Aku kembali ke restaurant dengan perasaan kecewa. Saat aku hendak masuk kedalam kitchen untuk mencuci piring sebuah mata mengintimidasiku.
"Kemana saja Sky?" Ujarnya menyeramkan berdiri dihadapanku.
Sudah kuperhitungkan, tanpa basa-basi aku mengangkat kantong putih berisi obat dengan santai, "Membeli obat asam lambung untuk orang yang terlalu lahap memakan lemon." Ujarku penuh sindiran keras.Ia mundur secara perlahan dan kembali memasak, mukanya terlihat memerah.
"Menu spesial kita hari ini adalah Pan Seared Salmon with Lemon Water." Ujarnya penuh tekanan diiringi sorak bahagia para pekerja melihat chef nya telah kembali dan sehat. Aku terpana mendengar hal tersebut.
"Skylar, cobalah untuk membuat saus lemonnya." Ujarnya menyurhku yang merasa tak percaya, kucubit lenganku dan aku mengerang kesakitan.
"Ini bukan mimpi." Ujarku pelan.
"Tentu bukan Skii." Ujar Pak Kris terkikik geli.
Aku sangat gugup memegang beberapa perlengkapan memasak kembali, setelah satu tahun lamanya akhirnya aku mendapat kemajuan untuk melakukan pekerjaan ini meskipun hanya membuat saus lemon. Ahh hatiku berbunga-bunga. Apakah ini cara chef berterimakasih padaku untuk merawatnya, atau jangan-jangan karena hal.
"Kalau tidak sanggup biar Ben saja yang mengambil alih pekerjaanmu." Ujar Chef Arkan menyadarkanku yang sedang tersipu.
"Saya akan melakukannya chef." Ucapku mantap.
"Bagus, ayo semuanya bekerja dengan baik." Ujar Chef Arkan menyemangati kami semua.
"Dengan telaten kupotong lemon dengan memerhatikan kesimetrian dan presisinya. Aku tidak mau mengecewakan pelanggan di restaurant ini terutama Chef Arkan. Aku memeras sedikit untuk mengambil sarinya untuk dicampur pada saus yang akan kubuat. Aku melakukannya dengan semangat, semuanya tersusun dengan baik sesuai ekspetasi.
"Kerja bagus Sky." Ucap Ben dan Pak Kris bersamaan sembari mengangkat kedua jempolnya.
Aku menampilkan senyum mengembang dan juga membalas dengan mengangkat kedua jempolku kearah mereka.
"Sky, antarkan ini ke no.3." Ujar Chef Arkan memerintahku.
Dengan segera aku mengambil sajian salmon yang terlihat sangat cantik tersebut keluar menemui pelmesannya.
"Woahh, sangat enak salmonnya empuk sekali."
"Kuahnya asam, gurih, dan tidak bau amis. Perfect."
"Tampilan luarnya menarik."
begitulah kira-kira beberapa tanggapan beberapa pelanggan saatku keluar mengantar makanan. Senyumku merekah indah. Aku secara spontan melihat chef, kudapati chef tersenyum menatapku.
"Ehmm..." Deham Chef Arkan meninggalkan kitchennya, aku kembali melakukan tugasku dengan lebih bersemangat.
"Ada yang mencari Chef Arkan, namanya Liora." Ujar Karina pada kami hal itu membuat dadaku bergemuruh kencang dengan seketika aku menghentikan membuat saus.
"Aku akan memanggilkannya, haha pasti perempuan itu ingin pendekatan dengan Chef. Aku sangat merestuinya mereka sangat terlihat cocok." Ujar Ben membuatku geram.
"Woaa aku sangat setuju, Liora semakin lama semakin cantik. Sangat cocok dengan Chef Arkan" Ucap Pak Kris memerhatikan tamu tersebut dari dapur.
"Biar aku saja." Ujarku singkat meninggalkan mereka, kulepas apronku asal. Kutatap singkat wajah pembunuh itu dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Above Our Life and Inside My Dream
RomanceSkylar dihadapkan dengan realita yang sangat sulit, Skylar selalu terbayang-bayangi oleh kematian Kevan kekasihnya dan tidak dapat memaafkan dirinya dan membuka diri kembali. Hingga suatu hari Skylar bangun disuatu tempat yang berbeda dimensi lain...