"Oh, jadi gitu toh." Andra mengangguk mengerti. Setelah beberapa lama, Alexis menceritakan apa yang terjadi dilorong pintu.
Andra tertawa geli melihat putrinya yang kini mulai membesar.
"Anak appa udah gede, udah gede. Udah gede anak siapa, anak siapa, anak siapa. Hayoo anak appa yang udh gedeee." Andra menyanyi asal dengan nada yang benar-benar aneh.
Clarys yang dimaksud langsung canggung. Apa pula bapak-bapak satu ini.
"Appa udah tua, udah tua makin tuaa. Udah tua appa siapa, appa siapa, appa siapa?" ledek balik Charyz yang melihat appanya menjahili kakak kembarnya.
Semua yang ada disana terbahak-bahak. Memang, hanya ryz lah yang menuruni bakat nista dari appanya.
"Apose. Orang appa masih kinclong gni."
"Kek spion mobil yang dilap mang Toni jhahahaha." Grace tertawa garing.
Ferlin memutar balikkan matanya. Gak ada akhlak banget, ada tamu malah saling nistain.
***
"La la la~ Ryz sayang sekaliiii, bang Apin jeeelek~" gadis mungil ryz itu bernyanyi dengan nada doraemon yg liriknya ia ganti seenaknya.
"Apa banget, bang apin ganteng gini kok." jawab Alvin sambil menyombongkan diri.
"Ryz kok sayangnya cuma sama Alvin? Bang Darel? Bang Alvan? Bang Kevin?" tanya Ferlin.
Charyz tersenyum lebar. Membuat matanya menyipit, namun membuatnya terlihat lucu.
"Iii bunaa, ryz sayang semuanaaa. Cuma, bang Apin doang yang jelek. Sisana maa ganteng, cantikkk." Alvin memutar bola matanya malas.
Hari-hari berikutnya di Andra Fams. Dengan kegiatan yang aneh setiap manusianya, canda tawa masih ada dirumah ini.
"Clarys mana ya?"
Retta baru saja keluar kamar. Memasuki ruang keluarga dimana ada beberapa anggota keluarga sedang bencengkrama satu sama lain.
"Appa jual buat beli rumah baru," jawab Andra. Ferlin langsung menatap suaminya tajam.
"Halo, Polisi." Alexis nenaruh hpnya ditelinga, bertingkah seolah-olah sedang menelepon seseorang.
"Cari barang bukti!" seru Kevin dengan nada datarnya pada Alvan yg sedang duduk santai disamping Alvin.
"Lo nyuruh gua? Jual pasar gelap nih," jawab Alvan.
"Siapa?" tanya Darel menyaut tiba-tiba.
"Si Kevin bang. Nyuruh-nyuruh, mana pake nada datar kek ice bear."
"Oke, uangnya bagi dua sama gua," ucap Darel sambil menaik turunkan alisnya. Kevin hanya memasang muka datar khasnya. Sedangkan Alvin, dia hanya cengo tak tau apapun. Seperti, orang gila.
"Retta tadi dateng sambil nyalain kamera, tadinya mau vlog. Jadi barang bukti ada di Retta," jelas Retta.
"Buna, harta warisan seutuhnya jatuh pada Ryz sebagai anak terakhir," seru Ryz dengan mata berbinar.
"Oke Ryz, kita bagi dua," jawab Ferlin.
"Appa, Ale udah dapet pengacara. Appa siapin pengacara juga buat pembelaan diri," jelas Ale pada Andra dengan senyum bisnisnya.
"STOP! STOP STOP HEH!" Andra memijat pelipisnya yang mulai pusing. Semua Anggara yang ada disana terdiam. Kaget tentunya.
"GILA KALI APPA JUAL RYS. MANA MAIN TELPON POLISI, BARANG BUKTI, SAMPE BAGI HARTA WARISAN." Semua yang ada disana menyengir kuda. Seakan tak ada apa-apa, memang tiada akhlak.
Andra yang mulai naik darah memilih untuk meninggalkan ruang ramu rumahnya itu. Sungguh, pening sekali.
"Jadi, Rys dimana?" tanya Retta lagi.
"Rys tadi sama Grace eonnie pergi ke taman." Ryz dengan polosnya menjawab.
"KENAPA GAK BILANG DARITADI BAMBANG?!" gas semua yang ada disana. Appa udah marah, baru ryz jawab dengan normal.
"Ehehehe." Dengan wajah konyolnya, ia tertawa.
Bersambung...
Hai! Maaf dikit yaaa, lagi gada bahan nih buat dijadiin cerita wkwk.
jangan lupa tinggalkan jejak like+coment ya! Lov u!
KAMU SEDANG MEMBACA
Andra Fams
RandomApa jadinya jika fams roleplayer ditulis menjadi lebih nyata? (.Baca keseruannya, hebohnya dan seluruh dramanya-!) [N] Ini bukan haluan dan bukan kenyataan. Tokoh yang diambil daru Nickname roleplayer dan kejadian didalam ketikan. Antara haluan dan...