03. Hari sial

7 4 0
                                    

                Tak ada alasan untukku
          merasa malu akan pekerjaan
                          mulia Ibuku
                                               -TaniaAB-

Disinilah Tania Rani dan Aini dikelas Ips 2. Mereka sedang membereskan peralatan sekolah untuk bersiap-siap pulang.

"Nia Lo ikut kita nggak?". Tanya Aini yang sudah lebih dulu siap.

"Kemana?". jawab Tania namun matanya masih fokos membereskan alat tulis.

"Ya jalan-jalan aja".

"Iya kita mau pergi ke mall". Aini menjajarkan langkah kakinya dsebelah Tania yang berjalan menuju parkiran.

"Sorry ya gue nggak bisa soalnya gue harus bantu nyokap nganterin kue". Ujar Tania nggak enak karena nolak ajakan sahabatnya.

"Ooo nggak papa santai aja kali". jawab Aini yang memaklumi sahabat satunya ini. Karena dari dulu Tania memang sepulang dari sekolah membantu nyokapnya ditoko.

Meskipun Tania berasal dari keluarga yang ga kaya-kaya amat alias standart. Tapi hal itu tidak bisa membuat tali persahabatan  mereka putus cuma gara-gara miskin atau enggaknya. Karena persahabatan mereka tidak berdasarkan materi tapi didasari oleh rasa kepercayaan dan juga rasa tulus.

Tapi gara-gara kerendahan hati seorang Tania yang tidak malu memakai sepeda tiap pergi ke sekolah dan dia mau membantu nyokapnya bekerja. Meskipun terkadang ia digunjing oleh siswa maupun siswi yang suka berfoya-foya dengan harta orang tuanya. Hal itu yang membuat persahabatan mereka semakin kuat. Dan juga karena sikap Tania yang apa adanya and pecicilannya. Mungkin?

"Ya udah kalo gitu kita duluan ya". ujar Rani saat sudah masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Dadahh Taniaa". Aini melambaikan tangannya dan juga dibalas oleh Tania.

                                 ***

Mengayuh sepeda berwarna pink dengan tas yang dataruh dikeranjang depannya serta mendengarkan lagu melalui earpond ditelinganya, membuat hati Tania menjadi tenang.

Kenyamanan inilah yang sangat disukai oleh Tania. Menghilangkan rasa penatnya sejenak dari kejamnya dunia yang fana ini.

Dalam waktu 45 menit Tania sudah sampai dirumah sederhana namun juga asri. Rumah dengan cat berwarna putih.

Setelah memakirkan sepedahnya Tania berjalan memasuki rumah.

"Assalammualaikum". Ucapnya dengan semangat 45. Namun seperti biasa rumahnya kosong. 'Mungkin Ibu masih ada di toko dan Kak Kania masih ada kuliah' itulah yang ada dipikiran Tania.

Saat ia sedang menuju dapur untuk mengambil minum tanpa sengaja Tania menemukan secarik kertas bertuliskan. "Nak setelah pulang sekolah kamu pergi ke toko ya bantuin Umi. Tapi sebelum itu kamu mandi terus makan dulu. I love you princess"

Tania menyunggingkan senyum kecil melihat surat dari Umi tercintanya. Tak membuang waktu lagi Tania segera naik kelantai dua menuju kekamarnya. untuk melakukan ritual mandinya.

Tiga puluh menit Tania sudah siap dengan kaos berwarna pink dan celana jeans . Rambutnya ia kuncir kuda menyisakan poni yang menutupi sebagian dahinya. Tania memakai tas punggung bermerek jansport sedangkan untuk alas kaki? tania hanya menggunakan sandal jepit.

Tapi jangan lihat dari penampilan saja. walau sangat sederhana Tania terlihat lebih cantik apalagi saat ia tersenyum menampilkan lesung pipi yang membuat ia terlihat lebih manis.

Tania mengayun sepedah meninggalkan perkarangan rumahnya menuju toko kue milik uminya. Jaraknya  tidak jauh dari rumahnya.

Sesampainya ditoko ia langsung menemui Uminya.
"Umiii". Pekiknya senang dan memeluk Umi dari belakang.

Just TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang