Aku berdiri dihadapkan Chef Arkan dengan wajah masam, kuserahkan seluruh kantong belanjaku padanya. Ia melirik sekilas dan memeriksa barang belanjaku.
"Bagus, bersihkan seabream fish." Ujarnya singkat.
Aku menatap kantung plastik penuh ikan yang masih setengah hidup."Bukankah itu tugas Ben, Chef?" Ujarku pelan bergidik ngeri.
"Kau yang mengerjakannya." Ujarnya pergi meninggalkanku bersama ikan-ikan ini dengan Ben yag terbengong melihat kami.
"Ben." Ujarku pelan, menatapnya dengan mata memelas.
"Ya? Kerjakan dengan benar Skii." Ujarnya menatapku singkat, "Aku akan mengajarimu," Ujar Ben mengenggam tangan kananku dari belakang dengan posisi memeluk. Aku sangat gugup dan risih atas kedekatan yang Ben ciptakan.
"Seperti ini, lakukan ini berulang kali." Ujarnya mengajariku dengan sabar.
"Ehmm." Dehaman itu menyadarkanku dan Ben.
"Ben kerjakan bagian tortilla." Ujar suara rendah milik Chef Arkan memerintah.
Aku kembali bimbang melihat ikan-ikan itu. Chef Arkan mendekatiku dan mengambil sebuah seabream dengan tangan kirinya.
"Ikuti." Ujarnya memerintah, aku segera mengambil ikan lainnya dan menganggukan kepala patuh.
"Bersihkan ikan ini dari sisiknya." Ia melihatku yang membersihkan menggunakan bagian pisau yang tajam.
"No, gunakan bagian belakang pisau yang tumpul. Itu dapat merusak permukaan kulit ikan." Ujarnya mengajariku seperti guru. Aku mengangguk, melakukannya dengan cepat.
"Seperti ini chef." Ujarku tersenyum memperhatikan ikan mulusku dengan bangga.
"Cantik." Ujar Chef Arkan pelan
"Eh?"
"Ikan, lanjutkan. Setelah itu keluarkan dalaman ikan dengan cara menggunting dari bagian anus ikan keatas sampai pada gurat sisi (lateral line), lalu gunting dengan gurat sisi sebagai batasan hingga bagian kepala ikan. Setelah ternuka, tarik dan keluarkan seluruh dalaman ikan seperti ini." Ujarnya menarik bagian-bagian ikan yang kutahu sebagai cor, kandung kemih, bladder, intestine itu keluar disertai sedikit darah. Aku mengernyit jijik menundukkan sedikit kepalaku. Chef Arkan mencuci tangan.
"Lakukanlah." Tegasnya dengan nada memerintah, aku mengangguk lemah hingga beberapa helai rambutku jatuh kedepan menutupi pandanganku.
Chef Arkan mendekatiku yang sedang membersihkan ikan, aku bergerak perlahan menjauhinya. Ia meraih helaian rambutku yang jatuh dan mengikatnya lembut kebelakang.
Aku gelagapan, "Aa-apa yang kau lakukan?"
Ia maju mendekatiku seakan memelukku dari belakang, nafas hangatnya terasa di tengkukku, ia mengambil ikatan rambutku lembut menaruhnya kesamping. "Membenarkan ikat rambutmu." Ujarnya pelan dalam seperti sebuah bisikan yang membuatku bergidik ngeri.
Satu jam sudah berlalu aku mengerjakan seabream fish. Aku menghela nafas lelah akhirnya ikan-ikan itu terlihat bersih dan cantik. Ku bersihkan sisa buangan dan memasukkan ikan-ikan bersih nan cantik itu pada freezer. Saat aku hendak menutup kulkas, aku mendengar Chef Arkan sedang menelepon.
"Baikk Liora aku akan segera kesana." Ujar Chef Arkan mematikan telepon dan bergegas pergi. Aku segera menguntit Chef Arkan diam-diam. Pikiranku berkecamuk, apa yang Liora inginkan.
Aku menguntit Chef Arkan menggunakan sepedaku, untunglah jalanan macet aku tidak kehilangan jejaknya. Terlihat Chef Arkan memasuki sebuah mall ternama. Aku mengutuki diriku sendiri memakai baju yang sangat terlihat kucal dan tidak pantas untuk masuk kedalam mall. Aku menguatkan diriku untuk memasukinya ini demi Kevan renungku dalam hati. Kulihat Chef melirikku dengan mata ekornya. Aku segera berbalik arah berharap ia tidak melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Above Our Life and Inside My Dream
RomanceSkylar dihadapkan dengan realita yang sangat sulit, Skylar selalu terbayang-bayangi oleh kematian Kevan kekasihnya dan tidak dapat memaafkan dirinya dan membuka diri kembali. Hingga suatu hari Skylar bangun disuatu tempat yang berbeda dimensi lain...