Bayangan

1.8K 188 70
                                    

A/N
Aku suka banget when your eyes linger. Dan cerita ini muncul karena kata-kata Tae Joo di drama itu

"Dia adalah bodyguard, bayangan, bayangan seharusnya tidak punya jati diri"

Semoga kalian menikmati ini. Sebuah cerita Wuxia. Cerita ini fiksi tidak berkaitan dengan tokoh atau negara manapun. Dan ini lima ribu kata jadi akan sedikit panjang. Saya terlalu malas untuk memotongnya.

💙💛

"Dav. Ayah ingin memperkenalkanmu pada seseorang" Ujar Jenderal Kreepolrerk kepada anaknya. Dia mengenggam erat jemari putra bungsunya sambil membawanya menyusuri lorong istana.

Dav menatap ayahnya yang berbadan tinggi dan besar. Bagi Dav, ayahnya adalah pria ideal. Dia ingin seperti ayahnya. Tumbuh tinggi dan besar, serta memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.

Dav tidak mengatakan apapun. Dia hanya mencoba mengikuti langkah ayahnya dengan kaki kecilnya. Dav menatap ke sekitarnya ketika mereka masuk ke sebuah taman istana. Tempat ini sangat jauh dari istana utama tapi sangat indah. Dav bisa melihat orang lalu lalang dan suara tangis anak bayi terdengar dari dalam bangunan istana.

Jenderal Kreepolrerk terus melangkah. Seorang wanita muda yang berdiri di depan pintu terkejut ketika melihat Jenderal Kreepolrerk. Dia berlutut dan memberi hormat.

"Apa saya bisa menemui selir Lan?" Tanya Jenderal Kreepolrerk.

"Saya akan menanyakannya kepada beliau" Ujar wanita tersebut sebelum dia menghilang di balik pintu. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan wanita tersebut mempersilahkan Jenderal Kreepolrerk masuk bersama pria kecil disebelahnya.

Jenderal Kreepolrerk berlutut diikuti Dav yang sama sekali tidak memahami situasi di depannya. Tapi dia belajar segala hal dengan meniru ayahnya. Itulah kenapa orang-orang mengatakan bahwa dia persis seperti Sang Jenderal.

"Bangunlah Jenderal" Ujar seorang wanita cantik yang berbaring di atas ranjang besar. Di sebelahnya seorang bayi mungil menangis tidak henti.

"Maaf, saya baru bisa melihat yang mulia hari ini"

Sang wanita cantik tersebut tersenyum. Dia memalingkan wajahnya dan menatap Dav.

"Apa dia putra bungsumu?" Tanya sang wanita. Jenderal Kreepolrerk tersenyum. Dia mendorong Dav maju. Dav berdiri malu dan menunduk.

"Namanya Darvid" Jawab Jenderal Kreepolrerk.

"Berapa usianya?" Tanya sang wanita lagi.

"Dia akan berusia enam tahun bulan purnama nanti"

Wanita di depan mereka tersenyum. Dia mengulurkan tangannya dan memanggil Dav.

"Kemarilah" Panggilnya.

Dav melirik ayahnya. Jenderal Kreepolrerk mengangguk. Dav, walau dengan perasaan gugup, berjalan ke arah wanita tersebut. Dia berdiri di sebelah ranjangnya dan menatap seorang bayi yang masih terus menangis di depannya.

"Bagaimana aku bisa memanggilmu?" Tanya wanita tersebut.

Dav mengangkat wajahnya "yang mulia bisa memanggil saya Dav"

Wanita di depannya tersenyum lebar. Dav kembali mengalihkan perhatiannya dan menatap bayi di depannya. Dia tidak pernah melihat bayi secantik ini. Kulitnya putih. Rambut dan alis matanya seindah malam. Bibirnya merah dan kecil. Bahkan ketika dia menangis dia masih terlihat manis.

L💋VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang