6. Friend from the Village & Closer to You

951 167 29
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.


Setiap sabtu pagi, biasanya Yola akan rajin ke tempat ayahnya bekerja untuk mengantarkan beberapa bahan. Seperti hari ini, dia sudah siap dengan bungkusan yang akan ia bawa dan pergi untuk menemui ayahnya.

“Oh! Lihat siapa yang datang!” ucap Vaska yang tinggal di tempat ayahnya bekerja. Vaska adalah anak dari teman kerja ayahnya yang memang membantu usaha anggur milik keluarga Dmitry. Yola dan Vaska sudah berteman dari kecil sehingga tidak heran lagi jika Vaska tiba-tiba datang dan memeluknya dengan erat.

“Apa kabar Vaska?” tanya Yola sambil tersenyum. Dia masuk ke dalam toko dan menemui ayahnya yang berada di ruang penyimpanan.

“Baik, dan semakin baik saat―ASTAGA! KENAPA KAKIMU?” tanya Vaska heboh saat matanya tidak sengaja melihat lilitan perban di kaki Yola.

“Tidak apa-apa, hanya terjatuh di hutan,” ucap Yola sambil mengibaskan tangannya tanda itu hanyalah hal sepele. Vaska yang melihatnya hanya menghela napas dan melipat tangan di dada.

“Kau masih suka bermain di hutan itu? padahal kau sudah besar, kenapa tidak berhenti dan cari pekerjaan lain.”

“Pekerjaanku itu menjaga alam tau!”

“Ya, ya, ya. Impian bodohmu dari dulu, ingin jadi penyelamat hutan,” cibir Vaska yang mendapat pukulan dari Yola.

Pagi itu mereka habiskan dengan bercerita banyak hal. Sampai siang hari tiba dan Yola berpamitan untuk pulang. Meski ia sudah ditawari untung makan siang di kediaman Dmitry, ia tetap ingin pulang karena ada hal lain yang perlu ia kerjakan.

***

Setelah selesai membantu pekerjaan ibunya, Yola pamit kembali untuk pergi keluar. Sang ibu tidak pernah melarang karena sedari kecil gadis itu senang sekali berpetualang. Tempat tinggal mereka yang menyatu dengan alam sangat mendukung hobi gadis itu menjelajah ke setiap tempat yang belum ia pijaki. Belum lagi sebuah fakta bahwa ayahnya adalah seorang tukang kayu terkenal di kota yang sering keluar masuk hutan.

Namun harinya yang cerah terasa berbeda kali ini. Di tengah perjalanannya menuju hutan tempat serigala-serigala kecilnya bermain, ia kembali bertemu dengan lelaki pucat yang membantunya tempo hari.

“Oh?”

“Hai, Kita bertemu lagi.”

“Y-ya, tuan.”

Rylan mengerutkan alisnya mendengar panggilan formal yang gadis itu ucapkan. Seingatnya tempo hari gadis ini tidak sekaku itu.

“Kenapa jadi begitu formal?” tanya Rylan sambil melipat tangannya di depan tangan. Yola sendiri hanya tersenyum gugup.

Hari itu, setelah ia tersadar di dalam gua dan makan makanan lezat yang dibuat oleh lelaki itu, ia diantar pulang. Meski hanya sebatas sampai hutan di belakang rumahnya. Ibunya terlihat khawatir karena ia tidak pulang namun Yola menjelaskan keadaannya dengan sedikit mengarang tentang menjemput serigala-serigalanya. Meskipun ia tidak menutupi fakta jika ia ditolong oleh orang asing dan berakhir sang ibu menceramahinya tentang jangan terlalu percaya dengan orang asing, ia aman hari itu.

Sebelum tidur ia terus memikirkan betapa tidak sopan dirinya tentang orang asing tersebut. Ia tidak tau berasal dari mana, apa derajatnya, berapa umurnya dan ia telah berbicara begitu santai kemarin. Oleh karena itu ia menjadi lebih berhati-hati.

The White Touch • Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang