Aji POV
Aku melihat moni sudah memasuki kelas nya dan menghilang dari pandangan ku, baru aku memasuki kelas setelah itu. Seperti biasa aku langsung duduk di kursi ku dan mulai mengeluarkan buku untuk kupelajari sebelum pelajaran itu dimulai. Tinggal 6 bulan lagi waktu ku belajar di sekolah ini untuk melaksanakan ujian nasional. Dan aku harus focus agar bisa mendapatkan perguruan tinggi negeri di fakultas kedokteran. Focus ku tiba-tiba terhenti ketika bu Desi wali kelas ku memasuki kelas kami, dia masuk bersama seseorang yang sama sekali tidak ku kenal, wajah nya sangat asing. "apa kabar semuanya, ibu sekarang membawa teman baru buat kalian, silahkan nak perkenalkan dirimu" bu desi memulai bicara. "Hai semuanya perkenalkan nama saya Bianca Azurra, panggil saja Bie saya dari Jakarta, saya harap kita bisa berteman dan saling membantu untuk menghadapi ujian nasional" gadis itu langsung memperkenalkan diri nya. Dia sangat tegas, percaya diri, dan dewasa, mungkin anak ini yang dibicarakan oleh moni kemarin. Ternyata emang benar dia masuk ke kelas ku.
Bel istirahat pun berbunyi, aku sedikit mager buat ke kantin, dan aku pun menolak ajakan teman-teman ku buat ke kantin. Aku harus membaca buku biologi karena minggu depan bakal ada try out, aku mulai membaca buku tiba-tiba handphone ku berbunyi pertanda pesan whatsapp masuk, dan ternyata itu dari si moni. "ji kok kamu ga ke kantin sihh" pesan nya tidak kuhiraukan dan mulai membaca buku, karena moni emang begitu kalo aku ga ke kantin. "ji are you okay ?" dia masih terus mengirimi ku pesan "bales dong mass" akhirnya aku memutuskan untuk membalas pesannya agar dia berhenti "aku gpp kok, lagi mager aja ke kantin. Mau belajar minggu depan udah try out" balasku kepada moni, "oke baiklah, gitu dongg kalo aku wa dibales hehe". Aku menutup handphone ku dan mulai belajar lagi.
Tiba-tiba seseorang mendekat ke meja ku dan mengulurkan tangannya, dan ternyata dia anak baru tadi. "hai nama kamu siapa, boleh aku duduk disini?" ujar dia "oh iya nama ku aji, duduk aja teman aku lagi ke kantin kok" balasku, dia pun mulai duduk dan memulai berbincang sedikit denganku.
"katanya kamu juara 1 terus ya, sekaligus juara umum IPA di SMA ini ?" –bie
"yaa begitu, tau darimana ?" –aji
"aku nanya sama yang duduk di sebelah aku, oh iya aji mohon bantuan belajar nya ya aku pindah kesini terpaksa banget karena orangtua aku tiba-tiba pindah rumah ke bandung jadi aku ikut deh hehe" –bie
"gimana ya belajar itu kan dari diri sendiri, tapi kalo mau ada yang ditanyain boleh kok"-aji
"btw aku juga kaya kamu kok di SMA aku dulu, dari kelas 10 juara umum terus, sayang banget tiba-tiba pindah gini padahal sebentar lagi mau lulus" –bie
"yaudah kita sama-sama berjuang aja buat menghadapi ujian nasional" –ajiTidak lama setelah itu aku melihat moni dan vio yang menghampiri ku ke kelas. Seperti biasa moni begitu dengan ku kalau aku tidak ke kantin, dan membawakan beberapa makanan dan minuman buat ku. Dia melihat aku dan bie duduk bersebelahan dan membuatnya bingung dengan wajah baru ini. Aku berterima kasih kepada moni dan memperkenalkan bie kepada moni, moni menyambutnya dengan senyuman kecil. "kamu pacarnya aji ya ?" tiba-tiba bie bertanya seperti itu, sontak kami menjawab tidak secara bersamaan. Dia pun tersenyum dan meminta maaf. Moni dan vio pun akhirnya kembali ke kelas Karena sebentar lagi akan masuk jam pelajaran.
