Tidak Ada Yang Tahu

2.6K 231 55
                                    

Lagu ini menghantuiku

*****

Namaku Darvid Kreepolrerk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku Darvid Kreepolrerk. Biasanya orang memanggilku Dav. Usiaku 18 tahun. Aku menyukai Than sejak dia memperkenalkan diri di depan kelas ketika kami masih di taman kanak-kanak. Semenjak itu aku tidak pernah melepaskan diri darinya. Than tinggal di rumah besar yang tidak jauh dari komplek rumahku. Kami selalu pergi dan pulang sekolah bersama. Aku pikir kami akan terus bersama selamanya. Aku bahkan mengatakan akan menikahinya di masa depan. Tapi kenyataan pahit membuatku harus menelan impianku.

"Dengar Dav. Kamu tidak bisa menikahi Than" ujar guruku saat aku menjelaskan apa cita-citaku. Aku menatapnya heran. Ibuku berkata dia menikahi ayahku karena dia ingin hidup bersama ayahku selamanya jadi kenapa aku tidak boleh?

"Dua orang pria tidak bisa menikah satu sama lain" jelasnya lagi.

Kenyataan itu membuatku terpukul.

Jadi aku tidak bisa bersama Than selamanya? Karena aku seorang pria?

Saat itu hatiku terasa hancur. Air mata menetes di pipiku. Semua anak-anak mulai mengejekku. Aku bisa melihat Than berjalan panik ke arahku dan menggenggam tanganku erat. Dia mencoba menghiburku tapi akhirnya dia malah ikut menangis bersamaku.

Guruku menatap kami berdua panik.

"Aw Dav Than jangan menangis. Kalian tidak bisa menikah tapi kalian bisa berteman selamanya" jelas guruku saat itu. Aku dan Than berhenti menangis dan saling menatap.

"Jadi jika kami berteman maka kami bisa berdua selamanya?" tanyaku. Ibu guruku tersenyum dan menangguk. Aku mengelap air mataku dan mengenggam tangan Than erat.

"Kalau begitu kita berteman selamanya saja" ujarku pada Than saat itu.

Than menatapku tidak setuju tapi dia tidak mengatakan apapun. Semenjak itu, Aku dan Than tidak terpisahkan. Aku mengikuti Than kemanapun. Melakukan semua yang dia mau. Tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku menempel erat padanya.

*****

"Dav! Apa kamu sudah mendengar soal toko sandwhich baru di depan sekolah. Katanya Sandwhich telurnya sangat enak. Tapi jika aku kesana setelah jam istirahat, Sandwhichnya selalu habis"

Aku menatap pesan di handphoneku lekat. Than dan aku berada di kelas berbeda. Than berada di kelas anak-anak dengan nilai diatas rata-rata. Kelas anak jenius. Jadi, jika dia bosan dengan pelajarannya, dia akan mengirimkan pesan padaku.

"Ada apa?" tanya Kim ketika aku tidak melepaskan pandanganku dari handphoneku.

"Than bilang dia ingin makan sandwhich" ujarku.

"Lalu?" bisik Kim lagi tanpa melepaskan pandangannya dari papan tulis.

"Dan sandwhichnya selalu habis saat jam makan siang" tambahku lagi.

L💋VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang