Jian, gadis itu membulatkan matanya sempurna dan mengerjapkan matanya. Badannya penuh dengan peluh dingin, juga raut wajahnya seperti ketakutan.
Gadia bersurai coklat kehitaman itu mengedarkan pandangannya. Ia tidak berada di rumahnya dan bau musk yang khas ini menyiratkan ia berada di kamar sang kekasih - Seongwoo.
Ia tak ingat apa pun dan bagaimana caranya bisa berada di rumah baru keluarganya Seongwoo. Seingatnya, ia pingsan di kantor dan tiba-tiba berjalan di dunia yang hanya memiliki kegelapan penuh dengan makhluk-makhluk menakutkan.
"Jian, lo udah bangun?"
Seseorang tiba-tiba menghampirinya. Dia adalah Minhyun, kembaran sang kekasih - Seongwoo.
"Seyun dimana?" tanyanya pada Minhyun. Nada bicaranya seolah menuntut dan sorot matanya menyiratkan sesuatu yang seolah Jian takuti.
"Seyun lagi tidur di kamarnya. Tadi dia pingsan bareng lo terus bangun sebentar, lanjut tidur deh," kata Minhyun.
Jian menghembuskan nafasnya kasar. Namun, ada sedikit kelegaan di dalam hatinya. Ya benar, ia sedang takut saat ini. Karena mimpi buruk yang baru dialami.
"By the way, lo baik-baik aja, kan? Mau gue panggilin Seongwoo?" tanya Minhyun.
"Gak usah," katanya datar. Gadis yang sama penakutnya dengan Seongwoo itu langsung menengadahkan kepalanya dan menatap Minhyun sebentar.
"Keluarga lo lagi kumpul semua? Ada yang harus gue ceritain," katanya.
Minhyun diam. Menatap kekasih sang kembaran. Ada yang aneh dari sorot matanya. Seperti ketakutan yang ia coba tutupi.
*****
"Sayang, udah bangun?"
Seongwoo yang sedang asyik melahap roti lapis buatan Daehwi langsung berhambur ke dalam pelukan Jian, ketika gadis itu menghampirinya di ruang keluarga.
Jian tersenyum, namun senyumannya terlihat lemah. Tak ada gairah hidup di dalamnya.
"Kak, mau makan?" tanya Daehwi sigap. Ia melihat bahwa sang calon kakak ipar sedang tidak baik-baik saja.
Jian menggelengkan kepalanya. "Tapi lo bisa bikinin gue teh hangat gak? Gue sedikit pusing," kata Jian.
Daehwi mengangguk. Bocah lelaki itu langsung kembali ke dapur untuk menyiapkan keinginan Jian. Tak hanya Jian, namun pesanan saudara-saudaranya yang lain.
"Kamu pusing?" tanya Seongwoo khawatir. "Kak, tolong cek Jian deh. Katanya pusing. Takutnya kenapa-napa," kata Seongwoo seraya menoleh ke arah Jisung yang ada di sampingnya.
"Ah, oke oke. Ben-"
"Gak usah, kak. Ini pusing biasa kok kalau udah pingsan suka gini. Lagian ada hal lebih penting dari pusingnya gue," kata Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The House: Hide and Never Seek! (Wanna One)
FanfictionTentang 13 anggota keluarga yang baru saja pindah ke sebuah rumah baru peninggalan sang nenek. Berawal dari menemukan sebuah jam tangan usang di rumah baru. Jam aneh yang membuat mereka tiba-tiba bisa kembali ke masa lalu dan bertemu dengan orang-or...