. lemas dan nikmat, bercampur menjadi satu.
Setelah itu, aku betul betul merasa lemas. Aku tak sanggup bergerak. Bahkan, untuk membuka mata saja terasa sangat berat.
Hingga , aku merasakan sebuah dekapan di tubuhku.
Dekapan yang membuatku sangat nyaman.
...........................................
Sayup ku dengar suara adzan..
Aku segera tersadar. Namun, masih enggan rasanya tuk membuka mata. Ingatan tentang pergumulan kami tadi malam, langsung memenuhi isi kepalaku.
Bahkan, esensi nya masih terasa sampai sekarang. Tiga kali meraih puncak orgasme tanpa jeda, membuat tubuhku bergetar.
Sofhi betul betul menyunah ku habis habisan..!
Aku membuka mata, melihat tubuhku terbungkus dengan selimut. Masih dalam dekapan tubuh padat berisi nya sofhi. Dengan kondisi bertelanjang bulat, Dapat kurasakan hangat tubuhnya yang menempel di kulitku.
Kupandangi wajah cantik nya. Tak bosan bosan aku memandangnya. Tanganku bergerak. Terulur, membelai wajahnya.
Baru beberapa detik aku membelai, sofhi membuka mata. Tersenyum melihatku.
" jahat...!! Aku di tinggal tidur...!" Ucapnya.
" hihihi...! Kakak yang jahat...!! Aku di hajar habis habisan..! Ga di kasi istrahat..!! " ucapku membela diri.
" enak ga..!??" Tanya nya dengan senyum jahil.
Aku langsung memeluknya. Membenamkan wajahku di gumpalan payudaranya.
Sungguh aku sangat malu. Malu mengakui, bahwa aku amat sangat menikmatinya.
..........................
..........................
" hiks....! Hiks...!" Bahunya bergetar sangat kencang. Suara Isak tangis nya tertahan, akibat wajahnya yang terbenam di pundak ku
" kakaak....!udah ahh..! Ga boleh gitu lhoo.. !! " ucap sofhi sambil mengelus punggung yona.
Yona memelukku sangat erat. Seakan tak ingin melepaskan ku. Bahuku basah oleh air matanya.
Setelah satu minggu lebih disini bersamanya, kini saat nya waktu kami berpisah.
Aku juga berat tuk berpisah. Kalau diturutkan rasa hati, ingin ku tinggal lebih lama lagi. Bahkan, ingin menuruti permintaan nya. Tuk tinggal disini bersamanya. Namun, aku tau. Itu tak mungkin terjadi, untuk waktu dekat ini.
Aku tak bisa berkata apa. Hanya bisa membalas pelukannya, sambil mengelus kepala nya.
Tak berapa lama, yona mulai agak tenang. Lalu melepas pelukannya.
Kutangkap wajahnya, sambil menghapus sisa sisa air mata nya.
'Cupp..! Cupp..! Cupp...! Cupp..! ' kuhujani wajahnya dengan ciuman yang penuh kasih sayang
" kalau ada rezeky, panjang umur, insya allah mamak datang lagi..!" Ucapku menghiburnya.
Yona menganguk kan kepala.
" mamak.. hiks.! Mamak jangan terlalu capek..! Banyak hiks..! Banyak istrahat..!
" ga usah tiap ari juga jualannya...!
" itu, buku tabungan ama ATM dah kakak masukkan dalam tas..
" di pakai ya mak ( duit nya ) . Jangan di biarkan..! Tiap bulan kakak transfer..! " ucapnya panjang.
" kalau ga tiap ari jualan, nanti pelanggan mamak lari.! Beli tempat yang lain..!" Ucapku sambil melirik ke sofhi.
Sofhi tersenyum, menahan tawa.
Sementara yona memanjangkan muncung nya.
" kirim salam ama adek adek. Salam sayang...! Salam rindu...!" Ucap nya lagi.
" cemana mamak bilangnya...! ? "
" kakak kalian yona, yang tinggal di medan, kirim salam..! "
" gitu mamak bilangnya...!??" Ucapku menjahili nya.
" maaaaaaak.....!" Yona merajuk. Kesal dengan ucapan jahil ku.
" iya sayaaaang...!! Iyaa...! Nanti mamak sampaikan..! "
Kembali kami berpelukan.
............................
YOU ARE READING
HAHOLONGAN
Teen Fictionseh riahna ukurku adi nggo jumpa ras kena ndubem kena kudarami turang mama Biringna jantung hatiku pertawandu perciremndu oh andiko seh manisna bene kel aku ma Biring adi la kin man bandu nande nanginndu cirem min kena adi cirem kena tambah manisna ...