6 - Seth

152 4 1
                                    

"Hei dude... Lo pasti Raefal kan?" Ucap laki-laki itu dengan nada akrab. Rae sedikit canggung melihat laki-laki itu.

"Ah Raefal, kenalin temen gue. Yoda..." Ucap Jeff. Rae mengkerutkan dahi bingung.

Yoda? Namanya Yoda? Tanya Rae dalam hati.

Laki-laki itu berniat mengulurkan tangannya untuk bersalam kenal dengan Rae, tapi niatnya ia urungkan dan lebih memilih memukul perut Jeffrey dengan kepalan tangannya. Pukulan itu membuat Jeff meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Jangan panggil gue Yoda didepan adek lo, bodoh!" Ucap laki-laki itu dengan tatapan membunuh kearah Jeff. Tatapan itu seketika berubah jadi tatapan baik kearah Raefal.

"Ah, maaf Rae, nama gue Theo, Theo Aharon" ucap laki-laki bernama Theo itu sambil mengulurkan tangannya. Rae membalas salam itu sambil tersenyum masih canggung.

"Haha, iya namanya Theo. Tapi gue lebih suka manggil dia Yoda..." ucap Jeffrey sambil tersenyum jail kearah Theo. Lagi-lagi Jeff menerima pukulan diperutnya dari Theo, dan lagi-lagi Jeff meringis kesakitan.

Rae tertawa canggung. Well-- tidak heran jika Jeff suka memanggil temannya ini sebagai 'Yoda' karena tubuh Theo cukup kecil dan pendek untuk seukuran anak SMA kelas 3, sama seperti karakter Yoda di film Star wars yang sama-sama kecil dan pendek.

"Okay, okay, I'm sorry, gosh really, I think you better go now" ucap Jeff sambil menunjuk kearah tangga, dengan isyarat menyuruh Theo untuk segera pulang. Atau mungkin lebih tepatnya ia 'mengusir' Theo.

"Oke, gue juga niatnya mau pulang" ucap theo santai. Ia berjalan kearah tangga dan turun kelantai satu, disusul oleh Jeff yang juga ikut turun. Rae berniat untuk kembali masuk kekamarnya, tapi sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Papa pulang~~"

Terdengar suara laki-laki dewasa dari lantai satu. Mendengar suara itu, Rae langsung berlari kecil menuruni tangga dan menuju lantai satu.

Benar dugaan Rae. Papanya baru saja pulang kerumah karena setelah pekerjaannya selesai. Atau mengkin lebih tepatnya habis selasai syuting film terbarunya.

Rae menghentikan langkahnya dipertengahan tangga dan memperhatikan papanya.

"Hai pah~" sapa Jeffrey mendekati papanya, Seth.

"Hai Jeff, kemarilah..." Ucap Seth sambil memeluk pundak Jeff dan memberikan kecupan singkat didahinya. Seth melonggarkan pelukannya dan menatap Theo dengan tatapan bingung.

"Jeff, siapa ini? Temenmu?" Tanya Seth dengan tatapan aneh karena Theo menatapnya dengan mata membulat dan mulut sedikit terbuka.

"Iya, kenalin pah, ini---" belum selesai Jeff berbicara, Theo langsung memotongnya.

"Kenalin, Theo Aharon temennya Jeffrey..." Ucap Theo dengan antusias sambil bersalaman dengan Seth. Terlihat dari raut wajah Theo, ia terlihat sangat senang. Well, siapa coba yang tidak senang bertemu dengan idola mereka?

Akhirnya Theo tidak jadi pulang. Ia memilih untuk menetap lebih lama setelah Seth mengajaknya untuk ikut makan malam bersama. Diajak makan malam sama idola, that's crazy!
Seth, Jeffrey, Theo, dan tidak lupa Raefal ikut makan malam bersama sambil berbincang ringan.

Mereka membicarakan banyak hal, mulai dari kehidupan sekolah SMA sampai pekerjaan Seth dibidang akting. Diantara mereka berempat, Theo lah orang yang paling banyak bicara. Ya, mungkin karena terlalu bersemangat bertemu dengan idola. Berbeda dengan Rae, dia adalah orang yang paling diam. Sesekali Rae hanya mengangguk, menggeleng, dan memberi jawaban singkat.

Seth sesekali mencuri pandangannya ke arah Rae. Raefal terlihat sedang memainkan makanannya dengan garpu hingga makanannya berantakan. Diantara mereka berempat, Raefal lah yang selesai makan terakhir.

Bla bla bla... Akhirnya Theo pulang kerumahnya setelah selesai berbincang-bincang dengan Seth. Setelah Theo pulang, suasana rumah terasa sangat sepi.

"Jeffi ngantuk. Tidur duluan ya..." ucap Jeffrey kepada ayahnya dan Rae. Akhirnya Jeff naik kelantai dua dan menuju kamarnya untuk tidur.

"Rae juga tidur dulu ya..." ucap Raefal kepada papanya. Baru 2 langkah menjauhi papanya, ia langsung dipanggil kembali.

"Raefal..." panggil Seth.

"Kenapa pah?"

"Kamu... lagi ada masalah?"

"Masalah apa maksudnya?"

"Entahlah... seperti masalah sekolah, atau masalah dengan pergaulanmu?"

"Enggak. Enggak ada pah"

"Kamu baik-baik aja selama ini disekolah?"

"Baik"

"Oke. Papa percaya. Tapi kalau ada yang sedang mengganggu pikiranmu, papa siap mendengarkan. Jangan lupa ada kakakmu yang bisa kamu ajak bicara"

"Mmm, iya pah..."

Raefal menggangguk, lalu akhirnya menuju lantai dua dan meninggalkan papanya sendirian diruang keluarga. Rae menuju kamarnya dengan langkah cepat. Rasa bersalah mulai muncul dalam diri Rae. Jelas-jelas apa yang dikatakannya tadi bohong. Tentunya saat ini Rae sedang ada masalah. Banyak kejadian yang mengganggu pikirannya disekolah, terutama tentang berita dirinya memiliki seorang orangtua yang gay telah menyebar disekolah.

Rae sampai didepan pintu kamarnya. Ia membuka pintu dengan sedikit keras, segera ia membanting tubuhnya kekasur. Ia sangat kelelahan hari ini. Bukan badannya, tapi pikirannya yang lelah karena terlalu banyak beban. Rae mulai menutup matanya, dan tidur terlelap.

***

Rae sepertinya datang terlalu pagi. Saat ia sampai disekolah, tidak ada siapa-siapa selain dirinya dikelas X IPS 2. Ia duduk dibangkunya dan memainkan Hpnya untuk menghilangkan rasa bosan sendirian dikelas.

Sekitar 10 menit sendirian dikelas, seorang murid laki-laki masuk kedalam kelas. Rae memperhatikan laki-laki itu dari dia masuk melewati pintu kelas sampai ia duduk dibangkunya dibarisan depan. Itu Alfa!























..........Rae tersenyum tipis..........

Bendera PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang