{3}°𝙻𝙸𝙰𝚁 [✔]

°cìnq°

Happy reading

Apa terjebak dalam lingkar cinta lebih menakutkan dibanding terjebak dalam lingkar dendam?

- Hwang Hyunjin -

-----------------------------------------------------------------
________________Starting_________________

"YUNJIN!! KEMARI KAU!!" teriak seseorang. Yunjin yang baru saja menyelesaikan tugasnya, langsung menghampiri si empu.

"Ada apa?" Tanya nya cuek. Melihatnya saja sudah membuat yunjin naik darah, apa lagi berbicara padanya.

"Mana sopan santun mu! Memang dasar anak kurang ajar!" Hujatnya di depan yunjin.

"CEPAT KATAKAN! AKU MUAK MELIHATMU! MINHYUN!!" Teriak yunjin tak kalah besar.

Ya, bisa dibilang keluarganya hancur berantakan.

Ibundanya yang pergi meninggalkan rumah, ayahnya yang selalu menganggap dirinya sebagai benalu, lalu dirinya yang hanya tumbuh dengan harta.

Ibundanya, Bona, pergi meninggalkan kediamannya. Apalagi penyebabnya jika bukan karena ayahnya yang bejat? Sehingga membuat dirinya pergi meninggalkannya seumur hidupnya.

Istrinya saja yang mencintainya sejak lama sudah tak tahan, apa lagi dirinya yang bahkan tidak dicintai kehadirannya?

Ingin rasanya yunjin kabur dari rumah, namun apa daya, ayahnya selalu menemukan titik keberadaannya.

"Kita akan makan malam, bersiap-siaplah! Karna kita akan memulai semua opera ini" ucapnya yang diselingi seringai.

"Gila!" Gumam yunjin lalu meninggalkan sang ayah yang masih menyeringai di ruang keluarga.

"Sudah siap?" Tanya sang ayah yang masih tersenyum ria dengan isi kepalanya. "Cepat, aku banyak urusan!" Ucap yunjin ketus.

Sang supir segera menancapkan gasnya.

Osteria Francescana

Restoran terkenal yang hanya dapat dikunjungi oleh orang-orang ternama.

"Jangan kau buat pertemuan ini gagal, karna peluang dari awal ini sangat lah besar!" Jelas minhyun. Yunjin hanya menulikan pendengarannya. Sudah muak ia dengan kebejatan sang ayah.

"Kita harus terlihat harmonis, jangan sampai media curiga!" Tekannya. Yunjin hanya diam, malas menanggapi.

Kata-kata itu selalu menjadi kalimat yang bisa saja yunjin jadikan motto hidupnya. Tidak bisakah hidupnya benar-benar harmonis? Bukan hanya permainan media belaka?