Lorong Pintu.

98 11 13
                                    

Suasana rumah ini sepi. Siang hari berikutnya dengan suasana terik yang tak begitu menyengat. Andra Fams dengan kegiatan para Anggotanya masing-masing.

Rumah ini masih sunyi untuk sebentar. Ketenangan yang amat susah didapatkan dirumah besar ini. Saat semua sibuk sampai satu bunyi yang mengumpulkan mereka semua.

*Ting tong ...

Semua anggota keluarga yang terdapat jiwa kepo didalamnya keluar. Alexis berlari kecil menuju ujung rumah ini. Dibukanya pintu besar itu dengan tangan milik Ale.

"Permisi, apa benar ini rumah Clarysta Lovelyna Anggara?" tanya seorang lelaki. Bisa dibilang lelaki itu tampan.

"Ya. Saya kakak dari Clarys, Alexis," kenal Ale.

"Senang bertemu denganmu, Noona," ramah pemuda itu dengan senyum manisnya.

Anggota keluarga lainnya semakin penasaran dengan pemuda itu.

"Iya, dengan siapa ya?" tanya Alexis tanpa basa basi.

Pemuda itu membungkukkan badannya 90°. Tersenyum manis dan siap untuk memperkenalkan diri.

"Kenalkan kakak ipar, saya ..." ucap pemuda itu terpotong karena melihat gerombolan Andra Fams yng mengintipnya. Ia hanya melemparkan senyum ramah yang membuat matanya menyipit.

"Kakak ipar?" gumam Alexis sambil menyernyitkan dahinya.

"YOOO YOOOW WASSAP BROOO," teriak seorang pemuda yang baru sampai dipintu rumah Andra.

Dua orang pemuda itu menyapa dengan kebobrokan khas mereka. Dengan koper yang dibawa satpam dibelakang mereka. Alexis melongo tak percaya melihat kehadiran mereka.

"Apa liat-liat? Sampe melotot kek gitu. Nanti keluar matanya lho," seru salah satu diantara mereka. Alexis menarik bibirnya dan membentuk senyuman khasnya.

"Bang apan apin?" gumam ryz yang sedari tadi memperhatikan peristiwa didepan pintu dengan eonnie-eonnienya.

Si kembar rys ryz berlari dengan riangnya menghampiri abangnya itu.

"BANG APAN APINNNNNNNNNN!" seru ryz dengan teriakan khasnya.

Dua gadis itu memeluk manja abangnya. Dengan kerinduan yang amat dalam.ea jiji.g

"Masih hidup bang? Kirain udah ngga," canda Clarys. Memang durhakim.

"Mau abangnya yang ganteng ini mateq?" tanya Alvin alay. Clarys melemparkan cengiran kudanya.

Ini Alvan dan Alvin. Anak kembar lelaki yang lahir setelah Darel. Bilang saja mereka anak kedua dan ketiga. Bedanya satu tahun, eh, satu jam. Lama banget soalnya Alvin lagi ngambek sama Alvan. Jadi waktu Alvan keluar, Alvin gamau keluar wkwk.

"Bang Alvan Alvin dah pulang dari London?" tanya Grace sambil berjalan santay menghampiri mereka. Retta yang ditinggal sendiri mengikuti Grace tak jauh dibelakangnya.

"Iya, Buna sama Appa mana?" tanya Alvan.

"Lagi tidur mungkin. Coba aja liat dikamarnya," sahut Retta.

"Betewe betewe bete bete we betewe," oceh Ale gaje.

"Ini anak ditinggal sebulan dah stress ae," ledek Alvan.

"Berisik, gua tampar lu ya," ucap Alvin pada ocehan gaje Alexis.

Ryz dan Rys tertawa dengan ledekan dua abang kembarnya itu. Sungguh bangga mempunyai abang yang sama julidnya dengan mereka. Alexis memutar bola matanya malas. Baru pulang dah nistain adiknya, dasar.

"Kenapa le?" tanya Grace dengan kenormalan yang luar biasa langka.

"Itu, dia siapa anjir. Gara-gara bang apan apin dia jadi dianggurin," tanya Alexis sambil menunjuk pria yang sedari tadi hanya diam sambil menyaksikan kegoblokan Andra Fams.

Ya, lelaki yang datang ditengah kesunyian dan menyebut Alexis ipar. Apakah dia? ...

"Oiya si anjir, lah lu hidup tong? Gua kira patung comberan yang baru dibeli Appa," canda Alvin sambil memperhatikan seluruh yang ada dibadan pria asing itu.

"Patung Pancoran, mana ada patung comberan. Mau diliat siapa? Tikus?" sahut Alvan dengan malas.

Semua yang ada disana memperhatikan setiap lekukan tubuh pria itu. Dari rambut hingga kaki. Bahkan mereka menghitung berapa banyak bulu mata yang ia punya.

"Ja-jangan pada liatinnya gitu dong. Ka-kasian pacarna ry-rys," ucap rys kaku dan terbata-bata.

"HAH?! PACAR RYS?!" semua orang yang ada disana teriak secara bersamaan, melongo dan melotot tak percaya, kecuali rys dan orang yang disebut pacarnya itu.

"ANJAY GAIS ADEK GUE DAH GEDE," teriak alvan sambil mengacak-ngacak rambut rys.

"Anjiran makin kesaing aja gua," oceh Grace.

"JHAHAHA GRACE EONNIE JADI JOMBLO LUMUTAN," ledek ryz sambil tertawa terbahak-bahak.

"Gua tampar lo ya, berisik," nyinyir Grace.

"Ada juga lo gua tampar kalau berani nampar ade gue," sahut Alvin. Grace hanya menatap malas.

"Anjir, cakep juga cemiwiwnya si Rys," gumam Retta sambil menatap pria itu didepan mukanya persis. Plis, Retta gada adab.g

"Ngeliatinnya gitu banget," komen Ale.

Andra baru saja bangun dari tidurnya, keluar dari kamarnya yang berada dilantai 1. Melirik lorong pintunya yang penuh dengan keributan. Menghampiri dengan ocehan khas dia.

"YOOOO MORNING EPERIBADI," sapa Andra pada anak-anaknya.

"Morning Appaa," sapa mereka.

"Kenapa ini?" tanyanya dengan kening menyernyit.

"Btw, dah pulang, Van, Vin?" tanyanya lagi kepada Alvan dan Alvin.

"Ah, iya Pa," jawab Alvan Alvin serentak.

Alvan dan Alvin menyalami appanya itu. Meskipun mereka bobrok ga ketolong, ya masih ada lah alimnya dikit. Dikit banget.g

"Ada apa ini? Kok rame dilorong pintu gini?" Andra mengulang kebali pertanyaannya itu.

"Jadi gini Pa..."

Bersambung

gimana? makin gaje yak? maklum authornya masih labil hehe.
Jangan lupa tinggalkan jejak, like and coment.
Tunggu terus update-an dari Andra Fams.
Love you dari kami-!♡

Andra FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang