hari ini Deon sedang lembur. Jadi Ayra pulang sendiri. Ayra menunggu kehadiran angkutan umum yang lewat Ayra tidak berani mengambil resiko untuk berjalan ke jalan Tirtayasa. Sekolah sudah sepi. Ayra berdiri di samping gerbang sekolah.
Dan tiba-tiba ada dua motor yang menghampiri Ayra. Lelaki yang mengendarai motor tersebut membuka helm nya dan satu dari mereka menghampirinya.
"Hay" sapanya Ayra mencoba untuk mengabaikan nya dan menutupi rasa ketakutannya.
Lelaki itu masih mendekat menghampiri Ayra dan Ayra pun semakin risih.
"Jangan jual mahal dong!"
Ayra langsung menatap lelaki itu "apasih kenal juga engga!" Ketus Ayra.
"Ayo lah, ikut kita aja ke club gimana? janji deh nanti gue anter pulang" ternyata dia adalah Garet dan teman temannya
"Jangan kurang ajar deh lo!" Lelaki itu pun berusaha menyentuh rambut Ayra lalu Ayra menepis nya.
Ia berniat untuk kabur. Tetapi, Garet langsung menghalangnya. Lelaki itu menarik tubuh Ayra dan mendorongnya hingga ke tembok sekolah.
Jarak Ayra dan Garet hanya beberapa centi saja. Jika Ayra bergerak hal lain akan terjadi. Garet mendekatkan wajahnya nya ke telinga Ayra.
"Ada hubungan apa lo sama Faza?" Bisiknya.
"Gue ga ada hubungan apa apa sama dia!" Jawab Ayra.
"Lo cewenyaa?"
"Gue... Gue bukan siapa siapanya?!" Kini Ayra ketakutan yang menjalar ke tubuh nya.
"Lo akan menjadi umpan buat ngehabisin Faza di hadapan lo!" Garet tersenyum sinis.
Terdapat seseorang berjalan dari arah jalan Tirtayasa. Orang itu memakai jaket bomber. Orang itu berlari kecil menuju Ayra. Dia adalah Faza
"Woii?!!" Ucapnya lalu menarik tubuh Garet dan menghajar nya.
"Lo apain Ayra?!!" Ucap Faza pada Garet
"Gue!? Gue akan buat dia hidup jadi ga tenang" ucap sinis Garet
"Bangsatt?!!!"
Dan taklama kemudian Garet pergi bersama teman teman nya. Faza menatap Ayra yang ketakutan dengan tubuh yang lemas
"Lo gapapa?" Tanya Faza yang membantu untuk berdiri.
"Gue mau pulang permisi" ucap Ayra yang mencoba untuk berjalan. Tetapi, Faza langsung menghalangnya.
"Jam segini mana ada angkot, ayo ikut gue! Gue anterin" ucap Faza pada Ayra. "Ga ada penolakan"
##
Ayra sedang duduk di kursi meja belajarnya. Di depannya terdapat banyak buku yang berserakan. Karna niat nya memang ingin belajar. Tapi, Ayra tidak fokus karena pikirannya sekarang ucapan Baron.
Bagaimana mungkin dia bisa jadi umpan anak Morenza menghabiskan faza, dia saja baru kenal beberapa bulan ini. Apa lagi di sangkut pautkan dengan Faza?
Ada sisi takut yang Ayra rasakan. Karena Ayra benar benar ingin jauh dari orang orang yang seperti Faza. Ayra mempunyai trauma tersendiri.
Ayra resah malam ini hingga malam ini. Sampai sampai Ayra melamaun dan tidak mendengar ketukan pintu nya.
"Ayraaa?!!! Ayraa?!! Buka pintu nya dongg!!" Teriak Annsel dari luar.
"Ayraaa?!!! Ayraa zareenaaa" Teriaknya lagi sambil menggedor-gedor pintu nya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekertaris: Sekolah
Teen Fiction⚠️budayakan follow sebelum membaca⚠️ Upload setiap malam Minggu Faza Daffin Adriell si cowo cool, bertubuh kekar, cuek, dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengan nya. Dan tentang gadis bernama Ayra Zareena Maeva. Seorang gadis...