4

19 5 5
                                    

"Hai semua! Selamat datang di pesta perpisahan ini. Mari kita rayakan dengan hati yang gembira!"

Callista, si MC, berkata di depan mic dan dijawab dengan "Yeyyyyy" oleh siswa yang sudah datang.

Callista turun dari panggung untuk mengabsen apakah semua siswa sudah hadir atau belum. Dan ternyata, Wawan dan Sevira dkk belum hadir.

"Wawan dan Sevira dkk kemana nih?"

Callista bertanya kepada Justin, yang merupakan panitia pesta perpisahan ini.

"Gatau dah. Tadi si udah gua telepon cuman gak diangkat. Di chat juga cuma centang satu."

Kata Justin kepada Callista. Callistapun diam sebentar sebelum memutuskan untuk naik ke panggung lagi.

"Sabar dulu ya teman-teman, pesta belum bisa dimulai karena masih ada siswa yang belum datang."

Beberapa saat kemudian, Wawan dan Sevira dkk datang. Namun entah kenapa Justin merasa curiga dengan apa yang ada didalam tas Wawan. Firasatnya mengatakan hal buruk.

Justin menghampiri Wawan dan berkata,

"Eh Wan, lu bawa apaan tuh?"

"Engga gua gak bawa apa-apa Tin."

Jawaban Wawan membuat Justin makin curiga.

"Jangan bohong lu, gua curiga takutnya lu bawa benda berbahaya ke sini. Coba gua liat tas lu."

Justin berkata sambil meraih tas Wawan. Namun...

"Justin..! Sini duduk, acaranya udah mau mulai!"

Viriya memanggil Justin, membuat Justin melupakan kecurigaannya terhadap Wawan.

Semua siswapun duduk menghadap ke panggung, dimana ada Callista yang berdiri sambil memegang mic.

"Teman-teman, kita akan mulai acaranya ya. Sebelumnya kita panjatkan syukur kepada Tuhan karena anugerah dari-Nya kita bisa berkumpul ditempat ini. Kita nyanyikan lagu 'Ku Nyanyi Haleluya'."

*lagunya selesai*

"Sekarang kita mulai acaranya dengan penampilan dari musik."

Callista berkata dan mundur dari panggung, digantikan Yemima, Ryu, dan Celline.

Sebelum mereka mulai bermain musik, Yemima memegang mic dan berkata,

"Hai semua. Gw, Celline, dan Ryu akan mempersembahkan hasil latihan kita bertiga selama ini yang berupa musik. Semoga kalian suka."

Yemima balik ke tempatnya dan musik mulai dimainkan. Mereka selesai tampil dengan baik.

"Mana tepuk tangannya untuk penampilan musik..!"

Kata Callista sambil naik panggung. Tepuk tanganpun mulai terdengar dan berhenti saat Yemima dkk turun panggung.

"Oke, pementasan berikutnya adalah dance K-pop..!"

Justin dkk maju kepanggung. Justin memegang mic dan mengatakan sambutan sebelum akhirnya memulai dance K-pop.

Sama seperti musik, dance K-pop juga selesai dengan baik.

"Beri tepuk tangan untuk dance K-pop!"

Tepuk tangan mulai dan berhenti saat Justin dkk turun panggung.

"Adakah yang mau isi acara lagi?"

Callista bertanya. Suasana sunyi untuk sementara.

"Oke, tidak ada yaa. Pentas acara selesai sampai sini. Beri tepuk tangan terakhir untuk kita semua!"

Tepuk tanganpun mulai terdengar. Callista turun panggung. Setelah itu acara lanjut ke makan-makan.

"Eh, Lin. Keatap yuk sama gua."

Ryu berkata tiba-tiba, membuat Caroline bingung sekaligus takut.

"Em... Okay."

Mereka berdua berdiri diiringi batuk yang disengaja oleh IjoLumut (selain Caroline dan Ryu tentunya)

...

"Kita mau ngapain si Ryu?"

Tanya Caroline kepada Ryu. Mereka sudah ada diatap.

"Ada yang ingin gua bilang."

Jawab Ryu. Caroline-pun bertanya lagi,

"Apatu?"

"Sebenernya gua-"

Pintu atap dibuka dengan sangat hati-hati, namun masih terdengar oleh Ryu, membuat kata-kata Ryu terhenti sebentar. Dibalik pintu itu muncul Adrian.

"Sebenernya apa Yu?"

Pada saat itu Ryu melihat Adrian mengarahkan pistol ke Caroline, membuat reflek Ryu langsung berkata,

"Lin awas!"

Caroline yang terlalu terkejut tak bergerak, membuat Ryu mendorong Caroline kesamping. Alhasil yang terkena tembakan malah Ryu. Caroline yang melihat hal langsung menghampiri Ryu. Air mata berurai dipipinya saat melihat baju Ryu basah karena darah.

Adrian yang melihat kalau dia salah sasaran langsung pergi dari atap.

"TOLONGGGG! HIKS TOLONGGG! RYU BANGUNNNN! BANGUN RYU HIKS!"

Caroline berteriak dan kedengaran sampai lantai bawah. IjoLumut yang mendengar hal itu berpikir untuk menghampiri Caroline keatas.

Dan saat membuka pintu atap, mereka terkaget melihat apa yang ada didepan mereka.

Ryu terkapar di lantai dengan darah mencuat keluar dari bajunya, ditemani Caroline yang sedang menangis disebelahnya. Dan yang lebih menakutkan, darahnya sudah mengalir di lantai.

IjoLumut buru-buru menghampiri Caroline dan Ryu.

"ASTAGA! KENAPA INI?!?!"

Tanya Yemima yang hanya dibalas tangisan oleh Caroline.

"PANGGIL AMBULAN! CEPAT PANGGIL AMBULAN! RYU KAMU YANG KUAT YA!"

Kata Justin membuat Angel buru-buru bangun dan men-dial ambulan. Tak lama ambulan pun datang dan membawa Ryu beserta anak IjoLumut.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang