05 | Sebuah Firasat

84 10 0
                                    

Hari ini, hari minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, hari minggu. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lebih  memilih untuk menghabiskan waktu di rumah, Daniel memilih untuk bermain-main dengan wanita-wanita yang hanya dipermainkannya. Seperti sebuah kebiasaan.

Hari ini Daniel berjanji menghabiskan akhir pekan dengan gadis bernama Eunji, adik tingkatnya ketika kuliah. Mereka sudah lama dekat, namun Daniel enggan meresmikan hubungannya dengan gadis cantik itu.

Untuk Daniel, Saerin menjadi satu-satunya yang selalu memenangkan hatinya. Saerin selalu sabar dengan kelakuan Daniel.

"Ah iya jam tangan itu... kenapa perasaan gue gak enak, ya?" gumam Daniel. Ia tiba-tiba teringat jam tangan yang diributkan keluarganya kemarin.

"Bodo ah. Netral aja deh gue mah," katanya seraya mengunyah permen jeli kesukaannya.

Daniel kemudian mengedarkan pandangannya untuk mencari Eunji. Mereka sudah berjanji untuk bertemu di dekat Sungai Han, namun sudah setengah jam gadis itu tak kunjung datang.

"Kemana sih elah kebiasaan banget telat. Dasar cewek," oceh Daniel.

"Nunggu  siapa, nih?"

Daniel tersentak saat mendengar suara itu. Ia kemudian berbalik dan menemukan Saerin tersenyum sinis kepadanya, lalu menatap Daniel jengah.

Daniel terkekeh kecil, layaknya seorang anak kecil yang ketahuan makan permen di malam hari oleh ibunya.

"Ketahuan lagi deh," kata Daniel dengan wajah tak tahu malu.

"Mulai sekarang Eunji gak bakal nemuin lo lagi! Udah gue usir jadi ceweknya lo!" tukas Saerin. Meskipun selalu sabar menghadapi Daniel, ada kalanya dia cemburu dan marah kepadanya.

Daniel langsung memeluk Saerin. Namun Saerin langsung menepisnya dengan sekuat tenaga.

"Galak amat sih pacar gue," Daniel merajuk.

Saerin hanya menatapnya sinis, tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Tapi kok lo tahu sih gue ada disini janjian sama Eunji?" tanya Daniel.

"Apa sih yang  Saerin gak tahu tentang Daniel? Gue sampe hafal nama semua cewek lo," tukas  Saerin.

Daniel tersenyum. Ia kemudian merangkul Serin. "Jangan marah ya. Kita jalan-jalan aja karena lo ada di sini," kata Daniel.

"Gak mau!" tukas Saerin. Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi gadis yang sedang merajuk.

Daniel yang melihatnya langsung memasang wajah bingung. Ia tidak pernah  melihat Saerin seperti ini selama hampir enam tahun berpacaran dengannya.

"Lo kenapa?" tanya Daniel.

"Lo baik-baik aja, kan?" tanya Saerin.

Daniel mengangguk. "Emang kenapa? Kok lo aneh sih tiba-tiba nanya gitu. Biasanya nanya besok mau jalan sama siapa," kata Daniel.

The House: Hide and Never Seek! (Wanna One)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang