5

16 5 1
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Ryu langsung dibawa ke ruang UGD.

"Dok, tolong teman saya dok."

Kata Justin, masih tak bisa berhenti menangis. Sama seperti anak IjoLumut lainnya yang melihat Ryu dibawa ke ruang UGD.

"Iya nak, saya akan menolong temanmu semaksimal mungkin."

"Ryuuuu..."

Teriak Justin masih menangis.

"Jangan nangis Tin. Kata dokternya kan dia bakal berusaha semaksimal mungkin buat nolongin Ryu."

Caroline berkata, membuat Justin meredam tangisannya.

...

Sudah 1 jam berlalu sejak Ryu dibawa ke ruang UGD. 1 jam terlama dalam hidup IjoLumut, 1 jam penuh ketakutan dan kesedihan.

Tiba-tiba dokter keluar dari ruang UGD, membuat IjoLumut langsung berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan Ryu, dok?"

Tanya Justin dengan panik. Dokter itu diam sebentar, kemudian berkata,

"Peluru yang mengenainya tepat di jantung membuat jantungnya mengalami malfungsi. Jantungnya tak bisa memompa darah dengan baik lagi. Maka dari itu harus ada yang mendonorkan jantung kepadanya. Kalau tidak dia akan meninggal."

"Ambil jantung saya dok."

Kata Justin, membuat IjoLumut menatapnya dengan ngeri.

"Jangan Justin!"

Viriya berkata. Justin menengok kepada Viriya dan anak IjoLumut lainnya dan berkata,

"Gapapa asalkan Ryu bisa hidup lagi."

"Ya tapi jangan gitu juga lah Tin, kitakan mau persahabatan kita lengkap sampai akhir hayat kita nanti."

Yemima berkata diiringi anggukan oleh anak IjoLumut lainnya.

"Kalau kita biarin Ryu apakah Ryu akan hidup? Enggak kan?"

Mereka terdiam mendengar perkataan Justin.

"Tapikan kita bisa nunggu pendonor jantung yang bersedia Tin... Gausah lu lah yang donorin jantung ke Ryu."

Bujuk Celline kepada Justin agar dia tidak mendonorkan jantungnya.

"Terus kita tunggu gitu? Tunggu sampai kapan? Keburu Ryu-nya gaada nanti."

Kata Justin yang membuat IjoLumut terdiam lagi.

"Ya tapikan-"

Omongan Celline terhenti saat dokter datang dan berkata,

"Yang tadi siap untuk mendonorkan jantungnya silahkan ikut saya."

"Teman-teman ingat pesan ku ini ya, selalu kompak dalam persahabatan kalian. Semoga kalian selalu diberkati Tuhan."

Justin berkata tepat sebelum dia masuk ke ruang operasi.

IjoLumut hanya bisa pasrah dengan keputusan Justin yang keras kepala itu.

...

2 jam berlalu, dokter keluar dari ruang operasi dan berkata,

"Selamat ya, operasinya berjalan lancar. Pendonor jantung sudah mendonorkan jantungnya ke pasien."

"Jadi Justin masih hidup dok? Apa gimana?"

Tanya Celline yang membuat mereka semua terdiam.

"Begini nak, kalau pendonor sudah memberikan jantungnya, otomatis pendonor tidak punya jantung dong. Jadi..."

Dokter menghentikan ucapannya saat Celline mengeluarkan air mata.

"Makasih ya dok."

Kata Yemima kepada dokter itu.

"Iya sama-sama dan ingat temanmu itu butuh istirahat dan jangan bikin dia terlalu stress."

"Ok dok."

Kata Yemima dengan lemas.

"JUSTIN!!!!!"

Teriak Celline sambil menangis.

...

2 hari berlalu dan Justin sudah dimakamkan. IjoLumut kecuali Ryu sedang ada didepan makam Justin.

"Gak kerasa ya persahabatan kita ini sudah 3 tahun dan kita udah ditinggal oleh Justin."

Kata Angel yang dibalas oleh Celline dengan berkata,

"Iyanih... Gua juga sedih kehilangan salah satu sahabat kita yang ayan, gokil, lucu, kepedean tingkat tinggi, dan yang sangat baik."

Mereka terdiam sebentar sebelum akhirnya Yemima berkata,

"Yaudah, yuk sekarang kita ke rumah sakit liat Ryu."

Mereka mengangguk dan pergi dari makam Justin.

...

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang