9 - Fuck you, Rae

58 2 0
                                    

Rae akhirnya sampai dirumah setelah dari minimarket.

"Rae pulang~~" ucap Rae saat memasuki rumah. Ternyata diruang tengah sudah ada Jeffrey dan teman-temannya yang sedang duduk-duduk disofa rumah sambil bermain kartu. Seketika saat Rae pulang, semua teman-teman Jeffrey termasuk Jeff sendiri menoleh kearah Rae.

"Oh, hai Ra-- Rae? Lu kenapa?" ucap Jeffrey sambil meranjak dari sofa dan mendekati adiknya. Jeffrey terkejut melihat ada sebuah bekas hantaman di pipi kanan Rae. Jeffrey ingin menyentuh pipi Rae, tapi cowok itu menolak.

"Kak, udah lah. Gue gak apa-apa kok" -Rae

"Lu berantem?" -Jeffrey

"Enggak kak---" -Rae

"Terus ini pipi lu kenapa?" -Jeffrey

Rae terdiam sejenak. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan kakaknya.

"Bukan apa-apa" Rae berusaha kabur dari sikap perhatian kakaknya. Tapi Jeffrey terus menahan.

"Bukan apa-apa? Rae, tell me what happened..." -Jeffrey

"Kak! Udahlah! Jangan jadi sok perhatian didepan temen-temen kakak!" ucap Rae sambil menekan nadanya. Namun ia sedikit berbisik karena sedari tadi teman-teman Jeffrey yang sedang duduk disofa memperhatikan mereka diam-diam. Rae tidak mau jadi canggung didepan teman-teman kakaknya. Well, meskipun sebenarnya dari awal juga sudah canggung.

Kali ini Jeffrey yang diam. Ia juga baru menyadari masih ada teman-temannya yang memperhatikan mereka berdua. Akhirnya Jeffrey membiarkan Rae pergi menuju kamarnya.

Jeffrey kembali mendekati teman-temannya dan duduk kembali di sofa.

"Yo... Jeff... Adek lo kenapa?" tanya salah satu teman Jeffrey

"I don't know. Ayo lanjut main kartu" ucap Jeffrey. Akhirnya mereka melanjutkan permainan kartu mereka.

...

Rae masuk kedalam kamarnya dengan perasaan kesal, lalu ia melihat dirinya sendiri disebuah cermin yang tergantung di dinding kamarnya. Rae menatap kearah pipinya lewat cermin. Terlihat ada bekas hantaman yang cukup jelas disana.

***

<<Back

"Kita gak harus temenan kok..."

Alfa menghentikan langkahnya, lalu ia membalikan badannya kembali dan menatap kearah Rae. "Maksud lu?" tanya Alfa.

"Gue memang ingin deket sama lu. Tapi gue gak harus jadi temen lu biar bisa deket" -Rae

"Oh ya? Terus apa dong kalau bukan temenan?" tanya Alfa sedikit sinis dan was was. Entah kenapa Alfa tidak suka dengan cara bicara Rae yang seperti itu.

"..... Kita... Kita bisa pacaran ....." ucap Rae

"A-Apa..?" wajah Alfa terlihat sangat terkejut. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Rae.

Tidak hanya Alfa. Rae juga sama terkejutnya dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Sepertinya Rae sendiri tidak menyadari akan perkataannya. Seakan-akan kalimat itu keluar sendiri dari mulut Rae tanpa permisi.

Rae terlihat gugup, dan disaat itulah Alfa berjalan perlahan mendekati Rae. Wajah Alfa terlihat masih terkejut, namun terdapat perasaan marah di sorot matanya.

"Apa tadi lu bilang? Pacaran?!" -Alfa

Melihat Alfa yang berjalan mendekat, Rae perlahan mundur kebelakang menjauhi Alfa

"Al--Alfa... Maafin gue... A--Abaikan aja tadi---" -Rae

"Lu suka ama gue?" ucap Alfa saat ia sudah berdiri tepat didepan Rae. Kini tidak ada lagi ekspresi terkejut diwajah Alfa, karena semuanya sudah tertutupi dengan kemarahan dan rasa kesal.

Bendera PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang