HH: Kucing Ganteng

469 71 30
                                    

Bluerosie97 and linbrave

Proudly present

HH: Kucing Ganteng

-0o0-

Warning: SELALU perhatikan perpindahan waktu

-0o0-

2020


"Kucing gue." Trey dan Alka praktis terbahak-bahak mendengar jawaban Lio bahkan Alka sampai memuncratkan susu strawberry hingga memberikan tanda pada layar laptopnya. Memang mulut Lio ini suka asal jeplak macam lamtur.

"Kucing maksudnya si Remi?" tanya Genta, sebagai anak bawang dalam pertemanan yang selalu menjunjung motto 'Nistakan kawanan sendiri sebelum mereka menistakanmu' Genta cukup sadar bahwa satu-satunya di lingkar pertemanan mereka yang disebut kucing hanyalah Remi, itupun si Mak Lampir yang menjulukinya.

Genta tak banyak bertanya saat itu, kenapa Lio memanggil manusia yang tampak seperti blasteran surga itu bisa dipanggil kucing. Awalnya si kecil itu berpikir bahwa mungkin saja Remi suka molor seperti kucing, tapi semakin mengenal tabiat dari masing-masing yang lebih sering berkunjung ke pulau kapuk adalah Rayi dan Trey. Jadi, jelas itu bukan karena masalah intensitas Remi bobo tampan.

"Emang ada kucing lain di sini?" sarkas Lio, gadis ini kadang memang perlu dirukiyah mulutnya.

"Ada, kucing gue." Alka dengan banyolannya mengundang desisan dari Lio sementara Trey kembali tertawa, sepertinya dia adalah salah satu jenis manusia receh padahal di dompetnya lebih banyak uang dollar dibandingkan uang rupiah, ya sudahlah mungkin efek kemasukan angin dari luar negeri.

"Tapi, kalo itu Remi kayaknya nggak cocok deh, Remi nggak selucu kucing." Rayi memang jarang berbicara, tapi kadang sekalinya mulutnya itu terbuka, kalau nggak buat kaget, kesel ya ngakak seperti sekarang. Apalagi si Trey dia bahkan sudah tak terlihat lagi di monitor, tapi mereka tahu Trey masih berada di sana berkat tawa menggelegar layaknya kaum antagonis yang menertawakan tokoh protagonis yang masuk got.

"Rayi juancok! Perut gue sakit gara-gara ketawa cok!" Oke mungkin bukan hanya Lio yang perlu rukiyah mulut, Trey sepertinya lebih membutuhkannya.

"Puas banget ya kalian ngetawain gue." Trey praktis menelan sisa tawanya setelah sang bahan pembicaraan mulai membuka mulut, percayalah kawan jika Remi sudah memberikan ekspresi senyum seperti itu kalian harus cepat-cepat meminta maaf atau semuanya bakal game over.

"Sorry, Rem." ucap Trey.

"Heh, heh Kucing jangan galak-galak kasian cak pilot." sela Lio takut saja jika kawan mereka yang tercinta itu mulai berulah.

"Gue nggak ngapa-ngapain."

"Senyuman lo tuh creepy tau nggak?" Alka menimpali dan dibenarkan Lio dengan anggukan ringan dari kepalanya.

"Haduh gue nggak ngerti sama arah pembicaraan kalian." Genta kembali protes karena merasa paling tak tahu apapun padahal Rayi yang tak tahu apa-apa juga diam saja. Maklum biasanya anak kecil memang lebih sering merasa kepo.

"Lo masih di bawah umur nggak boleh tahu," ledek Alka dengan mimik wajah mengejek dilanjutkan meminum susu strawberry-nya yang entah mengapa seolah tak pernah habis.

"Alah umur selisih beberapa bulan aja sok tua lo. Udah ceritain aja kenapa sih? Ingat dilarang menyimpan rahasia sesama Sour Candy!"

"Aku baru tahu ada peraturan itu." celetuk Rayi yang sangat yakin tak ada peraturan aneh seperti itu sebelumnya.

Halo! Hello!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang