05. Pemaksa

6 4 0
                                    

                        Keceriaanmu         
           membuat aku merasakan
        hal yang tidak aku mengerti
                                        -Aditya Dava M-

"Lo pulang bareng gue!!". Ucap seseorang atau lebih tepatnya memaksa. Setelah dilihatnya keadaan kelas mulai sepi. Hanya sahabat Dava, Tania dan beberapa siswa yang piket kelas.

Sedangkan yang diajak bicara menoleh kekanan kekiri belakang depan memastikan dia tidak salah tanggap."Lo bicara sama gue?". tanya Tania menunjuk dirinya sendiri pada Dava yang kini berdiri disamping
mejanya.

"Gak sama tembok". Ujar Dava memutar bola matanya malas. Jika bukan karena suruhan mamanya dia tidak akan mau berurusan dengan cewek menyebalkan didepannya ini. Sayangnya Dava tidak akan pernah bisa membantah ucapan Mona.

"Ohh gue kira sama gue". Jawab Tania tenang dan kembali merapikan mejanya.

ni cewek pura-pura ga ngerti apa tolol ya?
btin Dava greget

"Ya sama lo ya bego." Ujar Dava masih dengan raut datar walau sebenarnya ia capek menanggapi cewek dihadapannya.

"WHATTT!!!." bukan kali ini bukan suara Tania melainkan Aini yang demi naruto nikah sama dora tidak yakin bahwa ucapan Dava itu benar adanya.

"Sssttt!!! kuping gue sakit denger lo teriak mulu". Aini hanya cengengesan mendengar protesan Rania.

"Iya Dav lo nggak salah mau pulang bareng Tania?. Tanya Danu heran. Pasalnya Dava dan Tania tidak pernah akur apalagi sampai pulang bareng benar-benar mustahil.

"Wahhh ternyata pesona Kebo sudah mengalahkan ego seorang pangeran kodok. Wihhhh hebat-hebat." Ucap Rendi lebay seraya bertepuk tangan seolah ia takjub akan sesuatu.

"Sembarangan ya lo ngatain gue kebo dasar kutu badak". Protes Tania tidak terima sedangkan yang lainnya tertawa kecuali Dava.

"Ck lama". Tanpa persetujuan Dava menarik Tania saat sudah memakai tas kearah parkiran.

"Guysss tolongin gue!!. Gue mau diculikk. Ihhh lepasinnn" Tania terus saja berteriak meminta tolong seakan dirinya orang yang teraniyaya.

"Woiii ngapain lo berdua diem aja. emang kagak mau nyusul tu-".

"Oh iyaa Aii sii nia diculik. Ayoo kejarr". Ujar Rania yang sudah tersadar dari lamunanya dan bergegas mengejar Tania dan Dava disusul Danu dan Randi.

"Ihh lepasih gak atau gue teriak ni". Tania terus saja memukul-mukul tangan Dava mencoba mengancam.

"Gak".

"TOLONGGGG TANIA MAU DICU-  Emmemm". Suara toa Tania membuat gengaman Dava terlepas berganti membekap mulut Tania.

"Bisa diem ngakk!!". Pekik Dava tertahan mencoba bersabar. Memang sejak awal Dava sudah menduga kalau Tania gak bakalan mau diajak pulang apalagi musuh bebuyutannya sendiri.

"Emm emmn". Tania mencoba memberontak.

"Gue cuma disuruh mama. Sepeda lo kan dirumah gue." jelas Dava

"Woiii pangeran kodok lepasin putri kebo". Ucapan Randi membuat Dava dan Tania menoleh masih dengan tangan dava membekap mulut Tania.

"Lepasin temen gue curutt". Ujar Rania menarik Tania menjauh dari Dava.

"Putri kebo nggak papa?".Tanya Randi sok khawatir sambil memegang bahu Tania.

"Bacot lo". Ucap Tania menepis tangan Randi dengan kasar.

"Wihh selo dong".

"Ya udah yuk pulang". Ajak Tania pada Dava. Tanpa membuang waktu lagi Dava dan Tania sudah berada diatas sepeda motor sport Dava.

Just TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang