Selesai MPLS, Justin mulai akrab dengan Ryu, bahkan bisa dibilang sangat akrab. Kemana-mana selalu berdua, belajar berdua, istirahat ngobrol berdua, membuat banyak bisikan tak enak dibelakang mereka.
Sekarang mereka berdua sedang ngobrol dikelas yang tidak ada orang selain mereka berdua. Tapi tiba-tiba, ada yang menghampiri mereka dan mengebrak meja yang memisahkan Ryu dan Justin, membuat Justin dan Ryu kaget.
"Berduaan melulu, pacaran ye?"
Justin melihat kearah orang yang mengebrak mejanya. Cewek yang memiliki warna kulit selaras dengan Ryu, kalau tidak salah namanya Viriya.
"Enggalah. Masa sesama jenis pacaran."
Ryu menjawab, membuat Viriya menaikkan alisnya dan berkata,
"Abis lu pada berduaan melulu sih. Anak-anak ngomongnya lu pada pacaran."
"Masa sih?"
Justin bertanya yang dijawab anggukan oleh Viriya.
"Oh iya, Tin. Kenalin ini Viriya. Dia temen gw pas SD. Dan yaa, kayak yang lu bisa liat."
Ryu berkata dan menunjuk Viriya.
"Dia orangnya kasar."
"Apaansi Ryu. Bercandanya bisa aja."
Viriya tertawa dan mendorong tubuh Ryu, membuat Ryu hampir jatuh dari kursi.
Ya, Justin bisa melihat dengan sangat jelas apa yang Ryu katakan benar.
"Vi, gua cariin malah disini ternyata."
Ujar seorang cewek yang baru masuk ke kelas, membuat mereka bertiga melihat kearah cewek yang membawa banyak buku itu. Dia menaruhnya dimejanya, tepat didepan meja Justin. Justin melihat cewek itu.
Oh, Justin ingat. Cewek itu bernama Yemima. Dia ketua kelas 9 sekaligus ketua pengurus perpustakaan.
"Eh, lu bawa semuanya sendiri? Mustinya tungguin gua tadi."
Kata Viriya kepada Yemima, yang menghela nafas dan menjawab,
"Ya gimana nungguin lu, lu nya aja gatau kemana. Ayo ke perpus lagi. Celline sama Caroline lagi pisah-pisahin buku tuh."
Viriya mengangguk dan berjalan keluar kelas. Yemima menoleh ke Ryu dan Justin.
"Kalian cowok-cowok ikut juga yuk, bantuin bagi buku cetak ke kelas-kelas."
Ryu dan Justin mengangguk dan berdiri.
"Oh iya, gua Yemima."
Kata Yemima saat mereka berempat sedang berjalan.
"Lah gua tau, ngapain kenalan?"
Kata Ryu. Yemima melihat Ryu dengan tatapan datar.
"Bukan lu Yu, yang disebelah lu."
Ryu hanya nyengir dan menyenggol Justin.
"Noh Tin, ini ketua kelas kita, Yemima. Gw, Yemima, Viriya, dan Celline tuh SD disini."
Justin hanya mengangguk-angguk menanggapi apa yang Ryu katakan.
"Angel?"
Yemima berkata yang membuat Ryu menepuk jidat.
"Oh iya. Angel juga Tin."
"Oh..."
"Lu Justin kan?"
Yemima bertanya yang membuat Justin mengerutkan alisnya.
"Iya. Kok tau?"
"Ya taulah Tin, dia kan ketua kelas. Masa gatau nama-nama anak kelas?"
Ryu berkata tepat saat mereka sampai di perpustakaan. Terlihat dua orang yang sedang memisahkan buku-buku. Justin mengenali Celline, cewek yang berbicara (yah, lebih tepatnya memarahi) dengannya saat MPLS. Dia tidak mengenali cewek yang disebelah Celline.
"Ges, gw bawa bala bantuan nih."
Kata Yemima yang membuat Celline dan cewek yang satu lagi menengok kearah mereka.
"Viriya, bantuin Celline sama Caroline pisah-pisahin bukunya ya. Ryu sama Justin ambil buku yang disebelah Celline terus ikut gua."
Merekapun bergerak seperti yang dikatakan Yemima. Yemima, Ryu dan Justin keluar dari perpustakaan, membawa buku cetak di tangan mereka.
"Yang tadi di perpus tuh Celline sama Caroline."
Yemima berkata kepada Justin yang dijawab,
"Iya tau kok."
"Hah? Lu udah kenalan sama mereka berdua Tin?"
Tanya Ryu.
"Kagak, gua taunya Celline. Gua sekelompok sama dia pas MPLS. Caroline yang satunya lagi kan?"
"Iya, yang ga pake kacamata."
Kata Yemima memperjelas, yang dijawab 'hooh' oleh Justin.
"Eh, lu pada mau kemana?"
Muncul cewek dari seberang lorong yang Justin dkk lewati.
"Mau bagiin buku ke kelas-kelas, Gel."
Yemima menjawab. Angel menghampiri mereka dan berkata,
"Gua ikut donggg."
"Yaudah nih."
Yemima langsung menaruh semua buku yang dia pegang dan berjalan melewati Angel yang terkejut.
"Yem, berat loh ini."
Yemima tertawa dan menghadap kebelakang. Yang lainnya juga ikut tertawa melihat tingkah Yemima dan Angel.
Yemima berjalan mendekati mereka dan membawa sebagian buku yang Angel pegang. Mereka berlimapun berjalan ke kelas-kelas untuk membagikan buku.
Dan itulah awal mula terbentuknya IjoLumut. Darisitu mereka menjadi sahabat dekat yang tak terpisahkan.