Jam pulang pun akhirnya tiba, aku membereskan barang-barang ku dan bergegas untuk keluar, karena pasti moni sudah menunggu duluan. Aku berjalan menuju parkiran dan telah melihat moni begitu juga dengan moni yang telah melihat ku, tiba-tiba bie menghampiri ku dan bertanya aku pulang naik apa, aku menjawab aku pulang bersama moni teman ku yang tadi, dia pun mengangguk dan berpamitan kepada ku untuk pulang duluan
"cie dapet teman baru, mana cantik lagi" moni berbicara kepadaku dengan agak sinis, "yahh apa salahnya kan kita menambah teman baru" jawabku. Setelah kami hendak berangkat tiba-tiba seseorang menyapa moni. Ternyata si nata anak yang kemarin, dia menyapa moni dan tersenyum sangat manis, entah kenapa aku tidak senang melihatnya. Akhirnya di perjalanan aku bertanya kepada moni "kaya nya kamu mulai dekat tu sama nata" moni terdiam sebentar dan tidak menjawab apa-apa tidak biasanya dia seperti ini.
Waktu semakin dekat dengan ujian nasional yang membuat ku semakin bersemngat buat bellajar setiap hari. Aku mulai belajar lagi dan membaca buku, malam menunjukkan pukul 7 malam tiba-tiba moni kerumah ku dan membawa makanan, seperti biasa dia tidak belajar hanya menemaniku dan mengakatakan banyak hal. "ga terasa ya bentar lagi kita mau lulus sepertinya kita ga bisa lagi kaya sekarang, kamu juga bakal kuliah di luar kota bakal sibuk yang pastinya" aku berhenti sebentar belajar ketika moni berbicara seperti itu.
"kamu jangan pernah lupain aku ya ji nantinya" –moni
"kok kamu ngomong gitu si mon, ga mungkin lah aku lupain kamu, susah buat lupain teman yang paling cerewet kaya kamu hehe" –aji
"dasarrrr kamu jadi ngambil fakultas kedokteran ?" –moni
"insya allah aku bakal ngambil itu jika allah menghendaki, kamu sendiri sekarang udah tau mau lanjut kuliah dimana dan ngambil jurusan apa ?" –aji
"sejauh ini sih masih bingung, tapi kaya nya aku ngambil hukum deh" –moni
"baguss dong mon, apapun jurusan itu aku ikut senang kalo kamu ada kemauan seperti itu" –aji
"heheh iyaa ji semangatin aku terus ya, ehh btw itu tadi anak baru ya ?" -moni
"ohh bie ? iyaa dia pindahan dari Jakarta, anaknya pinter juga lohh" -aji
"hmmm kamu suka ya sama dia ? jujurrr" –moni
"suka apaan ya engga lah, lagian sebentar lagi ujian nasional ga ada waktu suka sama orang" –aji
"huuu dasarrr awas aja kamu suka sama dia" –moni
"kamu kali yang lagi deket sm nata, pake saling senyum lagii" –aji
"hahha kan ga salah juga ji senyum ke orang, lucu dehh kamu" –moniJam menunjukkan pukul 9 akhirnya moni pulang kerumahnya setelah kami lama mengobrol dan tertawa bersama, aku sangat menyayangi sahabat ku satu-satunya ini aku ingin dia bahagia dan tidak ingin dia terluka, dari dulu aku selalu ingin berada disamping nya dan melindungi nya dimana pun dia berada. Entah kenapa aku jadi takut untuk berpisah dengan moni, karena hampir sebagian dari hidupku telah kuhabiskan bersama nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
RomanceKetika kita mencintai seseorang bukan berarti kita harus memilikinya. Terkadang kita tidak mengerti bagaimana perasaan itu muncul dan datang secara tiba-tiba dengan orang yang tidak kita sadari. Aku selalu ingin bersama nya dan melindungi nya tanpa...