HH: Sour Candy

1.5K 145 169
                                    

linbrave and K_Aditya
Proudly Present

HH: Sour Candy

Warn!
Perhatikan perpindahan waktunya

•°•

15 Februari 2020

Berhenti di pipir jalan untuk mampir di salah satu minimarket. Mengambil beberapa kaleng soda untuk dia minum kemudian salah satunya. Ada perasaan ringan ketika dua tungkainya melangkah keluar dari minimarket tersebut. Seukir senyum lantas tersungging begitu saja.

Rasanya sudah lama sekali tak kembali, menghirup udara kota tempat dia dilahirkan. Bandung diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum, begitu katanya. Kembali kemari membawanya mengenang masa-masa sekolah dahulu, menjadi alasan mengapa dirinya bisa di posisi sekarang.

Banyak sekali hal yang telah berubah selama dia merantau, akan tetapi dalam ingatannya Bandung akan tetap seperti itu. Udara yang tidak terlalu panas, belum lagi bahasa yang tak asing di telinganya.

"KPBP Pangalengan."

Alka menoleh, mendapati mamang-mamang menggenjot roda berwarna hijau muda. Roda susu setempat yang sangat-sangat menjadi favoritnya dari kecil. Mau tak mau Alka menghentikan laju si mamang agar bisa meminum susu favoritnya.

Semenjak merantau dan sibuk melatih, Alka tak memiliki banyak waktu untuk pulang, setiap waktu bagai undakan tangga. Satu selesai, datang yang lain untuk lebih mematut diri lebih dari tahap sebelumnya. Seperti kenaikan pangkat, bedanya dia membawa nama Indonesia di dadanya.

Apalagi sekembalinya dia kali ini memang bukan karena keinginannya, ataupun dinasnya, ataupun orang lain. Meskipun Indonesia masih dalam keadaan baik, lomba-lomba internasional yang akan di adakan turut diundur dengan mementingkan protokol kesehatan yang baru-baru ini menyebar dan menjadi acuan di mana-mana.

"Lah, naha si Aa di dieu?"
(Loh, kenapa Aa di sini?)

Lalu, bukannya di sambut dengan baik, sang Ibunda tercinta memasang wajah penuh tanya. Pasalnya dia pun tak berjanji akan pulang dengan segera. Janjinya akhir tahun baru bisa pulang. Wajar saja Ibunda bertanya-tanya.

Alka yang sedang leha-leha di ruang tamu karena tadi pas dia pulang tidak ada orang langsung bangkit dan menyalami sang bunda. Meskipun wajah macam orang bar-bar tapi kalau sudah berhadapan dengan bunda jadi kucing manis.

Profesi boleh jadi pelatih Taekwondo untuk Kejuaraan Nasional maupun Internasional, tapi tetap menjunjung surga di telapak kaki ibu.

"Pulang lah, Bun."

"Nya Ibun ge apal Aa pulang, ngan, naha da ieu teh ncan Desember, masih Februari, kalender Aa sugan mah nyengsol apa kumaha?"
(Iya Ibun juga tau Aa pulang, cuman, kenapa kan sekarang belum Desember, masih Februari, kalender Aa miring apa gimana?)

"Henteu Bun, apan lomba-lomba ayeuna di alalundur."
(Engga Bun, kan lomba-lomba sekarang pada di undur)

"Naha, kunaon?"
(Kenapa?)

"Eta apanan aya virus tea, ah ketang Ibun mah moal apal da nontonna sinetron lauk hibeur."
(Itu kan ada virus, ah Ibun nggak akan tau kan nontonnya sinetron ikan terbang)

Sang Bunda menggeplak lengan atas anaknya yang tinggi ampun-ampunan. Membuat Alka meringis, Ibun kalau sudah geplak-geplak memang bikin sakit.

"Bun, ihh nyeuri, geplak-geplak."
(Bun, ih sakit, geplak-geplak)

Halo! Hello!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang