Pindah

3.9K 826 116
                                    

Sudah tiga hari, tapi tak ada kabar dari sekolah Hyungseok. Nyonya Park benar-benar geram. Ia bahkan sudah menghubungi sekolah Hyungseok, tapi tidak ada respon. Seolah mereka tidak peduli sama sekali.

"Hahh.." Nyonya Park menghela napasnya gusar. Terlalu kesal dengan hal ini. Tapi ia tak punya banyak waktu untuk bersantai, ia harus bekerja. Dan sekarang ia sedang sendiri di rumah, karena Hyungseok bersikeras untuk bekerja paruh waktu di sekitar rumah.





































"Mwo?"

Nona Oh, wali kelas Hyungseok, menghela napas. "Aku tak bisa berbuat banyak, Nyonya."

"Tapi, kenapa?"

Lagi, wali kelas Hyungseok itu menghela napasnya. "Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang berpengaruh di daerah ini, juga di sekolah ini," jelas Nona Oh. "Aku tidak bisa melakukan apapun." Ia meletakkan berkas yang tadi dipegangnya. Ia memijit pangkal hidungnya. "Memberi hukuman juga percuma, mereka tak akan kapok."

"Apa yang harus kulakukan?"

"Maaf, sepertinya tidak ada yang bisa Anda lakukan. Percuma. Mereka menggunakan kekuasaan dan uang untuk mengendalikan orang lain. Melaporkan ke pihak berwajib juga percuma, mereka akan menyuap kepala polisi setempat agar menutup kasusnya dengan cepat, yang tentu saja menguntungkan bagi mereka dan merugikan Anda."

Wajah Nyonya Park menyiratkan kecewa.

"Aku tak bisa membantumu meski aku mau. Jika aku bersikeras menyelesaikan ini, bukan hanya aku yang terkena imbasnya, tetapi keluarga Nyonya, para guru di sekolah ini, dan juga sekolah ini. Aku benar-benar minta maaf."

Helaan napas keluar dari mulut Nyonya Park, lagi.

"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu dan memaksakan tentang hal ini lagi. Tapi, tolong bantu aku mencari sekolah baru untuk Hyungseok."










"A-apa?"

"Kau akan pindah sekolah. Semester depan kau akan ke Seoul."

"Mama bercanda, kan? Bagaimana.. Bagaimana dengan biayanya?" tanya Hyungseok mencondongkan tubuhnya ke Mamanya yang sedang melipat pakaian.

"Kau pikir Mamamu ini tak punya uang simpanan? Kau tenang saja, ya.. Nilaimu kan, bagus, mungkin saja akan mendapat keringanan dibiaya sekolahmu."

"Tapi, maksudku, kenapa harus di Seoul? Bukankah itu sangat jauh? Dan aku akan jauh dari Mama."

"Kau tidak ingin jauh dari Mama?"

"Bukan begitu..." Hyungseok menghela napasnya. "Aku tak apa. Tapi Mama bagaimana? Mama akan sendirian," kata Hyungseok lagi.

Nyonya Park menghentikan kegiatannya. "Sekarang Mama ingin tanya, kau ingin sekolah dengan tenang tanpa perundungan atau tidak? Kau bisa jauh dari Mama, tidak?"

"Ya, dan... Ya," jawab Hyungseok pelan.

"Ya sudah kalau begitu. Baguslah. Untung saja kau mau, kalau tidak, sayang sekali uang yang sudah Mama bayarkan ke sekolahmu." Nyonya Park tersenyum.

Mata Hyungseok melebar. "Hah?"






























































Hari ini Hyungseok mulai mengemas barang-barangnya. Tidak banyak, hanya ada satu tas jinjing berisi pakaian dan satu tas ransel berisi perlengkapan sekolah. Hyungseok juga membeli ponsel, sebenarnya dia juga terpaksa. Dia juga berpikir, jika tak ada ponsel, bagaimana cara menghubungi Mamanya? Ponsel itu dibeli dengan sebagian uang tabungan Hyungseok, dan tentu saja Hyungseok mengotot untuk menggunakan uangnya.

You | Lookism Fanfic [JayNiel] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang