Surat Terbuka

19 3 0
                                    

*surat ini ditemukan didalam laci milik Radian di kamar kecilnya di Jakarta. Juga surat ini ditemukan juga diatas meja kerja Daneen Bella.

Surat terbuka.

Ku tulis surat ini karena aku telah berhasil lari sejauh-jauhnya juga berhasil kembali ke titik awal dan menjadi Biru yang baru tanpa merubah seorang Radian yang senang meratapi masa lalu.

Paragraf awal hingga usai.

Terimakasih "lari" kau telah hadir. Memberiku banyak arti, teman, pekerjaan, juga jodoh. Kau menanyakan kabarku? Aku baik-baik saja. Saat ini aku pindah kembali ke Jakarta. Ada rumah kecil yang paling nyaman untuk ku. Aku telah putus kontrak dengan penerbitku di Surabaya. Bukan karena Mikaela, bukan sebab itu. Disana terlalu ribet. Hahah. Kabar Bella? Aku tak tahu sampai saat ini. Jujur saja, aku dulu teramat sangat ingin memilikinya. Namun, tuhan tahu rencana buruk ku. "Ingin memilikinya sepenuhnya." Tuhan langsung mematahkan rencana ku. Hingga aku mengerti, dalam memiliki tak diperbolehkan memiliki seutuhnya. Cukup separuh lalu saling mengisi. Bukan mendominasi. Aku gagal memiliki Daneen Bella. Kembali lagi, tuhan menyelamatkan ku. Kinan hadir, kini ia menjadi istri ku. Kami tinggal Di Jakarta. Hidup kami aman damai sentosa. Bagaimana malam pertamanya? Canggung sekali diawal, seperti melihat Kanya berulang kali. Tapi, aku kuatkan diri. Dia Kinan istriku. Malam itu, malam ku dan dia saja. Aku tak bisa ceritakan kepada kalian betapa dahsyatnya badai yang berlangsung malam itu di kamar kami. Kau akan merasakannya, dengan pasangan halal mu.

Terimakasih ku ucapkan kepada perempuan-perempuan baik yang pernah singgah di hidupku. Dan yang selalu singgah di kepala dan hatiku. Baik yang awalnya baik, pura-pura baik, terlalu baik, selalu baik, bahkan berakhir tak baik.

Benar kata pak tua yang membawa gagang sapu, konon ia bapak dari seorang Daneen Bella sebelum usahanya bangkit lagi. "Kita ini siklus bukan sebagai sirkus." Aku yang dahulu diperbudak ego, memutuskan lari bukan mencari solusi. Namun apadaya, jika sebuah lari membuahkan sebuah solusi. Memang bukan solusi, namun asalkan hati menjadi tenang. Semuanya akan baik-baik saja.

Semua pernah dirundung masalah, resah, kecewa, nelangsa, dan sanak famili nya itu. Tenang, Tuhan mensertakan jawaban dan pelajaran atas semuanya. Bagaimana aku menyelasikan masalah? Dengan lari. Ia juga cara menyelasikan masalah bukan. Semua punya cara tersendiri untuk menyelasikan masalahnya. Menulis, bercerita, mendengarkan musik, berkarya, berpikir, lari. Sebuah bagian dari cara semesta membuat kita tenang. Ada yang senang menulis dengan buku pribadi, media sosial, tembok, dan lainnya. Mungkin beberapa dari mereka ingin mendapat banyak bentuk pikiran, agar terbuka wawasannya.

Doa selalu ku panjatkan kepada Mikaela, Fara, Bella agar mereka baik-baik saja. Dengar kabar Fara sedang hamil. Dan kabar terakhir, Mikaela baru saja melahirkan seorang putri, ia akan cantik seperti mama nya. Tenang aku akan segera menyusul mereka, doakan!

Biru.

Surat terbuka; ucapan terimakasih; dari diriku untuk diriku

Surat ini ku tulis pada hari terakhir aku bekerja Di Impressa, Dan ku tulis surat ini karena aku ingin berterimakasih kepada semua. Yang telah lelah datang menghampiri seorang jilmaan dandelion yang patah.

Dari mulai yang hampir selesai,

Betapa sulitnya belajar menerima. Menerima masalah, berdamai, mencari solusi. Nahas, semua terlalu rumit untuk diselesaikan. Hingga aku memutuskan lari yang katanya cara untuk menyelesaikan masalah. Rupanya kalimat itu kurang tepat. Benar, tapi belum sempurna. Yang lebih tepat adalah, lari adalah proses kita berdamai dengan diri serta memberi waktu untuk mencari solusi. Aku akhirnya mengerti bahwa aku ngga bisa merubah sikap papah. Namun aku bisa merubah sikap ku terhadap papah. Sehingga aku bisa menerima jika makian itu keluar lagi. Dan ketika aku gemar menggambar, aku mulai melupakan semua masalah. Walau sesaat. Setidaknya aku bisa menerima, bukan kalah. Sedikit patah tak apa bukan? Setelah aku berdamai dengan egoku. Aku mulai menerima, hingga aku berani memutuskan untuk berdamai dengan papah yang aku sendiri tak tahu apakah beliau sudah lebih baik atau belum.

Dua tahun yang cukup melelahkan, menenangkan, juga menyadarkan aku atas sebuah realita sekaligus penerimaan sebuah hidup. Betapa sulitnya menerima diri sendiri yang terkadang tak kontras dengan lingkunganku. Aku begitu terpenjara, orang bilang aku hidup leluasa. Dua tahun yang membuat aku percaya bahwa masih banyak orang baik yang peduli dengan seorang yang patah. Mereka menyapa, menanyakan kabar, menjawab pertanyaan ku, dan memberi kehangatan. Diantaranya begitu membuat ku jatuh hati, sial. Krisna lelaki yang memberiku banyak waktu, hingga aku sendiri melupakan serta tak mensyukuri begitu banyak dedikasinya untuk hidupku, perasaanku, dan hati ku. Radian lelaki yang misterius. Entah begaimana, Krisna bisa memberikan surat kepada Radian saat meminta maaf kepadaku. Kata Krisna, papah datang lewat mimpinya lalu menyuruhnya untuk mencari Radian. Ah, begitu memusingkan. Radian unik dengan kamera analog miliknya. Beruntungnya aku, ada dua gambar dalam rollnya. Pertama, gambarku sendiri dengan segala macam resah juga patah yang datang menghampiri. Kedua, gambar ku tengah mesra curhat dengannya. Haha. Semoga tak ada wanita lain yang bersarang di galeri foto miliknya.

Dari Krisna, aku belajar bagaimana kinerja waktu berputar. Ia terus berputar tak berubah kaidahnya. Ia mengajarkanku, bahwa kita harus terus percaya. Mungkin Krisna tak sepandai berkata macam Radian. Namun, ia begitu rapih dengan hoodienya, celana Rucas, dan sepatu canvas. Ia lelaki yang pendiam, namun kerap menangis setiap malam. Oh ya bagaimana isi suratnya? Ini dia:

Teruntuk Daneen Bella,

Aku tahu saat kau membaca ini kau sedang dirundung bahagia serta nelangsa. Ya, aku yang menulis surat ini. Aku sudah kebingungan mencari mu Bella. Aku minta maaf. Aku belum sempat bilang kepadamu kalau minggu-minggu ini aku sangat sibuk. Bahkan terkadang aku hanya makan pagi serta malam pada pukul tiga. Aku melakukan ini demi pernikahan kita nanti. Aku tengah mengumpulkan pundi-pundi uang untuk pernikahan kita. Kau jangan risau, aku akan menjaga hati ini selalu, untukmu. Papahmu datang lewat mimpi. Ia menyuruhku menulis surat dan mengirimkannya kepada seorang pria bernama Radian Alfa Biru. Kelihatannya dia dekat denganmu Bell. Bella. Maafkan aku. ILYA.

Dari seorang yang amat mencintaimu,

Krisna.

Dari Radian? Aku terlalu banyak mengambil pelajaran darinya. Mungkin surat ini tak akan cukup. Saking banyaknya, mungkin aku juga turut mengambil rasa padanya. Haha. Tenang, aku bukan playgirl. Konon, ia kini tengah menjalin hubungan dengan penggemarnya. Tapi sampai saat ini aku tak tahu kabar mengenainya.

Kini aku akan tinggal di Bekasi bersama Krisna, sudah satu minggu kami berumah tangga.

Radian maaf, kita hanya dapat menjadi kisah yang pisah. Namamu abadi dalam naskah. Juga dalam relung kepalaku. Maaf bukan hatiku.

Daneen Bella.

Dalam siklus, ada kecup serta cukup

Kita ingin kecup, sampai kita lupa bahwa tuhan berkehendak cukup

Dari dua belah pihak yang mengalah dan berserah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang