Black Panther - Part Two

1.7K 166 38
                                    

Hi

****

Dav POV

Di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa diungkapkan.

Aku bergegas memarkirkan mobilku ketika aku sampai di rumahku. Aku memberikan isyarat kepada Sam agar berjaga di luar. Sam adalah salah satu pengawal yang ayahku perintahkan untuk mengikutiku.

Ketika aku masuk ke rumahku, aku melihat anak muda yang menyusup ke dalam rumahku sedang berlutut di ruang tengahku. Sementara chen, pengawalku, mengacungkan senjatanya ke kepala anak muda tersebut.

Aku berjalan ke arah mereka dan memberikan isyarat pada Chen agar menyingkirkan senjatanya. Anak muda di depanku bernafas lega. Aku mengamatinya dari kepala hingga kaki. Dia jelas mengenakan kaos dan celana jeans selututku yang terlihat terlalu kebesaran untuknya.

Mataku kembali ke wajahnya. Dia menatapku terkejut sesaat lalu dia memalingkan wajahnya dariku. Kulitnya begitu putih, sangat kontras dengan rambut hitamnya. Mata cokelat almondnya memandang lantai dengan gelisah dan bibirnya merahnya cemberut. Aku bisa melihat kalau dia tidak menyukai situasinya saat ini. Tapi entah kenapa, aku tidak menganggapnya sebagai sebuah ancaman. Biasanya aku bisa merasakannya ketika seseorang mencoba menyerangku. Anak muda ini terasa begitu familiar.

"Apa yang akan kita lakukan dengan dia pak?"

Pertanyaan Chen menyadarkanku. Aku berdehem dan menatap tajam ke anak muda di depanku. Walau dia tidak terlihat berbahaya, tapi bagaimanapun dia telah menyusup ke tempatku dengan mudah. Aku tidak bisa membiarkan dia lepas begitu saja.

"Katakan siapa namamu dan siapa yang menyuruhmu menyusup kemari?" Aku mencoba terdengar menakutkan, tapi sepertinya anak muda di depanku tidak terlihat takut. Dia terus diam dan menunduk.

"Hei jawab pertanyaan dia!" Perintah Chen tidak sabar. Dia kembali menempelkan senjatanya pada kepala anak muda di depanku. Anak muda di depanku mengangkat wajahnya dan menatap Chen kesal. Dia mengintimidasi Chen dengan matanya. Tapi tentu saja tatapannya tidak memiliki efek apapun pada Chen.

"Dengar, jika kamu menjawab pertanyaan kami dengan baik, aku mungkin akan melepaskanmu" Jawabku.

Anak muda di depanku memalingkan wajahnya dari Chen dan menatapku dengan ekspresi berbinar. Entah kenapa, Jantungku berdetak dengan kencang melihat tatapan matanya. Mata cokelat almondnya menatapku penuh rasa harap.

"Ka-kalian akan melepaskanku?" Tanyanya dengan suaranya yang pelan. Aku mencoba mengatasi debaran jantungku dengan menelan ludahku.

"Te-tentu saja" Aku mencoba tidak terpesona olehnya.

Anak muda di depanku menunduk. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum dia mengangkat wajahnya dan menatapku dengan wajah memelas.

"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa ada disini, aku tersesat dan berakhir disini" Jawabnya. Dia jelas berbohong, tidak mungkin dia berjalan dan tersesat ke sini karena tidak ada rumah siapapun di sekitar sini selain runahku. Tapi ekspresinya begitu menyedihkan, membuatku ingin melepaskannya saat ini juga. Tapi Chen terlihat tidak setuju.

"Cukup. Saya pikir dia tidak akan bicara Pak" Ujar Chen sambil menarik anak muda di depanku dengan paksa.

"Brengsek. Lepaskan aku!" Protes anak muda di depanku.

Dia mencoba melepaskan diri dari Chen saat Chen mengangkat tubuhnya. Dia mengigit tangan Chen kuat dan membuat Chen melepaskannya. Anak muda tersebut berhasil melarikan diri dan berlari beberapa meter dengan susah payah, sebelum Chen berhasil menangkapnya kembali dan menjatuhkannya ke lantai.

L💋VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang