Prolog.

306 22 16
                                    

Andra Fams. Sebut saja itu adalah nama dari keluarga ini. Keluarga dari seorang Andrano Bachtera Anggara. Dengan marga 'Anggara' yang mengikuti jejak ayahnya itu.

.
.
.
.

Mentari baru saja muncul dari ujung timur yang menandakan hari masih begitu pagi. Hangatnya bisa dirasakan begitu jelas didalam rumah ini.

   "BUNAAAAAAA!" Kevin, Kevin Dhyaksa Anggara. Pemuda itu berteriak dari depan pintu kamarnya yang ada dilantai atas.

   "Iya kenapa Kev?" wanita yang dipanggil Buna itu pun menjawab. Ia sedang berada dimeja makan untuk menyiapkan hidangan yang ia masak tadi.

Beberapa anak sudah ada dimeja makan. Mereka sudah menunggu waktunya sarapan. Bukan disiplin, hanya saja mereka sedang memakan beberapa makanan yang sudah dimasak bunanya itu. Sebut saja mereka ingin dapat jatah lebih:v

   "SENDAL LIMITED EDITICION PUNYA KEVIN ILANG!" gerutu pemuda bernama Kevin itu sambil menuruni tangga dan menghampiri Bunanya.

   "Ilang? Masih pagi astagfirullah udah ada-ada aja," oceh sang Buna. Ferlin namanya, Ferlin Axellio Anggara. Dikeluarga ini selalu aja ada masalah, dan untungnya dia sangat sabar menghadapi tingkah anak-anaknya itu. Untung, kalau tidak depresi mungkin:v

   "Ini pasti Rys Ryz yang nyuri," tuduhnya.

   "Ini adalah salah satu contoh fitnahan dajjal, jangan ditiru ya adik-adik," Darel, Darel Daniel Kenzie Saputra Anggara, panjang bet btw namanya:v. Anak sulung itu ikut menyambung percakapan dengan mengejek adiknya yang main tuduh itu.

   "Mana ada Ryz ngambil sendal unlimitednya abang Kev," gelak seorang perempuan yang dipanggil Ryz itu. Charyzta Lyvania Anggara, si kembar bungsu yang usil dan menjadi tuduhan semua orang jika ada sesuatu.

   "Limited, Unlimited mah kuota," ucap Clarys membenarkan sang kembaran dengan wajah datarnya. Clarysta Lovelyna Anggara, kembaran Charyz yang akrab disapa Rys.

Si kembar Charyz dan Clarys baru saja keluar dari lift. Kamar mereka ada dilantai 3. Mereka mendengar percakapan yang singkat dimeja makan itu. Apalagi jika tersebut namanya:v

   "Terus siapa dong yang curi?" tanya Kevin.

   "Gatau, di Ryz cuma ada yang sebelah kanan,"

   "Di Rys ada yang kiri doang. Berarti sebelah di Rys, sebelah lagi di Ryz," jelas Rys.

Ferlin hanya menatap datar kedua anak kembarnya itu. Sungguh goblok sekalehhh. Lelah hayati menghadapi kegoblokan ini. Batinnya alay:v

   "Balikin," pinta Kevin.

   "Udah dijual buat beli permen. Lumayan tuh harganya," sela Ryz.

   "Ada aposehhhhhh ini. Ribut banget, gak tau apa Appa tuh sedang merajut mimpi," celoteh Andra, Andrano Bachtera Anggara yang menjadi kepala keluarga disini. Dengan keadaan khas orang baru tidur, ia datang dari kamarnya yang ada dilantai bawah dekat dengan meja makan.

Semua yang ada disana menatap sang Appa dengan tatapan datar. Entahlah, tapi kesal saja melihat keadaan Appanya itu. Kucel, kumel, bau dan tiba-tiba datang kayak iis dahlia.

   "Kalian semua mandi dulu. Satu orang belum mandi, GABOLEH MAKAN SEMUAA!" marah sang Buna.

Semua orang disana langsut lari ke kamarnya masing-masing untuk mandi dan merias diri. Mereka jelas takut jika sang Buna sudah naik roller coaster, eh, naik darah:v

.
.
.
.

Detik telah berganti menit, menit berganti pada jam, namun jam belum cukup untuk berganti hari. Siang hari, suasana terik dan anak-anak sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

   "Permisi Tuan, Nyonya, ada paket," tutur seorang satpam yang bekerja disana.

   "Atas nama siapa?" tanya Andra.

Mereka sedang berkumpul diruang keluarga. Ada yang main ps, nonton tv, main hp, ngemil, dan segalanya lah.

   "Atas nama Nona Claretta," jawab Satpam tersebut.

   "Saya? Dari siapa ya?" saut perempuan bernama Retta itu. Ia bingung karena seingatnya ia tidak pesan apapun.

   "Tidak tahu Non, saat saya tanya dari siapa kurirnya langsung pergi gitu aja," jelas Pak Toni, satpam tersebut.

Toni memberikan paket itu pada Claretta lalu pamit untuk kembali ke pos satpam. Paket itu memang terlihat misterius.

   "Awas eon, siapa tau itu terror nanti serem," ingat Berlin pada Eonnie nya.

   "Mana ada yang mau nerror Retta Eonnie. Jangankan manusia, setan aja takut sama Retta Eonnie," ejek Charyz. Dimanapun, kapanpun, tetap saja ia tak bisa serius. Maklum, mulutnya ember pecah.

   "Jangan-jangan ..." ucap Clarys sengaja digantung.

Retta tak perduli dengan omongan adiknya si kembar itu. Dia hanya menatap malas dan berusaha membuka paket itu. Dan ...

Bersambung ...

Kalau suka, silahkan tinggalkan jejak like. Biar ada semangat lanjutin. Tunggu lanjutannya yaw:3

Andra FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang