6

24 6 0
                                    

Sesampainya di rumah sakit mereka berlima langsung ke ruangan Ryu. Mereka membuka pintu ruangan Ryu dan melihat Ryu yang menyambut mereka di ranjang rumah sakit sambil tersenyum.

"Hai Ryu apa kabar?"

Yemima bertanya yang dijawab oleh Ryu,

"Baik kok."

"Ryu, lu jangan stress-stress kata dokter"

Viriya berkata yang dijawab 'iya' oleh Ryu.

"Yeyy besok Ryu udah boleh pulang yeyyy."

Kata Celline bersemangat.

"Benarkah?"

Ryu bertanya yang dijawab anggukan oleh Yemima.

"Baik sekali ya orang yang mendonorkan jantungnya ke gua."

Ryu berkata yang membuat semua terdiam. Mereka belum memberitahu kalau yang mendonorkan jantungnya ke Ryu adalah Justin, takut Ryu kepikiran dan stress.

"Kok kalian diam?"

Ryu bertanya.

"Enggak kok."

Kata Caroline yang dijawab gumaman oleh Ryu.

"Gua benci Justin."

Ryu berkata tiba-tiba membuat IjoLumut terkaget.

"Kenapa kamu benci Justin?"

Tanya Yemima yang membuat Ryu mendengus kesal.

"Lihat aja, dia ga datang jenguk gua."

"Jangan gituuu, mungkin dia sibuk."

Jawab Celline.

"Hmm okay, btw siapa yang mendonorkan jantungnya ke aku?"

"Dia adalah orang yang sangat luar biasa dan baik."

Jawab Caroline yang sudah disuruh kalau Ryu bertanya demikian.

Keesokan harinya...

Ryu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Sesampainya di rumah, Ryu sangat senang melihat keluarganya kembali.

"Ryu selamat datang kembali ke rumahmu."

Sambu mama Ryu dan dibalas 'Iya ma' oleh Ryu.

3 hari berlalu, IjoLumut datang ke rumah Ryu. Sesampainya didepan rumah Ryu, mereka mengetuk pintu dan berkata,

"Syalom Ryuuu, ini IjoLumut."

"Iyaa.. Tunggu sebentar."

Kata Ryu dari dalam rumah. Ryu membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

"Wahhh, Ryu apa kabar?"

Caroline bertanya yang dijawab Ryu,

"Baik kok."

"Ehem ehem."

Terdengar batuk yang di sengaja oleh Viriya. Ryu melirik Viriya dan berkata,

"Napa lu?"

"Enggakkk."

Jawab Viriya.

"Yaudah, yuk masuk."

Mereka melangkahkan kaki ke ruang tamu. Terlihat ada mama dan papanya Ryu sedang duduk di sofa.

"Om, Tante."

Mereka (kecuali Ryu) berkata yang dijawab senyuman dan anggukan oleh mama dan papa Ryu.

"Yuk ke atas."

Kata Ryu kepada mereka. Merekapun naik tangga ke kamar Ryu. Sesampainya mereka dikamar Ryu, mereka duduk melingkar di lantai. Ryu berkata,

"Bentar ya, gua ambilin lu pada minum dulu."

"Ih, gausah repot-repot kali."

Celline berkata yang hanya dijawab Ryu 'gapapa kali'

Sesudah ambil air dan memberikannya kepada sahabat-sahabatnya Ryu duduk lagi. Yemimapun bertanya,

"Ryu, kok lu pas diatap bisa ketembak sih?"

"Jadi gini, kan waktu itu gua mau menyatakan cinta gua ke Caroline-"

Perkataan Ryu terpotong oleh 'ehemmmm' dari Viriya dan Angel. Ryupun bertanya,

"Napa lu pada? Airnya kurang?"

"Kagak kok."

Jawab Viriya dan Angel serempak.

"Yaudah lanjut Yu."

Potong Yemima. Ryu melanjutkan ceritanya.

"Jadi pas disitu gua lihat Caroline bakal ditembak sama Adrian. Udah gitu gua ngelindungin dia, jadi gua yang kena tembakan Adrian. Jadi gitu ceritanya."

Kata Ryu yang dibalas 'oh...' oleh Yemima. Ryu melihag kiri kanan dan menyadari Justin tidak datang ke rumahnya.

"Gais, Justin kemana sih? Kok dia gak ikut lu pada ke rumah gua? Kemarin-marin juga dia ga jenguk gua dirumah sakit."

"Ya dia ga ikut lah, Justin kan udah meninggal, dia kan donorin jantungnya ke lu."

Jawab Celline yang membuat Ryu kaget dan berkata,

"Ha? S-Serius?"

"Cellineeeee, kenapa lu bilang???"

Yemima mencubit Celline dan berkata dengan gemas.

"Eh? Gw keceplosan."

Jawab Celline. Ryu melanjutkan bicaranya,

"Jadi pendonor jantung itu Justin? Kenapa lu pada rahasiain ini dari gua, hah? Kenapa?"

IjoLumut hanya terdiam melihat Ryu mulai marah. Ryu melanjutkan,

"Gua gamau tau, pokoknya gua mau ke kuburan dia sekarang."

"Yaudah, kita kesana sekarang."

Kata Yemima dengan pasrah.

...

Sesampainya di kuburan Ryu menangis kejar dan dia tidak menyangka kalo Justin sebaik itu sama dia.

"Yaoloh Tin... Lu kok bisa sih ngorbanin hidup lu demi gua? Gua ga nyangka jantung yang sekarang berdetak didalam badan gua tuh jantung lu..."

Caroline menghampiri Ryu dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Udah Yu, jangan nangis. Justin udah tenang disana."

Ryu menatap Caroline dengan aburam karena air mata.

"Di-Dia udah gaada buat selamanya Lin..."

"Ada kok."

Caroline menunjuk dada Ryu.

"Dia akan selalu ada disitu, di hati lu dan hati kita semua. Jadi jangan nangis lagi. Justin gasuka loh liat lu nangisin dia. Dia ikhlas kok ngasih jantung dia ke lu."

Ryu hanya mengangguk dan melihat keatas.

"Makasih ya Tin, buat kesempatan hidup yang lu berikan buat gua. Gua janji gaakan ngelupain lu."

Selesai berkata begitu, mereka berenam keluar dari area pemakaman tersebut.

                        ~TAMAT~


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang